Masih dalam suasana Idhul Fitri, pada 7 Mei 2022 lalu telah dilaksanakan webinar membahas persiapan dibentuknya Majelis Perwakilan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Australia-New Zealand, sekaligus halal bi halal secara online.

Acara ini dihadiri oleh beberapa tamu penting yang ikut dalam memberikan sambutan pembukaan, diantaranya adalah Abbadi S. Thalib, S.E., M.M. (ketua panitia pelaksana webinar), Dr. Bambang Susanto (Kabid Hubungan Luar Negeri MN KAHMI), dan Dr. Mukhamad Najib (Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra).
Webinar tersebut dibuka oleh Dr. H. Ahmad Doli Kurnia T, S.Si., M.T (Koordinator Presidium MN KAHMI).
Dalam acara ini, juga diundang Prof. Dr. Arif Satria, SP., M.Si. (Rektor Institut Pertanian Bogor dan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Pusat) sebagai pembicara utama.
Abbadi selaku ketua pelaksana acara menyampaikan bahwa rencana dibentuknya Majelis Perwakilan KAHMI di Australia – New Zealand adalah tidak lain sebagai wadah untuk masyarakat Indonesia dalam berkarya. “Di Australia, diperkirakan ada 8000 mahasiswa yang masuk setiap tahunnya. Maka dapat dilihat bagaimana antusiasme mahasiswa Indonesia untuk memilih Australia sebagai tempat menimba ilmu, dan diantara 8000 mahasiswa itu pasti akan ada kader HMI” sebutnya.

Dinamika global berjalan dengan sangat cepat, hingga permasalahan internasional bukanlah lagi termasuk masalah tersier, melainkan primer. Dr. Bambang Susanto menyebutkan dalam sambutannya, bahwa Majelis Perwakilan KAHMI Australia – New Zealand ini juga bertujuan untuk mempermudah silaturahmi antar KAHMI diantara diaspora yang tersebar di seluruh dunia, dengan begitu akan semakin mempermudah dalam membantu dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi secara internasional.
Dr. Mukhamad Najib menyampaikan bahwa ia ingin kiprah KAHMI dan HMI di Australia bisa seperti di Indonesia, dimana KAHMI dan HMI itu sangat melegenda. Ia ingin KAHMI dan HMI dapat membantu mengenalkan Indonesia lebih luas lagi di Australia. “Ikut berjuang dalam membangun branding Indonesia yang demokratis dan sebagai salah satu negara yang memiliki umat Islam terbesar di dunia” sebutnya dalam sambutan singkat.

“Hingga hari ini, warga KAHMI untuk berhimpun di luar negeri itu sangat besar antusiasmenya. Dimanapun kita berada, kita harus tetap berpartisipasi dan berkontribusi untuk Indonesia” – Dr. H. Ahmad Doli Kurnia T saat diberi kesempatan untuk membuka acara webinar tersebut.
“Semoga dengan pembaruan oleh KAHMI, dapat mengubah penilaian tidak baik terhadap Islam dan semoga dikenal oleh masyarakat internasional akan kedamaiannya.” – Prof. Dr. Siti Zuhro, M.A seorang peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI yang turut hadir dalam webinar tersebut, diberi kesempatan untuk menyampaikan sepatah-dua patah kata untuk penyemangat dibentuknya Majelis Perwakilan KAHMI Australia – New Zealand.
Masuk dalam acara utama yaitu penyampaian materi oleh Prof. Dr. Arif Satria, SP., M.Si. mengenai 7 kiat yang harus dilakukan untuk mencapai suatu kemajuan. Tujuh poin itu diantaranya:

- Orientasi lembaga belajar
Dengan belajar, tentu akan memperluas diri dan wawasan, yang kemudian diharapkan dari hasil belajar tersebut dapat bermanfaat untuk transformasi bangsa.
- Orientasi masa depan (dunia dan akhirat)
Ada baiknya apabila hal- hal duniawi dan akhirat untuk diseimbangkan, sehingga tidak seperti Qarun yang sangat baik saat miskin namun menjadi sombong saat kaya.
- Orientasi waktu dan kualitas kerja
Memanfaatkan dan mensyukuri waktu, dan memaksimalkan kualitas dari apapun kegiatan yang dilakukan.

- Orientasi kolaborasi
Kemajuan suatu negeri tentu tidak lepas dari saling tolong menolong dan berkolaborasi.
- Integritas
Kejujuran adalah yang paling utama, bahkan lebih penting dibandingkan dengan kepintaran.
- Positif Thinking
Selalu berfikir bersih dan positif akan setiap kejadian.
- Inisiatif
Maju dan mundurnya keadaan kita, itu sangat bergantung dengan diri kita sendiri.
Itu adalah 7 (tujuh) pilar budaya kemajuan bangsa. Namun Iman dan Taqwa tetap menjadi pondasi utama.
Sebagai penutup, beberapa kalimat disampaikan oleh Drs. H. Manimbang Kahariyady (Sekjen MN Kahmi), “AD ART akan segera disusun, dan untuk pemecahan masalah kepengurusan, akan dibuat periode pengurusan yang kurang dari 5 (lima) tahun.”
“Dimanapun kita berada, tetap berkontribusi untuk Indonesia. Yakin Usaha Sampai.”
Acara tersebut berjalan dengan baik dan hikmat. Diakhiri dengan halal bi halal secara online dan saling menyapa melalui layar.

