Sebuah bisnis yang terintegrasi dengan teknologi kini semakin marak dijalani karena terbukti diperlukan oleh masyarakat di zaman serba instan ini. Keuntungan yang diraih oleh perusahaan pun sangat besar jumlahnya, sehingga kalau diperhatikan, posisi orang-orang terkaya didunia versi forbes kini mulai tersaingi oleh mereka yang berkecimpung dalam bidang teknologi.

Walaupun terdapat peluang yang sangat besar, kontribusi dan ketertarikan wanita terhadap teknologi masih kurang. Salah satu alasannya adalah karena teknologi lebih sering dikaitkan dengan dunianya pria, sehingga tidak banyak role model wanita ataupun dukungan dari masyarakat.

Di tengah kondisi yang kurang mendukung ini, rupanya tetap terdapat beberapa wanita yang mampu mendobrak sterotype ini dan mampu menciptakan bisnis-bisnis sukses yang terintegrasi dengan teknologi.

Berikut merupakan tiga wanita Indonesia yang telah sukses dalam usaha dan start-upnya;

Melieyana Tjioe

INFO - Melieyana Tjioe GOGONESIA

Ialah lulusan Bachelor bidang computing dari Deakin University, dan Master jurusan Business Strategy dari University of New South Wales, Melieyana mengembangkan Gogonesia pada April 2014 lalu.

Gogonesia merupakan situs untuk memesan paket tur baik lokal maupun internasional di Indonesia. Hal ini dibuatnya setelah melihat peluang yang besar dalam bidang travelling. Sebelumnya Melieyana juga telah bekerja di Servcorp sebagai analis IT dan servis komersial.

Leonika Sari

BUSET INFO - Leonika SariWanita yang satu ini menyukai programming karena mampu menyulut rasa ingin tahunya yang besar. Membuat kode yang dapat berjalan dengan baik menurutnya sama seperti menyelesaikan sebuah puzzle yang rumit namun menyenangkan. Leonika Sari Njoto Boedioetomo saat ini terus mengembangkan Redblood sebagai jawaban dari kurangnya jumlah donasi darah di Indonesia melalui platform teknologi.

Bersama beberapa teman yang tergabung dalam Redblood, mahasiswi Institut Teknologi 10 November, Surabaya itu menciptakan aplikasi yang mampu memberikan database bank darah demi mempermudah proses pencarian donor darah. Aplikasi tersebut diberi nama Blood Bank Information System (Bloobis).

Wanita yang juga masih aktif sebagai top contributor di Google ini telah memenangkan berbagai penghargaan, termasuk pemenang Mandiri Young Technopreneur 2013, Merit Award dari Indonesia ICT Award 2013 dan pemenang Cakrawala Awards di tahun 2015. Di tahun 2014, pemudi 22 tahun ini juga dapat semakin mengembangkan ilmunya berkat terpilih menjadi salah satu peserta dalam Global Enterpreneurship Bootcamp di MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang notabene sangat terkenal dalam menghasilkan lulusan yang sangat mahir di bidang sains dan teknologi, tahun 2014 lalu.

Nabilah Alsagoff

BUSET INFO - Nabilah AlsagoffMemiliki paspor Singapura, Nabilah merupakan wanita berdarah Indonesia yang mengoperasikan payment gateaway di perusahaan Doku. Ide untuk menciptakan sebuah sistem pembayaran online ini didapatkan bersama dengan rekannya setelah tragedi bom Bali di tahun 2002. Mereka bekerja dengan bisnis lokal di Bali untuk membantu menciptakan portal yang mampu memperbaiki perekonomian di Bali.

Sebagai COO (Chief Operating Officer) Doku, saat ini Nabilah memimpin sekitar 60 orang dalam tim teknologi informasinya. Dirinya pun mengaku masih berusaha untuk mempekerjakan lebih banyak wanita dalam timnya, sayangnya tidak banyak wanita yang mau mendaftar. Padahal menurut Nabilah, wanita dapat memberikan perspektif yang berbeda dalam penulisan kode.

 

Gaby