Sebelum masuk ke Immigration Museum pada sore itu, para tamu disambut dengan para panitia yang membawa balon warna kuning, dimana mereka akan memandu pengunjung menuju Under the Stars dilangsungkan.

Di tahun ke-14 nya, Indonesian Film Festival berupaya menyajikan berbagai rangkaian acara yang mendukung mahakarya perfilman asal Tanah Air, bagi orang-orang yang berdomisili di Melbourne, Australia. Dengan tema ‘An Enhancement of Authenticity’, sang wakil Project Manager, Bella Mustikarini berkata bahwa tujuan IFF setiap tahunnya adalah “untuk meningkatkan kepedulian serta menjembatani antara budaya Indonesia dan Australia”. Selain itu, Bella juga menambahkan bahwa melalui perfilman, para penonton dari Australia maupun Indonesia dapat berkumpul dan bertemu dengan teman-teman baru melalui serangkaian acara yang telah disiapkan. “Ini menurutku bukan hanya untuk membangun hubungan antara orang Indonesia tapi juga antara orang Indonesia dengan orang lokal,” sahutnya.

Under the Stars sendiri merupakan acara pre-event gratis yang menjadi pembukaan perdana dari sepuluh rangkaian acara yang akan diadakan dari tanggal 22 Maret 2019 hingga 10 April 2019.
Dari sebelum matahari terbenam, halaman Immigration Museum telah ramai dengan penonton yang duduk manis dari jam 6 sore, menunggu film diputar. Under the Stars memiliki tema tersendiri, yaitu ‘espresso your ideas’, sesuai dengan tayangan film hari itu yang berjudul ‘Filosofi Kopi 2’.

Sebelum dimulai, acara dibuka dengan penampilan dari band Klaudspirits. Lantunan lagu tersebut diikuti semua penonton, termasuk para lokal yang terlihat terbawa suasana setiap lagu, baik yang Bahasa Indonesia maupun Inggris. Tak dapat dipungkiri, bahwa pembawaan acara dengan menggunakan Bahasa Inggris, serta disediakannya subtitle merupakan upaya Under the Stars, beserta rangkaian acara IFF lainnya untuk menjangkau dan menarik perhatian dari masyarakat lokal yang ada.

Menjelang dimulainya film, suasana di venue terlihat sangat santai, terkesan rumahan, dengan disediakannya kain alas dan bantal bagi penonton yang lesehan. Terlihat beberapa penonton yang membawa makanan sendiri layaknya piknik seraya berselonjoran ketika film ditayangkan. Saat matahari mulai terbenam dan lampu dekorasi menyala, pengumuman MC yang ditunggu-tunggu datang, ‘Filosofi Kopi 2’ pun dimulai! Tawa canda antar penonton mewarnai beberapa adegan yang tayang. Dengan adanya subtitle, penonton yang bukan asal Indonesia pun juga ikut tertawa serta terbawa emosi dalam beberapa adegan film, sampai cerita berakhir, ketika semua penonton sontak heboh dan bertepuk tangan.

“Kita selalu membuat inovasi dari tahun ke tahun. Acara Through the Lens misalnya, kita mengundang sutradara, dan untuk acara Under the Stars kita selalu meningkatkan kapasitas penonton tiap tahunnya. Dalam Main Screening kita juga berkembang dari cara movie line-up atau diskusinya,” papar Bella.

Prestasi rangkaian acara IFF di Melbourne memang tidak dipungkiri lagi jika berbicara tentang kualitas. Dalam tahun yang ke-empat belas, IFF menjadi acara yang tidak hanya mengundang, tetapi juga memenangkan hati setiap hadirinnya. Untuk setiap pengunjung Indonesian Film Festival 2019, pesan Bella selaku Vice Project Manager “semoga semua dapat menikmati rangkaian acara dan bisa belajar banyak banget dari acara-acara IFF. Karena kita berharap untuk mengedukasi orang-orang, bukan hanya untuk orang Indonesia, tapi juga untuk orang lokal,”
Apa Kata Mereka
Rachmat Satria

Ini pertama kali aku ke IFF, aku mengapresiasi adanya persatuan mahasiswa Indonesia yang masih bisa meningkatkan alasan kita untuk peduli kepada perfilman Indonesia dan untuk meningkatkan kualitasnya. Itu menunjukkan kalau film Indonesia itu bagus lho, instead of kita selalu nonton film Barat. Semoga ke depannya bisa sukses lagi dan tujuan utamanya untuk memberikan impact yang gain awareness kalau misalnya film Indonesia itu gak kalah keren dari film-film Barat, itu bisa tersalurkan dan bisa tersampaikan lah visi dan misinya.
Taufik & Fauziah

Tertarik ke IFF karena ingin dapat pengalaman baru karena gak pernah datang ke acara-acara Indonesia. Buat perfilman Indonesia, semoga film Indonesia makin bisa diterima sama orang-orang luar di sini.
Julia & John

It was great, a wonderful movie! I cried twice. We came because we both know a little bit of Indonesian.
Adisa