Gilbert Jhosua Lewerissa
KETUA PPIA VICTORIA
Mahasiswa Victoria University
Bachelor of Business Enterprise
(Human Resources and International Tourism)

Pemuda kelahiran Sorong, Papua ini baru saja dinobatkan sebagai Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) cabang Victoria periode 2017/18 pada penghujung Oktober silam. Baru saja menyelesaikan tugas sebagai Presiden PPIA Victoria University, Gilbert langsung kembali terpilih sebagai Presiden PPIA Victoria tak sampai beberapa hari kemudian.

Buset sempat mewawancarai Gilbert usai AGM PPIA Victoria baru-baru ini. Yuk kita simak dan kenali pemimpin baru PPIA Victoria.

Selamat ya atas terpilihnya Gilbert sebagai Presiden PPIA Victoria periode 2017/2018! Bagaimana nih perasaanmu saat mendengar hasil pemilihan kemarin?

Saya excited untuk bisa kerja satu tahun ke depan. Dan mungkin rada-rada nervous juga ya, gimana satu tahun ke depannya. Tapi mostly saya senang sih, bisa kerja untuk PPIA Victoria.

Gilbert baru saja selesai tugas sebagai Presiden PPIA ranting Victoria University (VU), apa yang mendorong kamu untuk langsung mencalonkan diri sebagai Presiden PPIA Victoria?

Saya ingin mencoba range experience yang lebih besar. Saya kan pernah berorganisasi dalam PPIA ranting, lalu saya juga ingin mencoba berorganisasi di area yang lebih besar lagi, yaitu PPIA Victoria. Menurut saya, pandangan         yang saya dapatkan dari bekerja di PPIA ranting, bisa saya bawa ke PPIA Victoria. PPIA Victoria kan sebenarnya untuk PPIA ranting, supaya saat saya menjabat di PPIA Victoria, PPIA ranting bisa lebih diperhatikan lagi.

Bagaimana cara kamu mempersiapkan diri untuk memimpin organisasi yang tentunya memiliki tanggungjawab yang lebih besar?

Karena ini pengalaman baru untuk saya, saya harus belajar lagi. Sekarang ini, masih banyak yang membimbing saya dalam masa transisi. Saya masih sering bertanya kepada presiden-presiden dan eksekutif-eksekutif yang sebelumnya supaya masa transisi ini bisa lancar. Selain itu, saya juga akan memilih orang-orang yang saya nilai siap dan dapat membantu saya sebagai tim eksekutif saya, supaya program-program saya bisa tercapai.

Apa visi misi Gilbert untuk PPIA Victoria?

Visi saya adalah supaya PPIA Victoria bisa menjadi induk yang menunjang potensi-potensi yang ada di PPIA-PPIA ranting. Karena menurut saya, banyak PPIA ranting yang sedang berkembang. Menjadi induk maksudnya memperhatikan semua PPIA-PPIA ranting. Namun, bukan berarti saya melupakan tim internal PPIA Victoria. Saya ingin menjadi induk bagi keduanya, PPIA-PPIA ranting dan juga tim internal PPIA Victoria.

Misi saya adalah untuk membangun hubungan kekeluargaan yang baik antara semua PPIA-PPIA yang ada di Victoria. Saya ingin memfasilitasi setiap minat dan bakat mereka. Menurut saya, PPIA ranting itu sebenarnya mau untuk berkembang, tapi tidak memiliki wadah untuk itu. Jadi, sebagai PPIA Victoria, saya ingin memfasilitasi mereka. Mungkin dengan cara melibatkan PPIA-PPIA ini dalam acara-acara PPIA Victoria. Atau menginisiasi acara-acara yang dapat mengundang kolaborasi dari PPIA-PPIA ranting, contohnya seperti Selaras tahun ini.

Apa program unggulan Gilbert untuk PPIA Victoria?

Saat ini, saya sedang menggarap ide saya yang bernama Ilmu Untuk Anak Bangsa (IUAB). Mungkin teman-teman sering mendengar program PPIA Victoria yang bernama BUAB (Buku Untuk Anak Bangsa). Selama setahun ke depan, saya ingin me-rebranding program ini menjadi IUAB. IUAB itu program mengajar anak-anak Indonesia. Jadi, kita mengajar secara sukarela di daerah-daerah yang tertinggal sewaktu kita pulang ke Indonesia.

Kenapa saya membuat IUAB ini? Karena tahun lalu, saya memberi buku ke anak-anak kecil melalui BUAB, namun saya tidak tahu apakah mereka membaca buku-buku tersebut. Kalau kita mengajarkan mereka langsung, hasilnya lebih dapat kita lihat dan efektif.

Selain itu, kita bisa hemat biaya yang dikeluarkan juga. Kan mengirim buku kesana itu lumayan mahal, sedangkan kalau kita mengajak teman-teman yang sedang pulang ke Indonesia, biaya yang dibutuhkan akan lebih sedikit.

Program apa saja yang sudah pasti akan dilanjutkan?

Program-program PPIA Victoria banyak yang akan saya lanjutkan, namun akan saya kembangkan beberapa aspeknya. Contohnya seperti Temu Lawak, saya ingin lebih memanfaatkan board directors-nya lagi. Board directors ini terdiri atas PPIA-PPIA ranting, jadi supaya PPIA ranting bisa lebih turut serta bekerjasama. Selain itu, ada juga acara Alun-Alun yang sudah established banget dan banyak orang yang menikmatinya. Ada juga Vic Cup untuk teman-teman yang berminat dalam olahraga, dan program-program lainnya.

Apakah PPIA Victoria juga menjalin kerjasama dengan organisasi lain?

Kalau program kerja selain untuk mahasiswa/i Indonesia, kita juga ada tergabung dalam Asian Youth Community. Tapi untuk Australia-nya sendiri, kita tergabung dalam yang namanya Ikan, yakni pelajar yang ingin menjadi guru bahasa Indonesia di Australia. Itu adalah inisiasi dari Vilta. Kita juga bergabung ke situ sebagai salah satu sumbangsih kita terhadap Australia. Tahun lalu sih ada beberapa anggota PPIA Victoria yang menjadi bagian dari Ikan, tahun ini saya akan mencoba mendorong komite PPIA Victoria untuk turut berpartisipasi lagi.

Apa keuntungan bergabung ke dalam PPIA?

PPIA bisa menjadi wadah untuk anggotanya bertemu dengan teman-teman Indonesia. Selain itu, kita juga menyediakan members’ benefit juga.

Kalau menjadi komite, teman-teman jadi bisa eperience rasanya berorganisasi, supaya bisa menunjang kerja teman-teman ke depannya. Mungkin ada beberapa yang ingin hanya sekedar masukin ke resume, tapi ada teman-teman yang benar-benar ingin pengalamannya. Pengalaman berorganisasi itu menurut saya penting untuk dipelajari sejak dini dalam lingkup ruang kerja.

Sebelum PPIA, apakah Gilbert pernah berorganisasi?

Saya dulu mulai dari SMP, dulu saya sekretaris OSIS, juga berpartisipasi dalam Pramuka. SMA saya lebih banyak berorganisasi di dalam gereja. Kemudian saya aktif sebagai Presiden PPIA VU periode 2016/2017.

Apa yang sudah didapat selama berorganisasi?

Saya banyak berinteraksi dengan orang, banyak pengalaman dalam mengurus acara-acara yang menurut saya sangat menarik. Pengalaman itu yang paling penting, karena siapa tahu ke depannya terpakai. Saya juga belajar untuk membangun relasi dengan banyak orang, membangun koneksi dengan berteman dengan semua orang.

Adakah ada pesan untuk para pembaca BUSET?

Tetap baca BUSET. Dan, sebagai bentuk dukungan untuk Konsulat Jenderal RI, jangan lupa lapor diri ya.

 

 

 

JLie