Perbedaan bisa dimaknai sebagai kekayaan, tapi seringkali mudah dijadikan pemisah. Hal ini pula yang tengah berkecamuk di Indonesia. Keragaman budaya dan agama rentan dijadikan alasan malah untuk memecah belah.

Masih dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 73, Indonesian Club Melbourne, salah satu komunitas Indonesia di Melbourne, menyelenggarakan acara diskusi Interfaith Dialogue bertemakan Unity in Diversity. Topik tersebut juga sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Malam itu juga merupakan acara ke-14 yang rencananya akan rutin diselenggarakan oleh pihak panitia.

Acara dimulai dengan doa makan malam bersama yang dipimpin oleh Rev. Neil Peters. Makanan khas Indonesia, seperti gado-gado dan rendang disajikan untuk para undangan yang tentunya bukan hanya berasal dari Indonesia saja. Pertunjukan alat musik tradisional angklung di sela-sela acara juga melengkapi malam itu.
Sebagai tanda pembukaan diskusi, acara potong tumpeng juga cukup menarik perhatian undangan. Lucky Kalonta, selaku panitia acara secara langsung memberikan potongan tumpeng kepada Spica Tutuhatunewa, Konsul Jendral Republik Indonesia untuk Melbourne dan juga Mr. Hong Lim MP yang turut hadir.

Diskusi yang berlangsung hari Sabtu, 25 Agustus 2018 di Glen Waverley Uniting Church tersebut secara khusus mengundang tiga narasumber dengan latar belakang dan agama yang berbeda-beda. Tiap narasumber mewakili kelompok agama minoritas di Australia, yaitu Islam, Hindu dan Buddha. Mereka pun dipilih demi menceritakan dan berbagi sedikit informasi mengenai agama-agama yang masih belum dikenal oleh sebagian besar masyarakat di Australia.

Presentasi tentang ajaran agama Islam dibawakan oleh Nuim Khaiyath, jurnalis senior dengan pengalaman lebih dari 40 tahun bekerja di media Australia dan Indonesia. Beliau menekankan pepatah “tak kenal maka tak sayang”, yang ia percayai merupakan hal penting demi menghindari persepsi negatif dan salah mengenai ajaran agama.

Bapak Gede Marsaja, seorang akademisi dengan segudang pengalaman di bidangnya, juga bercerita sedikit mengenai ajaran agama Hindu yang mengenal kecintaan dan kehormatan pada mahluk hidup dan tidak hidup di sekitar kita, seperti para leluhur.
Untuk ajaran agama Buddha, Biksu Gontug Rinpoche, salah satu pendiri Kadhampa Buddhist Society of Australia, juga turut bercerita mengenai ajaran agama Buddha yang mengenal karma, sikap rendah hati, serta berbuat baik kepada sesama manusia.

Acara malam itu juga mengingatkan kita semua akan pentingnya menghargai keberagaman agama demi menciptakan sikap toleransi dalam hidup, tanpa memandang buruk ataupun membandingkan ajaran agama lain. Pesan ini juga bertujuan untuk mengedukasi kita agar lebih tepat dalam memilah juga memilih informasi sebelum berkomentar mengenai ajaran agama individu lainnya.
Apa Kata Mereka?
Lucky Kalonta – Panitia Acara, Indonesian Club Melbourne
Acara ini kami buat tiap tahun karena kami ingin orang-orang mengenal dan mengerti perbedaan agama dan budaya di Australia. Kami mencoba menyediakan tempat berbagi informasi dan pandangan masyarakat sebagai bentuk edukasi. Kami juga berharap masyarakat di Australia dapat saling menghargai perbedaan satu sama lain agar dapat hidup berdampingan secara aman dan damai.
Lun Foo – Pharmacist
This is my first time coming to this event. The three speeches were very interesting as it is always good to know about other religions, as well as their histories. I agreed that all religions have similar objective, which is about teaching us the importance of doing the right things and thinking in the right manner. If similar events are going to be held again in the future, it would be really nice to hear from other religions not represented today.
Rita Andria Tigris – Ibu Rumah Tangga
Perayaan Hari Kemerdekaan ke-73 RI yang ke-73 ini sangat berkesan. Mengambil tema dialog antar agama mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan semboyan bangsa Indonesia, serta mewakili keanekaragaman suku, agama dan budaya di Indonesia. Makanan khas Indonesia yang disajikan juga sangat enak. Acara potong tumpeng dan alunan musik angklung juga sangat menarik perhatian. Dirgahayu Republik Indonesia!
Octa