\Tidak terasa April ini sudah tiba saatnya untuk memilih pemimpin dan wakil-wakil untuk bangku pemerintahan Indonesia. Ini kali, pesta demokrasi disertai dengan antusiasme tinggi masyarakat yang terbagi menjadi pendukung untuk dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden RI. Demi menyukseskan saluran suara mereka, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) berinisiatif menyelenggarakan acara bertajuk “Warung Pemilu” pada awal Maret kemarin untuk kembali mensosialisasikan proses Pemilu yang diadakan pada 13 April 2019. Selain itu, pada kesempatan ini warga diajak untuk bertanya sekaligus menyampaikan masukan mereka demi kelancaran Pemilu 2019.

Sore hari itu, dibuka pula tenda pendaftaran yang diperuntukkan bagi mereka yang baru saja tiba di Melbourne yang hendak mendaftarkan diri untuk Pemilu. Antrian panjang meja pendaftaran pun mulai terbentuk seiring dengan lantunan merdu dari grup musik Bhinneka. Bagi yang ingin bersantai, PPLN telah mengundang beberapa stall makanan yang menyajikan menu tradisional bangsa.
Sosialisasi Pemilu dibuka dengan sambutan dari Konsul Jendral Spica Tutuhatunewa seraya menghimbau bagi siapapun yang mendaftar hari itu (dan selanjutnya) hanya bisa memilih di satu jam terakhir, yaitu pukul 18-19 malam dengan membawa paspor RI yang masih berlaku. Sedangkan bagi yang sudah terdaftar sebagai DPT memiliki waktu yang lebih panjang, yakni dari pukul 9 pagi. Dalam kesempatan yang sama Konjen Spica juga menyampaikan harapannya agar Pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai tanpa adanya anarkis mendukung salah satu pasangan calon.

Penting untuk diingat agar semua warga negara Indonesia di Victoria dan Tasmania dapat menggunakan hak suara pada Pemilu yang dilangsungkan empat hari lebih awal ini. Jika pemilih sudah terdaftar di Indonesia, namun akan memilih dil Melbourne, diharuskan membawa Form A5 dari Indonesia. Begitupula sebaliknya, bagi yang sudah terdaftar di Melbourne, namun akan memilih di Indonesia, maka harus membawa Form A5 dari Melbourne.
Untuk WNI yang belum terdaftar dimana pun dan akan berada di Melbourne pada tanggal 13 April, maka segera lah mendaftarkan diri lewat situs daftar.ppln.melbourne sebagai DPK (Daftar Pemilih Khusus). Mengenai hal ini, Ketua PPLN Melbourne Isvet Novera menegaskan bahwa pelayanan Pemilu bagi DPK menganut sistem ‘first come first serve’. Maka dari itu, setiap WNI yang termasuk dalam DPK wajib datang sebelum pukul 18 untuk menghindari kemungkinan habisnya surat suara.

Panitia Logistik PPLN Melbourne, Lucky Kalonta turut angkat bicara menjelaskan tentang keamanan surat suara yang sudah terkumpul tanggal 13 April hingga proses perhitungan suara pada 17 April. Semua surat suara disimpan di sebuah ruangan dengan kunci ganda dimana masing-masing kunci dipegang PPLN Melbourne dan Panwaslu Pusat. Tanpa kedua kunci tersebut tidak akan mungkin bisa membuka ruangan yang juga telah dilengkapi dengan cctv sehingga surat suara dipastikan aman hingga ke proes perhitungan suara.
***
Fakta Pemilu 2019 di Melbourne
Jumlah TPS ada 22 ditambah dengan 1 TPS POS
Jumlah DPT Victoria dan Tasmania 13,249 (disahkan secara nasional)
DPT adalah Daftar Pemilih Tetap, surat suara dijamin ada bagi DPT
DPK adalah Daftar Pemilih Khusus, memilih hanya pada jam 6-7 malam dengan membawa Paspor RI
***
APA KATA MEREKA
Delfi, Personal Care Assistant

Acaranya bagus, saya bertemu dengan banyak teman-teman juga. Ada stall makanan tapi karena acaranya malam sekali, jadi kami tidak bisa menunggu sampai selesai. Untungnya, dengan bertemu teman-teman, kita bisa saling mengingatkan untuk tidak golput nanti.
Dita & Indigo, Alumni Monash University

Banyak teman kami yang tidak tahu bagaimana mendaftar untuk pemilu, banyak yang baru datang juga. Acara Warung Pemilu ini saja, kami taunya dari teman yang mengingatkan kami untuk mendaftar pemilu. Semoga teman-teman yang lain tidak lupa ya untuk mendaftar selagi masih bisa.
Tanty Surin

Saya datang terlambat. Ketika saya datang ke meja registrasi, jadi tidak jelas karena suara musik yang begitu keras. Stall makanan buat saya kurang banyak. Bagi yang datangnya terlambat, tidak bisa terlalu mengikuti alur cara.
Devina