Home BUSET NGELIPUT Sihir Intan Paramaditha Lewat Apple and Knife

Sihir Intan Paramaditha Lewat Apple and Knife

0
Sihir Intan Paramaditha Lewat Apple and Knife

Bagi yang belum familiar dengan karya-karya Intan Paramaditha, kumpulan cerpennya (kumcer) yang berjudul Apple and Knife, yang diterjemahkan oleh Stephen J Epstein, baru saja diterbitkan oleh penerbit independen Australia, Brow Books, divisi majalah sastra The Lifted Brow. Sebanyak 11 cerpen yang termuat dalam antologi tersebut merupakan cerpen-cerpennya yang pernah termuat dalam kumcer Sihir Perempuan(2005) dan Kumpulan Budak Setan(2010) yang ia tulis bersama Eka Kurniawan dan Ugoran Prasad. Cerita-cerita Intan kental akan nuansa horor, mitologi dan suka merekonstruksi dongeng. Isu-isu yang diangkat juga berbau gender, seksualitas dan singgungan budaya urban.

Setelah diluncurkan di Sydney terlebih dulu, termasuk berpartisipasi dalam Sydney Writers Festival akhir April lalu, akhirnya Apple and Knife diperkenalkan secara resmi kepada publik Melbourne. Bertempat di Yasuko Hiraoka Myer Room, Sidney Myer Asia Center, University of Melbourne, Intan yang juga seorang dosen di Macquarie University, Sydney hadir menyapa penggemar dan pecinta buku. Di antara hujan deras yang mengguyur Melbourne, 10 Mei 2018 lalu, bersama Lily Yulianti Farid, berdua di atas panggung mereka mendiskusikan proses penerjemahan Apple and Knife.

Tak hanya itu, Lily Yulianti Farid juga menyenggol momentum peringatan 20 tahun reformasi dengan kebangkitan para penulis perempuan, termasuk di antaranya Ayu Utami yang menerbitkan kembali karya monumentalnya berjudul Saman, Leila S Chudori yang tahun ini melahirkan Laut Bercerita yang bercerita tentang mahasiswa korban 98, dan tentu saja sosok Intan Paramaditha. Karya Intan, menurut Lily, menjadi sangat penting karena lahir setelah tumbangnya Orde Baru dan dimulainya reformasi. Intan juga menyebutkan bahwa kehadiran penulis perempuan Indonesia saat ini juga menggembirakan, ada banyak kompleksitas perempuan yang tersentuh.

Intan Paramaditha

Intan Paramaditha juga berhak bergembira dan bangga, karena baru-baru ini penerbit Harvill Secker dari Penguin Random House UK, menawarkan kontrak untuk menerbitkan Apple and Knife di tahun 2019 dan novel Gentayangan atau The Wandering (yang kini juga sedang diterjemahkan oleh Stephen J Epstein) akan diterbitkan tahun 2020. Bagi yang sudah memegang buku Apple and Knife, selamat terhanyut dalam sihir bercerita khas Intan Paramaditha.

 

 

 

 

Apa Kata Mereka

 

Lily Yulianti Farid | penulis

Karya-karya penulis perempuan Indonesia sekarang terus memperkaya khazanah sastra kita dan berkontribusi memberi kita pemahaman yang lebih berwarna tentang kondisi masyarakat Indonesia. Dengan momentum 20 tahun reformasi, Intan dengan Apple and Knifeyang diterbitkan dalam Bahasa Inggris menjadi penting karena cerita-cerita dalam buku ini ditulis di tahun 2005, ketika reformasi masih sangat baru. Sehingga ada banyak elemen dan simbol era orde baru yang ditemukan dalam cerita-cerita ini. Penting pula diingat bahwa dalam 20 tahun, penulis-penulis perempuan ini mendobrak tabu. Selama ini sastra yang didominasi penulis laki-laki, melihat perempuan dengan cara berbeda. Tubuh perempuan dilihat sebagai objek, posisi perempuan dalam lingkungan sosial didekati dengan cara yang sangat maskulin. Nah, teman-teman penulis perempuan ini datang memberi suara ini yang semakin penting. Apalagi kalau kita percaya untuk memahami Indonesia kita tidak bisa menyederhanakan cerita dari kota-kota besar saja. Tapi juga harus berdampingan dengan konteks lain, cerita-cerita dari daerah lain. Mungkin ada persoalan yang sama bahwa perempuan selalu diharapkan untuk memenuhi ekspektasi sosial masyarakatnya tapi ada cara perlawanan dan respon dan strategi-strategi yang khas perempuan yang muncul di karya-karya penulis itu.

 

Dr Meg Downes | pemerhati sosial budaya Indonesia

Tonight is really wonderful. I’ve been looking forward to have a chance to hear Intan’s speak. I followed her on Instagram and had been seeing her launched her book in other cities and was hoping she would come to Melbourne. I read her short stories in Bahasa Indonesia. I have Sihir Perempuan and I have read a couple of her stories from other antology. Now, if people read some of Indonesian fictions, the stories become a lot more complex than just one of a whole conservatism and radicalism. A lot of exciting things going on creatively in Indonesia!

 

Yacinta Kurniasih | pengajar

Penulis Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang mempunyai peran yang penting karena dengan tulisannya, mereka bisa membahas, mengangkat, mengkritik, menertawakan, membuat orang berpikir. Dan hal ini tidak bisa dilakukan oleh profesi-profesi lainnya. Sebagai perempuan, orang Indonesia akademisi, aktivis, yang percaya pada Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih baik lagi tapi juga merasa khawatir dengan apa yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini terus mendukung upaya para penulis Indonesia untuk tetap berpikir kritis. Apalagi sekarang ini Indonesia sedang berhadapan dengan isu-isu yang dibungkus dengan agama, identitas, etnisitas, dan politis – yang pada akhirnya korbannya adalah perempuan dan kaum minoritas. Menulis ini merupakan area yang jujur dan menantang, dan penulis punya tanggung jawab luar biasa.

 

 

 

 

Deste