Kondisi ekonomi global dan lokal akibat COVID-19 telah terasa dampaknya secara luas. Banyak industri seperti transportasi, akomodasi dan hiburan yang mengalami penurunan sampai 72% dari tingkat penjualan mereka berdasarkan laporan GDP Venture dan Citi Group. Tekanan ini telah mengakibatkan banyaknya pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus mengambil langkah-langkah yang tidak biasa guna mempertahankan usaha mereka
Westpac Group melaporkan penuntupan usaha tetap atau sementara di tingkat UMKM sebesar 10% hingga akhir April 2020 akibat dampak pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah. Hal ini berdampak langsung terhadap peningkatan pengangguran di Australia yang berada pada tingkat 6.20% di akhir April 2020. Peningkatan tajam pengangguran ini terjadi hampir di semua negara secara luas. Di Indonesia, tingkat pengangguran diprediksikan mencapai 7.50% pada akhir 2020.
Dengan adanya pandemik COVID-19 secara global, telah menuntut pelaku bisnis dan masyarakat untuk melakukan penyesuaian terhadap operasi usaha. Sejak bulan Maret 2020, guna membatasi dan menanggulangi penyebaran COVID-19, pemerintah menyarankan untuk semua usaha non-essential guna bekerja melalui rumah (Work From Home). Dan juga adanya pembatasan kegiatan social yang sangat drastis mengakibatkan masyarakat tidak memiliki pilihan selain untuk beradaptasi terhadap kondisi yang ada bagi kepentingan masyarakat secara luas.
Penyesuaian-penyesuain tersebut mengakibatkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan baru (new normal) yang dianggap wajar sehingga menggantikan cara kerja lama. Adanya penyesuaian baru ini memaksa pelaku usaha untuk berpikir strategik dan innovasi guna bertahan dan menjadi solusi dari kondisi sekarang. Kebiasaan baru ini berimplikasi pada semua industri termasuk industri properti dan kebiasaan baru ini lebih bertumpu pada Teknologi Informasi yang ada.
Di Australia pada saat ini, masyarakat ditawarkan pendekatan baru dalam memasarkan properti mereka yang akan dijual atau disewakan. Para calon pembeli atau penyewa dapat melakukan inspeksi properti melalui dunia maya (virtual) dan melakukan proses lebih lanjut secara digital. Terdapat banyak usaha pendukung guna mempersiapkan ketersediaan informasi di dunia maya tersebut seperti Video Production, Web Development, IT Support dan Social Media Content Developer. Hal ini mengakibatkan adanya peralihan operasi bisnis dari cara lama dengan pendekatan konsep baru.
Terdapat juga proses inspeksi digital (Digital Inspection) dalam proses operasi manajemen properti guna dapat memenuhi kebutuhan pelayanan jasa. Manajer Properti akan berkomunikasi dengan penyewa properti melalui digital platform guna melakukan kegiatan inspeksi digital menggunakan fitur-fitur teknologi terakhir yang hal ini tidak terdapat di pasar tiga bulan sebelumnya.
Dan hal terakhir yang menjadi kebiasaan baru guna menyesuaikan kondisi terkini adanya Digital Hearing dari tribunal (VCAT) guna mendukung usaha pemerintah menanggulangi COVID-19.
Kebiasaan-kebiasaan baru (New Normal) ini merupakan tantangan bagi pelaku usaha dan juga konsumen untuk beradaptasi secara langsung tanpa pilihan. Apabila anda membutuhkan pelayanan yang berkaitan dengan properti dan telah teradaptasi dengan kondisi terkini dapat menghubungi konsultan-konsultan kami. Xynergy Realty merupakan salah satu perusahaan yang telah mempersiapkan operasi usaha dengan menggunakan pendekatan terbaru sebelum adanya COVID-19.
Alain Warisadi,
CEA (REIV), CA (MFAA), TAA, CIT (M), CPS (RE), Dipl FMBM, B.Ec (Fin), FIML
Property Writer/ Property Consultant
Finance Consultant (Mortgage Broker)
Licensed Estate Agent
Harvard University Scholar
LinkedIn: au.linkedin.com/in/awarisadi