Tak terasa Project O yang diadakan oleh PPIA RMIT kembali hadir. Tepatnya pada 6 Oktober 2018 lalu di RMIT Alumni Courtyard, Old Melbourne Gaol. Untuk tahun ini Project O mengarahkan pandangan ke Bali, tepatnya ke Yayasan Solemen Indonesia yang berkiprah di bidang kesehatan, khususnya anak-anak penyandang disabilitas. Yayasan ini berada di daerah Sanur, Bali. Lalu mengapa Project O kali ini diberi tajuk “Kintamani”? Bukan hanya karena Kintamani juga salah satu area wisata di Bali, tapi terlebih karena merupakan kependekan dari “Kindness Toward Minorities and In Needs”, tema Project O 2018. Lengkap dengan slogan mereka tahun ini, “Better Health, Better Us.”

Para pengunjung bergoyang bebas di kelas zumba gratis

Jika tahun lalu lebih fokus pada pendidikan, tahun ini titik beratnya ada pada isu kesehatan. “Tahun ini, kami ingin mengganti konsep ke kesehatan, karena kami merasa kalangan PPIA lain sudah ada yang fokus ke edukasi, dan kami mau branch out ke sesuatu yang baru, jadi bisa bantu orang di sektor yang berbeda,”  ujar Vincent Roly, selaku Project Manager Project O 2018.

Game ‘Bubble Sumo’ yang sangat menghibur

Yayasan Solemen Indonesia telah berdiri sejak Oktober 2010 di Bali. Kehadiran mereka adalah untuk menyediakan dukungan dan bantuan finansial langsung bagi masyarakat yang kurang mampu dan berkebutuhan khusus. “Mereka (Yayasan Solemen Indonesia) funding di bidang kesehatan. Karena itulah kami turut terlibat membantu, karena selain edukasi, kesehatan juga penting,” tambah Bayu Maheswara, Project Manager Project O 2018.

 

Dari Zumba Hingga Silent Disco

Jika biasanya Project O dimeriahkan dengan penampilan artis dan penyanyi kenamaan Tanah Air, tahun ini mereka tidak mengundang satu pun artis. “Tahun ini kami tidak mendatangkan artis karena lebih baik dana yang terkumpul dipakai untuk berdonasi,” ujar Vincent.

Ada banyak booth seru yang juga terkait soal kesehatan

Hal itu tidak mengurangi kemeriahan acara. Tetap ada beberapa acara seru yang tetap bisa diikuti pengunjung. Salah satunya adalah kelas zumba gratis yang berlangsung selama 30 menit. Di awal lagu, masih terlihat hanya sedikit pengunjung yang ikut serta dalam kelas ini. Namun saat sesi kedua, mulai banyak pengunjung yang memberanikan diri untuk bergoyang. Sembari beristirahat setelah berzumba, panitia menyiapkan beberapa penampil dari para anggota PPIA. Sebut saja Berta Music hingga Klaudspirits yang rajin tampil di berbagai acara.

Salah satu permainan untuk memberi kesadaran pada kesehatan

Satu lagi aktivitas yang tidak boleh dilewatkan, yakni Silent Disco. Meski jadi acara penutup, beberapa pengunjung tetap semangat bergoyang sambil mendengar lagu lewat headphone.  Tanpa sadar, kegiatan interaktif seperti Zumba dan Silent Disco ini meningkatkan kepedulian pengunjung terhadap kesehatan dengan cara yang menyenangkan.

 

Bermain Sambil Beramal

Di siang harinya, RMIT Alumni Courtyard diisi dengan berbagai macam outdoor games seperti Bubble Sumo, Bean Bag Battle Zone. Melalui beberapa permainan dengan kesehatan seperti Germ Buster dan Vitamin Plinko, pengunjung diajak untuk lebih memerhatikan kesehatan.  Setiap permainan yang akan dimainkan dibutuhkan tiket. Nah semakin banyak pengunjung bermain, akan semakin banyak bantuan yang dialirkan kepada Yayasan Solemen Indonesia. Selain itu, Project O juga membuka kesempatan donasi online melalui situs mereka, projecto2018.org.

Pengunjung menikmati sesi ‘Silent Disco’ yang diadakan Project O 2018

At the end of the day, I wish for everyone that will participate in Project O for the coming year is to remember that our main purpose is to help those in need,” tutup Bayu. Sebuah ajakan positif yang semoga saja terus terjaga hingga tahun-tahun mendatang.

 

 

Apa Kata Mereka

 

Laura – Mahasiswi Biomedical Science, University of Melbourne

I think it’s really cute but there are not as many people. You should promote it more and more so people would know this event is going on.

 

Karen dan Bryan – Mahasiswa Interior Design dan Engineering, Monash University 

Saya pikir acara ini sangat bagus untuk dihadiri karena ini kan untuk charity. Jadi seharusnya ada banyak orang yang datang dan melihat. Sayang sekali jika orang-orang tidak datang, padahal ini kan untuk tujuan yang baik. Saya harap bisa dapat exposure yang lebih baik dan lebih banyak lagi ke depannya, apalagi makanannya enak-enak juga.

 

Levina Tabita – Mahasiswa Media Communication and Journalism, Monash University

Project O tahun ini memang berbeda konsep dari tahun sebelumnya. Tapi masih tetap dengan semangat yang sama, yakni berbuat sesuatu untuk sesama, kali ini untuk adik-adik kita di Bali. Saya sih mendukung sekali acara semacam ini, acara yang tidak hanya bersenang-senang tapi juga ada kontribusi nyata untuk Indonesia, meski kita jauh di sini.

 

 

 

 

Adisa