Untuk kesekian kalinya, PERWIRA (Perhimpunan Warga Indonesia di Victoria) kembali menyelenggarakan acara tahunan bertajuk The Indonesian Satay Festival– yang kerap diidentikkan dengan kehadiran berbagai macam makanan khas Tanah Air diiringi pentas budaya bangsa. Seperti namanya, para pengunjung pun bisa menemukan aneka sate di sini, sebut saja sate padang, sate ayam, sate maringgih, hingga menu tradisional lainnya semacam lontong sayur, nasi goreng, cendol, dan lain sebagainya.

Tentu kesempatan baik ini akan sangat disayangkan jika tidak digunakan sekaligus sebagai ajang promosi. Dalam hal ini, panitia telah bekerjasama dengan beberapa gerai usaha yang menjajakan produk dan jasa mereka, sebut saja gerai batik, hijab, agen perjalanan, dan make-up artist. Semua merupakan usaha yang dimotori orang Indonesia di Victoria.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Satay Festival 2018 pula diadakan di Box Hill Town Hall dan dihadiri oleh sekitar 2,000 pengunjung.

“Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Ini semua tidak dapat berjalan tanpa bantuan dari panitia yang telah bekerja sama dengan baik,” papar Nika Suwarsih, Ketua PERWIRA ketika dijumpai Buset di lokasi acara. Menurut Nika, walaupun judul besar acara ini adalah The Indonesian Satay Festival, akan tetapi PERWIRA berupaya mengangkat tema yang berbeda tiap tahunnya. “Tahun ini kita ingin memfokuskan kepada diversity. Maka dari itu, tema besar kita tahun ini adalah ‘Celebration of Diversity in Harmony’,”jelasnya.

Tema tersebut terpancar dari aksi panggung yang beragam; pertunjukan angklung dan sasando; tari Lenso dan Saman; pertunjukan Australian Pencak Silat Foundation serta peragaan busana tradisional.

Nika Suwarsih, Ketua PERWIRA

“Saya berharap nantinya semua komunitas dapat mendukung terus acara ini dan terlibat dengan kegiatan kita seperti sekarang ini,” tutup Nika.

 

 

***

APA KATA MEREKA

 

Diah Pipit Triani
PhD Astrophysics, Swinburne University

Kebetulan saya di sini sebagai pemilik salah satu stall non-food. Acaranya ramai, pengisi acaranya juga ramai. Tahun ini sepertinya banyak native yang datang. Kalau goalnya untuk mengenalkan makanan Indonesia kepada orang asing, saya bilang ini sudah tercapai. Dari segi stall, mungkin ini kurang menguntungkan bagi pemilik bisnis seperti saya. Karena pertama kebanyakan orang yang datang adalah mereka yang ingin mencicipi makanan, bukan mau belanja barang seperti barang yang saja jual sekarang, jilbab.

Dan kalau dilihat-lihat lagi pengisi stalltahun ini sepertinya sepi ketimbang tahun lalu. Ya, saya berharap tahun depan adanya promosi yang merata untuk stall-stallyang non-food. Karena ini kita bayarnya sama, tapi tidak terlalu dapat untung karena kebanyakan pengunjung lebih tahu tentangstallmakanannya ketimbang stalllain. Soalnya sayang, banyak stallyang lain seperti, stallboneka, batik, makeup, travelitu kurang ramai karena pengunjung sepertinya tidak diberi tahu.

 

Rony dan Nina Mckeey

We really enjoyed the event so far. Tapi stallmakanannya sepertinyashrinking. Not like in the past, there were plenty of food stall. However, the performance and the culture are absolutely amazing. When we wanted to go here, we are looking forward to seeing the culture that Indonesia has. In the future, I hope that there will be more food, more entertainment, more of traditional instrument. Also, maybe sometimes it’s better to let people standing instead of sitting, so they can mingle around. And keep some background to the cultural stall. For people like myself, who don’t really know Indonesia, it would make them understand deeper and richer if people could read some backgrounds instead of study it by themselves.

 

Asri Hikmatunnisa
Master of Education, Monash University

Ini pertama kali saya ke acara ini. Senang rasanya ketika tahu bahwa komunitas Indonesia di sini sangat besar. Berasa jadi kaya ada di rumah, ada bazaar makanan, pakaian, dan performance, semua Indonesia. Tapi ternyata tidak hanya Indonesia saja yang ikut meramaikan penampilan di atas panggung tadi, melainkan ada orang asing juga. Senang melihatnya, tandanya kita dihargai di sini. Kebetulan hari ini saya dipercayakan menjadi bagian dari panitia di bidang fotografi. Ini jadiexperienceyang menyenangkan, bisa berkontribusi di kegiatan teman-teman, bapak dan ibu PERWIRA. Saya merasa secara tidak langsung kontribusi saya ini juga bisa terhitung sebagai membantu menyukseskan dan mempromosikan Indonesia di sini. Saya berharap, Satay Festivallebih banyak memberikan kesempatan kepada orang Indonesia yang mempunyai bakat dalam hal menampilkan kebudayaan Indonesia yang beragam. Sukses terus!

 

 

 

 

Alifia