Sudah dua hari terakhir, chilly winter weather menyelimuti Melbourne. Pagi ini sebelum pukul 9 saya sudah keluar rumah, ada janji bertemu dengan Kevin (bukan nama sebenarnya) di salah satu kafé di kawasan Prahran. Kami menikmati sarapan sambil kongkow.

Kevin sedang dihadapkan dengan persimpangan jalan hidupnya, sudah bosan kerja dan ingin berbisnis. Saya bisa maklum karena sudah sering berjumpa dengan Kevin-Kevin yang lainnya. Di usia pertengahan 30 (juga 40), berkarir sudah lumayan lama. Adalah dua dari beberapa “syarat pencetus” mereka-mereka yang sedang di persimpangan jalan. What’s next? Mau ngapain lagi? Kerja sudah bosan atau sudah mentok, jadi ingin dagang atau melakukan hal lainnya.

Tak sedikit pula yang banting setir ke bidang lain. Selain menanyakan beberapa hal berkaitan dengan ba zi nya, Kevin mengeluh karena kurang modal untuk mulai bisnis. Dapat dimengerti, modal memang diperlukan untuk usaha. Walaupun saya bukan seorang pelaku pasar, tapi dari mendengarkan kisah dan curhat banyak pebisnis (mulai kelas pasar/mall hingga konglomerat), umumnya mereka-mereka yang berhasil malah bukan mengandalkan modal. Buat mereka, justru dengan adanya kesempatan yang dipakai buat menarik uang/modal. Jadi bukan ada modal baru ada kesempatan, tapi ada kesempatan baru uang datang.

Nah “filosofi” yang sering saya dengar dari para pengusaha sukses, saya getok tular kan ke Kevin. Mendengar itu ia sangat senang karena mengalami “Eureka moment.” Jadi makin mantaplah ia untuk go ahead dengan business plan-nya.

Memang kedengaran agak aneh, tapi bagi orang yang naluri dagangnya tajam, justru dengan mengandalkan kesempatan bisa mendatangkan uang.

Sementara bagi newbie, umumnya belum mulai bisnis sudah dipusingkan dengan urusan modal. Mereka tidak atau lupa melihat bahwa semua ilmu, keterampilan dan pengalaman, jaringan, informasi adalah modal yang bisa menciptakan kesempatan yang nantinya bisa mendatangkan keuntungan.

Suhana Lim
Certified Feng Shui Practitioner
www.suhanalimfengshui.com
0422 212 567 / suhanalim@gmail.com