Home BUSET NGELIPUT KDRT JANGAN DITINGGAL DIAM

KDRT JANGAN DITINGGAL DIAM

0

Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau sering disingkat KDRT sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bukan hanya terjadi di Tanah Air saja, KDRT terhadap masyarakat Indonesia juga terjadi di negara maju seperti Australia. Sayangnya, masih banyak yang masih belum paham betul tindakan apa saja yang termasuk dalam KDRT dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat. Oleh karenanya Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Melbourne berinisiatif mengadakan panel diskusi mengenai KDRT dan mengundang berbagai organisasi masyarakat Indonesia yang ada.

Pembicara yang mengisi acara malam itu adalah Detective Sergeant Kurt Woods dan Detective Acting Senior Megan Dobbs dari Kepolisian Victoria; serta Roshan Bhandary dan Dinar Tyas dari InTouch – organisasi non-profit yang memberikan bantuan khusus kepada kaum wanita dan anak-anak dari berbagai latar belakang budaya, yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga di Australia.

Dengan menghadirkan perwakilan dari Kepolisian Victoria dan InTouch, diharapkan masyarakat dapat mengerti KDRT dari sisi hukum maupun emosional dengan baik.

Menurut Kurt Woods, yang termasuk tindakan KDRT dalam hukum Australia bukan hanya secara fisik, melainkan juga mental, emosional, seksual dan bahkan kekerasan ekonomi. Termasuk juga didalamnya segala tindakan yang mengontrol secara berlebihan dan menyebabkan rasa takut akan keselamatan di antara anggota keluarga. Kurt juga menambahkan bahwa menunjukkan atau memperdengarkan kekerasan tersebut kepada anak-anak dapat dinilai sebagai kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Di wilayah Victoria, KDRT merupakan kasus serius dimana seringkali pelaku dapat diberi sanksi yang berat atas tindakan kriminalitasnya. Maka dari itu warga dihimbau untuk tidak merasa takut atau malu saat ingin melaporkan KDRT.

Di sisi lain, InTouch menegaskan pentingnya peran komunitas dalam mendorong wanita untuk melaporkan kasus KDRT, baik yang dialaminya sendiri maupun untuk membantu orang lain yang dirasa mengalami KDRT. Dengan dukungan emosional yang positif, komunitas dapat membantu wanita untuk lebih berani dan merasa aman saat melapor. Namun di saat yang bersamaan InTouch tidak menyarankan anggota komunitas untuk campur tangan terlalu dalam dalam permasalah KDRT karena dapat meningkatkan tingkat bahaya dalam keluarga tersebut. Oleh karenanya InTouch berharap komunitas dapat segera melaporkan tindak KDRT ke organisasi-organisasi dan lembaga yang bertanggungjawab.

Perlu diingat, bila KDRT dirasa berbahaya atau genting, masyarakat dihimbau untuk segera menghubungi Victoria Police atau nomor darurat 000. Sedangkan di saat membutuhkan nasihat dan bantuan yang sifatnya tidak genting, berbagai organisasi seperti InTouch merupakan pilihan yang tepat.

Sama-sama dirasakan oleh kedua lembaga, Victoria Police dan InTouch melihat adanya halangan yang dihadapi masyarakat saat ingin melapor. Diantaranya adalah kemampuan Bahasa Inggris yang kurang fasih, rasa takut dan malu, takut berbuat dosa saat memberi tahu masalah keluarga kepada pihak luar dan ketergantungan baik secara sosial maupun ekonomi. Memang tidak bisa dipungkiri, perjuangan keluar dari siklus kekerasan dalam rumah tangga bukan hal yang singkat dan mudah. Ada berbagai pertimbangan yang harus diambil, seperti kondisi finansial, rasa cinta dan masa depan anak-anak. Penyelesaikan atau penanganan KDRT pun seringkali berbeda-beda dan merupakan pilihan pribadi. Kendati demikian para pembicara dalam seminar malam itu menyarankan masyarakat untuk menilai tingkat bahaya kelakuan pelaku terhadap keselamatan anggota keluarga, termasuk anak-anak dan orang tua sebab KDRT dapat berujung pada kematian, dimana ini telah banyak terjadi di Australia.

Jumlah laporan KDRT dari tahun ke tahun semakin meningkat dan banyak kasus yang telah terungkap. Meski tentunya semua pihak berharap agar tidak banyak KDRT terjadi, perkembangan pesat angka pelaporan ini dinilai baik karena sebelumnya permasalahan KDRT dianggap sebagai permasalahan pribadi dan internal.

 

 ** APA KATA MEREKA **

“Saya amat sangat senang dengan inisiatif dari konsulat. Saya berterimakasih sekali pada konsulat karena tadi saya dengar dari orang-orang di sini merasa informasinya sangat bagus dan berguna, terutama bagi orang-orang yang tahu bahwa ada KDRT yang dialami teman. Saya pikir ini langkah yang amat sangat baik dan sudah cukup berhasil.”

Beberapa jasa yang disediakan InTouch termasuk dukungan emosional, dukungan dalam pengadilan, bantuan dalam menghadapi trauma, bantuan dalam relasi keluarga, nasihat dan pemberian informasi sesuai dengan kasus yang terjadi, rencana keselamatan serta bantuan terhadap masalah imigrasi. Layanan tersebut dapat diberikan dalam Bahasa Indonesia. Apabila diperlukan, InTouch pula menjanjikan kerahasiaan identitas korban atau pelapor.

Menurut Dinar Tyas, jumlah masyarakat Indonesia yang melaporkan tindakan KDRT tidak sebanyak komunitas lain seperti Vietnam dan Cina. “Tapi saya tidak tahu apakah ini karena mereka kurang berani melapor atau karena memang tidak terjadi banyak di komunitas. Saya berharap dengan acara ini kalau memang ada yang mengalami KDRT atau mengetahui ada yang mengalami KDRT, bisa melaporkan.”

 

Acaranya sangat bagus, terutama bagi kita warga negara Indonesia yang tinggal di sini yang mungkin masih tidak begitu mengetahui apa artinya family violence, sampai dimana hak-hak kita atau tindakan-tindakan apa yang seharusnya diambil oleh polisi atau petugas-petugas seperti yang sudah dijelaskan tadi.

Informasinya yang bisa diambil banyak sekali. Kalau family violence kita langsung terpikir fisik; tapi fisik itu hanya satu bentuk, karena masih banyak hal lainnya seperti mental, brain wash dan kekerasan yang dilihat anak-anak. Jadi lebih luas lingkupannya daripada fisik.

Acara ini sangat perlu dilakukan lagi. Mungkin audience-nya bisa ditambah warganegara secara luas dan bukan hanya dari ormas-ormas saja. Supaya mereka bisa mengerti family violence. Dan yang satu lagi kalau bisa mungkin harus dibawakan orang yang pernah mengalami family violence. Dengan pengalaman pribadi mereka itu mereka bisa berbagi pada masyarakat.

 

Saya di sini diundang sebagai salah satu anggota komunitas karena kebetulan saya anggota DWP. Dan juga termasuk yang pernikahan campur karena kita rentan dengan domestic violence dan kita juga merasa tabu dan malu untuk speak up. Jadi saya juga merasa bertanggungjawab setelah malam ini, bahwa saya juga bisa menjadi agen bagi teman-teman saya yang mengalami domestic violence. Melalui acara ini saya menjadi tahu seharusnya kemana saya melapor. Kalau misalnya tadi sudah disebutkan, kalau mengeani safety kita telepon ke polisi. Kalau minta cuma nasehat kita bisa ke InTouch atau NGO yang lain.

Seminarnya sangat bagus dan banyak manfaatnya. Karena mungkin banyak juga kasus yang belum terungkap, yang hanya kita yang tahu dan kita tidak bisa bicara. Dengan seminar ini, saya pribadi semakin tahu bahwa hal ini penting. Walau sebelumnya saya juga sudah tahu saya harus speak up, saya tidak ada assurance, tapi malam ini saya lebih percaya diri untuk melapor.

Saya setuju bahwa mungkin acara ini bisa diadakan lagi, tapi mungkin salah satu pembicaranya bisa mengundang victim atau kasus yang sedang dalam proses. Jadi kita bisa lebih tahu kalau kasusnya ada, karena sekarang kan masih tanda tanya beneran ada gak sih kasusnya; kalau ada victim kita jadi lebih tahu.

 

[alert color=”FF2E17″ icon=”128222″]NOMOR PENTING[/alert]

Polisi:        000

Women Domestic Violence Crisis Service
Tel. 9322 3555 / Toll Free 1800 015 188

inTouch Multicultural Centre Against Family Violence:
Tel. 9413 6500 / website: www.intouch.asn.au

Men’s Referral service
Tel. 9428 2899 / Toll Free 1800 065 973

 Victoria Legal Aid
Tel. 9269 0120 / Toll Free 1800677402

Lifeline:                     13 11 14

Suicide Line:            1300 65125