Hanung Bramantyo, sutradara film terkenal, mengangkat kisah sosok panutan bangsa yakni mengenai mantan Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie melalui layar lebar. Film yang diberi judul Rudy Habibie dengan durasi 142 menit ini didasarkan dari sebuah buku karya Gina S. Noer, ‘Kisah Masa Muda Sang Visioner’.

Film tersebut memuat kisah inspiratif yang dapat sekaligus memberi nilai sejarah serta motivasi bagi warga Indonesia terutama para pelajar. Digambarkan seorang remaja bernama Rudy Habibie merantau ke Jerman sebagai pelajar Indonesia demi menggali ilmu lebih luas lagi. Di tengah perjalanan hidupnya, rasa cinta dan jiwa patriotisme yang mengalir dalam tubuhnya membuat Rudy terpanggil untuk membangun Tanah Air. Ia pun merelakan orang-orang yang pernah dicintainya hingga akhirnya berhasil membangun industri pesawat terbang di Indonesia.

Salah satu yang menguatkan Rudy Habibie dan terus memupuk tekadnya hingga sekeras baja adalah pesan sang ayah. “Jadilah mata air,” ujar almarhum Rudy Habibie yang dibungkus apik dalam alur film prekuel Habibie & Ainun 2. Di film Rudy Habibie, terlihat dampak yang terpancar dari pesan tersebut melalui semangat pemuda yang ternyata membawanya menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Saat penayangan di Hoyts Melbourne Central, Bioskop – sebuah badan yang diinisiasi para pendukung industri kreatif Indonesia, khususnya perfilman – menyatakan tekadnya untuk terus membawa dan memperkenalkan film-film Indonesia yang berkualitas untuk dipertontonkan di tanah Kangguru. Rudy Habibie merupakan film perdana yang ternyata sukses menuai tanggapan positif dari berbagai kalangan. Selain memperkenalkan biografi Rudy Habibie, film tersebut dapat memperkenalkan budaya serta kekayaan Indonesia kepada Australia sebagai negara tetangga yang terbesar. Belum lagi, para pelajar Indonesia yang tengah menimba ilmu di Australia juga seakan ditegur kembali akan pentingnya rasa nationalisme dan pantang menyerah dalam menggapai mimpi dan cita-cita yang mulia. Hal senada ditekankan oleh Harry Mirpuri selaku General Manager MD Production House dalam kata sambutannya sebelum pemutaran perdana Bioskop.

Selain Harry, terlihat hadir adalah Konsul Jenderal RI untuk wilayah Victoria dan Tasmania Dewi Savitri Wahab dan CEO Bioskop Ramanda Kamarga.

Bioskop akan terus berupaya untuk menghadirkan film Indonesia di Melbourne setiap bulannya. Tepat pada tanggal 31 Oktober ini, film kedua yang diputar adalah My Stupid Boss. Film yang dibintangi aktor kawakan Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari ini naik tayang di lokasi yang sama, yakni Hoyts Melbourne Central.

 

Nys

 

APA KATA MEREKA

27-ngeliput-bioskop-apa-kata-mereka-ramanda-kamargaRamanda Kamarga
CEO Bioskop
Sebenarnya kita mau membuat perfilman Indonesia untuk dapat diputar di Australia dalam komersial bioskop. Hal ini akan berlanjut setiap bulannya dan kita bekerja sama dengan MD Production. Film-filmnya akan diseleksi bersama-sama sesuai dengan market Australia, yang diseleksi dan dapat dikembangkan di international market.

Dengan terus berlanjutnya screening ini akan membubat produksi film Indonesia akan semakin besar, karena kita akan menargetkan untuk ke luar. Seperti halnya film Hollywood, mereka dapat membuat film dengan tema negaranya sendiri tetapi untuk dapat dilihat oleh semua orang, hal ini diharapkan dapat terjadi juga dengan film Indonesia.

Hal yang mendorong tercetusnya Bioskop berawal dari orang-orang yang memang suka dan ingin Indonesia dapat tumbuh. Kita berpikir kenapa kita ga bisa seperti film India, Korea, dan Hollywood yang bisa dikenal dunia.

 

27-ngeliput-bioskop-apa-kata-mereka-konjen-dewi-wahabDewi Savitri Wahab
Konsul Jenderal KJRI Melbourne
Inisiatif untuk membawa film Indonesia di teater komersial sangat bagus, karena selama ini yang ada hanya di film festival. Pertama kali untuk orang Indonesia. Tetapi kita harus dapat mempenetrasikan pada orang–orang lokal Australia. Karena banyak warga lokal juga yang ingin belajar budaya dan Bahasa Indonesia. Kualitas filmnya juga harus bagus dan harus bisa menarik masyarakat Australia.

Kalau kita melihat lebih kepada dengan ekonomi kreatif melalalui film, hal ini sangat mendukung dari segala aspek.

 

Risa Sutrisno
Konsul Muda Pensosbud KJRI Melbourne
Bagus banget filmnya karena film tersebut mengajarkan kita mengenai lahirnya pemikiran-pemikiran besar Pak Habibie. Kita selama ini selalu membanggakan Pak Habibie ketika dia sudah menjadi presiden, nah sekarang ini kita tahu bahwa bakal kemimpinan Pak Habibie sudah dia miliki sejak mahasiswa, bahkan dia ikut mendirikan PPI yang pertama di dunia. Menurut saya, banyak pesan moral terlihat dari bagaimana keteguhan dia mencintai Indonesia kemudian membela Indonesia.

 

27-ngeliput-bioskop-apa-kata-mereka-lauraLaura Anderson
Penonton
It was so inspirational, I love Indonesian people and their culture.

I thought the movie is so beautifully produced and I love the actor. It was really exceptional.

This is my first proper time to watch Indonesian movie and it is very helpful for me because I can learn Bahasa from this movie. It also important to understand the richness and culture history of Indonesian heritage.

 

27-ngeliput-bioskop-apa-kata-mereka-mellisaMellisa Tunggadjadja
Penonton
The movie was great. It’s definitely an inspiring moving for the younger generation from Indonesia studying in Melbourne. Knowing that one of the former presidents’ sacrifice and hard work to form the aviation industry in Indonesia inspires young people like us to go back and contribute to the growth of Indonesia.