
Jembatan Poetry Society kembali menggelar “Siang Ngobrol”, acara pembacaan puisi yang memang rutin digelar setiap empat bulan sekali dalam setahun. Dalam acara yang selalu berbalut suasana santai dan hangat, paraanggota maupun non-anggota komunitas ini dapat bergiliran membacakan puisi. Puisi siapa saja dan dalam bahasa apapun.

Pada awal Juli,sekitar 20 orang berhimpun di Kathleen Syme Library di daerah Carlton dengan beberapa tumpuk buku dan lembar puisi yang sudah disiapkan. Kotak donasi untuk yatim piatu di Indonesia hari itudiletakkan di meja depan untuk siapapun yang hendak beramal. Setelah kursi-kursi di tiap ujung ruangan mulai terisi penuh, Ketua Jembatan Poetry Society, Anton Alimin,memulai acara dengan membacakan beberapa puisi, seperti puisi analogi topinya dan renungannya tentang pertambahan usia.

Setelah itu yang lain pun bergiliran maju dan memberikan kutipan hati masing-masing. Keberagaman latar belakang pesertayang datang merupakan poin vital yang akhirnya membuat acara komunitas ini sungguh menarik. Tidak hanya Bahasa Indonesia dan Inggris, kali ini Jembatan Poetry Society kedatangan penyair yang berasal dari Cairo, Mesirbernama Al-Kinda Samara yang membawakan puisi-puisi romantisnya dalam bahasa Arab.

Anton Alimin memandang Jembatan Poetry Society sebagai salah satu wacana untuk menjembatani kultur dari berbagaibangsa, tak terbatas hanya Indonesia dan Australia, tapi juga dengan bangsa-bangsa lain. “Jembatan Poetry Society tidak hanya untuk orang Indonesia saja tapi siapapun, terlepas dari segala perbedaan yang ada. Yang terpenting adalah kesamaan minat dalam puisi,” beber Anton.

Tidak hanya puisi karangan sendiri saja, poetry reading ini juga diwarnai oleh pembacaan puisi-puisi dari penyair-penyair mahsyur baik dari Indonesia maupun luar negeri. Puisi-puisi dari Chairil Anwar dan Rumi yang inspiratif dan sentimentil terbukti menggerakan hati beberapa yang datang. Bahkan, tidak jarang pembawaan puisi diikuti oleh tetesan air mata.

Memadukan puisi dan musik juga dilakukan oleh Jembatan Poetry Society. Puisi-puisi yang dibawakan hari itu diiringi dengan petikan gitar akustik. Jembatan Poetry Society pun dapat menyediakan alat-alat musik lain agar anggotanya bisamengekspresikan diri sebebas dan sepersonal mungkin. Begitu pula dengan ekspresi bahasa yang dipilih, yang penting setelah membacakan puisi dari bahasa di luar Inggris, pembahasan puisi dilakukan dengan bahasa Inggris agar semua peserta mudah memahaminya. Jadi, siapa bilang puisi itu hanya milik para pujangga, siapapun boleh dan bisa berpuisi.
Apa Kata Mereka
Lukman| Pelajar
Acaranya menarik, ini pertama kalinya sayadatang ke perkumpulan puisi. Agak kaget sih, karena tidakpernah baca puisi dan tidakfamiliar dengan puisi, tapi ini merupakan sesuatu yang sangat menarik. Saya jadi terpapar puisi dan tahu puisi itu sepertiapa, mungkin untuk kedepannya juga bisa ada pendalaman puisi untuk orang-orang yang masih awam seperti saya.
Nika Suwarsih | Ketua Perwira Inc.
Acaranya bagus sekali, senang sekali bisa bergabung hari ini. Orang yang hadir kan pasti suka puisi, jadi apa yang mereka rasakan dan ingin kemukakan bisa ditulis dan dibacakan melalui puisi tersebut. Senang bisa mencurahkan perasaan yang sudah ditulis, jadi lebih happy.
Asa