Berangkat dari gagasan bahwa cinta terhadap diri sendiri tidak seharusnya berhenti di resolusi awal tahun semata, Seribu Tujuan, solusi kesehatan mental untuk Indonesia hadir dengan webinar pertamanya, Starting Line.
Acara ini mengundang mental health advocates, psikolog, dan psikiater dengan topik seputar insecurities dan self-love, antara lain:
- Overthinking & Anxiety
- Self-acceptance through Meditation
- Overcoming Your Bullies
- Skin positivity for self-esteem
- Self-love and body positivity
- Exercise and mental health


Overcoming Your Bullies menghadirkan Ratih Arruum, seorang psikolog klinis dan dosen di Universitas Yarsi dan Edsa Estela, fitness enthusiast dan bully survivor.
Apa itu bullying?
Bullying adalah segala perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja untuk menyerang atau melukai orang lain, baik itu dalam bentuk tindakan (menyebarkan gosip, kekerasan fisik) atau verbal (hinaan, ejakan).
Bullying bukan salah korban
Mengapa orang bisa membully orang lain? Psikolog Ratih menjelaskan bahwa terdapat faktor personal dan situasional yang mendasari perilaku tersebut.
Kepribadian pelaku. Pelaku bullying biasanya memiliki kemampuan yang rendah untuk berempati atau memahami perasaan orang lain. Tidak jarang mereka mempunyai evaluasi negatif atas harga dirinya, atau biasa disebut dengan self-esteem yang rendah.
Mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan adalah perilaku yang dilakukan seseorang untuk mengurangi kecemasan yang timbul dari lingkungan atau kejadian tertentu. Pelaku bully yang menjadi korban kekerasan di lingkungan terdekatnya dapat menirukan perilaku itu kepada orang lain karena tindakan bully itu dianggap sesuatu yang biasa.
Anonimitas. Akun palsu yang tidak menunjukan identitas aslinya yang biasa ditemukan di media sosial membuat perilaku bullying menjadi lebih rentan karena tidak adanya ikatan personal antara pelaku dan korban.
Sekolah tanpa budaya anti-bullying. Sekolah yang masih menerapkan budaya senioritas dan junioritas dapat menjadi bibit awal dari munculnya bullying.
Perilaku bullying dapat mengubah konsep diri kita
Perilaku bullying seringkali terinternalisasi dan membentuk gambaran terhadap diri kita. Biasanya, kita menginternalisasinya dengan mengatakan
“oh iya, aku orangnya gini ya, emang ga bisa diterima sama orang lain.”
Jika dibiarkan, pandangan negatif terhadap diri kita itu bisa menetap menjadi konsep diri kita.
Overcoming your bullies
- Pahami nature perilaku bullying
“Kita perlu punya mindset bukan berarti kita berhak untuk di bully, tetapi memang ada masalah pada pelaku bullying itu,” kata Psikolog Ratih.
Seringkali kita merasa berhak menerima perilaku tersebut. Padahal, seringkali masalahnya bukan ada di diri kita.
- Cari support system mendukung
Cari support system yang suportif dan dapat dipercaya. Orang-orang ini bisa jadi guru, teman, orang terdekat, ataupun support group yang mempunyai masalah yang sama.
- Fokus pada potensi diri kita yang lain agar tidak berlarut-larut pada pengalaman buruk itu
- Salurkan emosi pada hal-hal positif: menulis, jurnaling, olahraga
Agar tidak berlarut-larut pada pengalaman buruk itu, salurkan emosi pada hal-hal positif
Untuk pembaca yang penasaran dengan topik lainnya dari webinar Starting Line, kalian bisa mendapatkan recording webinar seharga Rp.10,000-, hanya di media sosial Seribu Tujuan, @seributujuan.