Home BUSET NGELIPUT Akhir Bahagia Kisah Konsul Jenderal RI Ibu Spica Tutuhatunewa di Tanah Australia

Akhir Bahagia Kisah Konsul Jenderal RI Ibu Spica Tutuhatunewa di Tanah Australia

0
Akhir Bahagia Kisah Konsul Jenderal RI Ibu Spica Tutuhatunewa di Tanah Australia
Sebelum ke airport

Januari lalu seluruh warga negara Indonesia di Australia dengan berat hati harus melepaskan kepergian seorang sosok teman, rekan kerja, dan tentunya seorang pemimpin. Beliau yang tak pernah segan untuk senantiasa melayani, mengayomi, maupun mengempu setiap dari masyarakat Indonesia di setiap sudut dari tanah Australia ini – Spica Alfanya Tutuhatunewa.

Semua hati di Australia tak sanggup mempungkiri kegetiran yang merasuki acara perpisahan virtual pada malam hari itu. Ucapan-ucapan pamit dari begitu banyak wajah dan organisasi masyarakat terutama yang berlokasi di Tasmania dan Victoria tak hentinya mengisi kolom chat.

“Kepada Ibu Spica, terima kasih banyak sudah membantu warga Tasmania selama ini. Semoga semakin sukses ke depannya, selalu sehat dan bisa berjumpa kembali entah di Indonesia atau Australia. Saya sangat terkesan selama Ibu Spica menjadi Konjen di Melbourne, beliau sangat friendly sekali. Agak menyesal waktu di Hobart kemarin tidak tahu jika akan pulang. Tahu begitu kan pamitannya langsung hehe. Sekali lagi sukses buat Ibu Spica,” ujar Qurratu A’Yunin Rohmana yang jauh dari Tasmania hadir secara daring malam itu.

Marthin Nanere yang dikenal juga sebagai Decky dari Bendigo pun menyahut, “sejak pertemuan pertama di Bendigo Easter Festival tiga tahun lalu akhirnya kita harus berpisah sementara dan kawan-kawan di Bendigo semua sangat berterimakasih untuk kebaikan dan perhatian Ibu untuk kami di sini. Atas nama BAIK (Bendigo Australia Indonesia Klub) dan saya secara pribadi ingin menyampaikan sukses dan sehat selalu. Saya yakin bahwa kita akan bertemu kembali. Salam hormat dan Tuhan memberkati.”

Pada acara hari itu juga banyak pementasan-pementasan yang dipersembahkan oleh beragam komunitas Indonesia dipersembahkan dalam mengiringi kepulangan Ibu Konjen – pertunjukan gamelan oleh Gamelan Mugi Rahayu dari Bendigo, pertunjukkan tari oleh Sanggar Widya Luvtari dari Geelong, pertunjukkan tari oleh Sanggar Lestari dari Melbourne, dan musik lagu Gandong E oleh Marthin dari BAIK bersama Lia Pattiasina. Tidak hanya itu, penayangan begitu banyaknya video dari beraneka ragam kelompok masyarakat Indonesia di Australia seperti Maluku Basudara, Indonesian Muslim Community of Victoria, Ikawiria, Minang Saiyo, Paskibra KJRI Melbourne, Orkes Jawi Waton Muni hingga komunitas Facebook IndoMelbourne mewarnai pertemuan Zoom pada hari itu.

Konjen Spica dengan Tim Footy Indonesia Krakatoa

Di balik kepahitan acara perpisahan hari itu, Konsulat Jenderal RI menyambut tiga anggota staff baru ke dalam tim Melbourne mereka. KJRI Melbourne dengan senang mendatangkan Pak Ketut, Pak Asep, dan Bu Christi ke dalam lingkungan kerja mereka.

Ibu Spica di Creative Economy Forum 2019

Wajah-wajah staff Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne tidak kalah untuk turut bergantian memenuhi layar zoom meeting, masing-masing menyampaikan kesan dan pesan mereka akan Konjen Spica selama bekerja bersama beliau. Spica oleh setiap dari rekan-rekan kerja lamanya dipandang sebagai seorang wanita yang energetik, teliti, detail, gaul, pekerja keras, dan pastinya tangguh! Setiap anggota staff yang bekerja bersamanya sangat menghargai setiap detik yang mereka lalui bersama beliau dan setiap ilmu yang ia bagikan kepada mereka.

Perthalia Rosul selaku Wakil Konsul Pensosbud dan Wakil Konsul Protokol dan Kekonsuleran Alfons yang menggiring acara hari itu selaku pembawa acara juga menyampaikan momen-momen bersama Spica yang tak bisa mereka lupakan.

Alfons bercerita mengenai kenangannya bersama Konsul Jenderal ketika tengah berdinas di Hobart, Tasmania pada bulan Desember lalu. Ia bercerita bahwa ia sangat jauh lebih mengagumi dan menghormati beliau ketika menyaksikan beliau mengurus paspor-paspor warga Indonesia setempat dari jam enam pagi hingga jam 11 malam. Sedangkan bagi Pertha, ia merasa bahwa perjalanan dinas ke Indonesia bersama Konjen Spica dan Mayor Sally Capp tidak pernah dapat meninggalkan ingatannya. Ibu Konsulat Jenderal tak henti bekerja selama lima hari lima malam dan sesampainya di Melbourne ia langsung kembali bekerja lagi.

Konsul Ekonomi Muniroh, Lord Mayor Sally Capp, Ibu Konjen dan Konsul Protokuler dan Kekonsuleran Faisal

Inilah sebersit memori selama masa kepemimpinannya sebagai Konsul Jenderal Republik Indonesia yang tentunya akan membekas di hati setiap warga negara Indonesia di Australia. Dengan segenap hati setiap dari anggota tim di BUSET Magazine berterima kasih kepada Ibu Spica atas segala jerih payah beliau dalam memimpin dan menghimbau masyarakat Indonesia yang bertempat di Australia, serta membawa harum Bangsa dan Negara di negara asing.

Semoga perpisahan ini hanyalah untuk sementara dan kita bisa bertemu lagi di lain waktu. BUSET Magazine mendoakan perjalanan pulang yang aman juga lebih banyak keberuntungan di masa depan Anda.

bersama Tim Purnapaskibra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here