UNDANGAN DAGANG KBRI

Baru-baru ini Kedutaan Besar RI (KBRI) Canberra bersama Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney bekerjasama dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) untuk wilayah Victoria dan Tasmania mengadakan acara pertemuan dengan sejumlah pebisnis dari Victoria. Acara dibuka oleh Head Chancery & Consul for Economic Affairs Wita Purnamasari bertempat di ruangan Bhinneka KJRI Melbourne.

Tidak kurang dari 50 undangan yang menghadiri acara tersebut. Pihak KBRI Canberra melalui atase perdagangannya, Donna Gultom berserta Denny Lesmana selaku Counselor Economy memberikan infomasi dan paparan kepada para tamu yang hadir mengenai perekonomian Indonesia dan nilai perdagangan antar kedua negara.

“Pesan yang ingin disampaikan dalam acara ini adalah peningkatan awareness sekaligus mengingatkan kembali kepada para pebisnis di Victoria mengenai ekonomi Indonesia dewasa,” ungkap Konsul Muda Ekonomi KJRI Melbourne Maradona Runtukahu.

Dalam acara yang sama turut hadir Ruth Samaria selaku Deputy Director dari ITPC Sydney. Selain memberikan pandangannya, Ruth turut mengundang masyarakat untuk menghadiri acara yang akan diadakan tanggal 8-12 Oktober 2014 nanti di Jakarta yaitu Tradexpo Indonesia ke-29. ITPC Sydney merupakan perwakilan dari Kementrian Perdagangan RI yang bertugas untuk mempromosikan produk-produk Indonesia di Australia. ITPC menunjukkan data bahwa di tahun 2013 yang lalu, terjadi transaksi selama berlangsungnya Tradexpo yang dikunjungi 106 pembeli asal Australia sebesar USD 39,660,033. “Ini merupakan kesempatan yang baik untuk ITPC mempromosikan Indonesia kepada para pembeli atau pebisnis di Victoria, terutama dalam rangka Tradexpo Indonesia ke-29 Oktober mendatang,” ungkap Ruth.

Felix Chandrasaputra, salah seorang importir Indonesia, menjadi salah satu pembicara yang memberikan banyak masukan kepada para pebisnis yang hadir. Felix mengungkapkan acara seperti ini bisa menjaring investor baru ke Indonesia atau paling tidak membeli dan mengimpor produk-produk Indonesia ke Australia. Dua tahun belakangan ini Felix ikut serta dalam Tradexpo Indonesia.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah  Prof. Hafid Abbas, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia serta pengurus dan anggota Indonesian Business Centre Melbourne.

PROMOSI INDONESIA, ATASE PERDAGANGAN ‘JEMPUT BOLA’

Australia sudah lama menjadi trade partner Indonesia, namun disayangkan, menurut Donna Gultom selaku atase perdagangan dari KBRI Canberra, selama ini hanya Indonesia saja yang memiliki ketergantungan dengan Australia. “Ketertarikan Australia terhadap [produk] Indonesia tidak ada peningkatan, padahal kedua negara memiliki kedekatan secara geografis. Kita memilki potensi untuk memenuhi kebutuhan di Australia.”

Donna merupakan atase perdagangan KBRI Canberra yang baru, setelah hampir tiga tahun terjadi kevakuman posisi tersebut. Dalam tugasnya, Donna dibantu Denny Lesmana, Counselor Economy dari Departemen Luar Negeri RI.

Donna lanjut menjelaskan bahwa atase perdagangan memilki tugas untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Australia. Saat ini Donna merasa keterlibatan pemerintah masih kurang terhadap pebisnis di Australia. Sulit berkominkasi dengan pemerintah dan pebisnis Indonesia merupakan kendala utama. Masalah komunikasi ini menjadi momok tersendiri karena dapat berdampak pada sulitnya membangun kepercayaan.

Ditambah lagi kebanyakan pebisnis Indonesia kurang menjual dan agresif dalam menjajakan produknya. Donna menambahkan, “kedepannya kita harus semakin mengenal satu sama lain, karena pasar Australia walaupun tidak besar tetap menjadi kesempatan untuk Indonesia masuki.”

Saat ini, di antara negara ASEAN, baru Singapura, Thailand dan Malaysia yang masuk dalam 10 negara importir ke Australia. Pada 2012 Indonesia hanya menduduki peringkat 12 sebagai mitra perdagangan dengan Australia.

Salah satu inisiatif KBRI Canberra untuk memperlakukan serta mempermudah perusahaan importir pada khususnya dalam melakukan perdagangan dengan pengusaha Indonesia adalah pelayanan prima. Denny Lesmana menjelaskan jika pelayanan secara personal ini setidaknya menjadi salah satu faktor yang bisa membantu peningkatan perdagangan dengan Indonesia. “Kami melayani setiap enquiries yang para pebisnis minta, dan apapun cara untuk mempermudah [pebisnis Australia] untuk bisa ke Indonesia.”

Menurut Donna dan Denny, pentingnya pendekatan secara personal, menjalin komunikasi, meningkatkan kepercayaan dengan pebisnis Autralia dan awareness produsen Indonesia dengan peraturan Australia dan didukung dengan kualitas produk ekspor yang baik merupakan kunci untuk menjual produk kita ke luar negeri.

Discover

Sponsor

spot_imgspot_img

Latest

Tips Untuk Mendapatkan Properti Sewaan

Menyewa properti di Australia khususnya, seringkali memiliki tantangan tersendiri. Berbeda dengan di Indonesia; faktor usia, peraturan pemerintahan yang ketat serta terkadang ditambah dengan tidak...

Beberapa Perubahan Peraturan Untuk Termporary Graduate Visa Subclass 485 – 1 Juli 2022

Temporary Graduate ( Sub Class / SC 485) Visa Replacement StreamReplacement Stream BaruStream baru Visa Subclass 485 ini memungkinkan pemegang visa ini untuk...

Perpanjangan Visa untuk Pemegang Visa Temporary Graduate (subclass 485) yang Terkena Dampak COVID-19

Pada tanggal 18 Februari 2022, pemegang visa temporary graduate (subclass 485) tertentu yang memenuhi syarat akan diperpanjang atau di hidupkan kembali hingga 30 September...

135 Delegasi Wakili Indonesia di Parade Moomba 2022

Setelah sempat hiatus selama setahun, Festival Moomba kembali hadir memeriahkan kota Melbourne di tahun 2022. Festival yang rutin diadakan setiap tahunnya sejak tahun 1955...

Katanya Gak Perih!

Salah satu hal yang paling sering "menipu" kita ialah yang berkaitan dengan aktivitas yang kita suka. Biasanya dalam bentuk sesuatu yang mana kita punya interest, hobi,...