September pun berkunjung dan antisipasi besar dapat terlihat di wajah setiap orang Indonesia yang ada di Melbourne. Konser Indonesia termegah, Soundsekerta telah datang untuk memeriahkan panggung Melbourne Town Hall pada tanggal 28 September lalu!

Konser ini telah menjadi sebuah tradisi tahunan dibawakan oleh anggota-anggota PPIA Monash bagi orang-orang Indonesia yang ada di Melbourne selama 13 tahun terakhir. Tahun ini Soundsekerta mengambil tema Mosaic of The Nation yang berartikan persatuan keanekaragaman budaya, etnis dan bahasa di Indonesia yang direkatkan kuat oleh musik menjadi suatu mosaik besar nan indah.

Mosaic of The Nation tahun ini diilustrasikan dalam bentuk mosaik kepala singa dengan setiap potongan yang mewarnai dan membentuknya berupa corak-corak batik yang berbeda warna dan berbeda pola berasalkan dari setiap daerah di Indonesia. Rakay Ammar Satrio dan Aditya Hartato selaku Project Manager Soundsekerta 2019 mengumbar rahasia di balik kepala singa warna-warni ini. “Kita mengambil bentuk kepala singa untuk melambangkan tema Soundsekerta tahun ini karena kita percaya bahwa binatang singa merepresentasikan negara Indonesia. Indonesia itu seperti singa, adalah raja dari segala negara-negara yang ada di dunia. Indonesia memiliki kekayaan dan keragaman yang tidak dapat ditandingi oleh negara manapun,” jelas Rakay.

“Kita juga membentuk kepala singa ini dalam bentuk mosaik bukan hanya membuatnya untuk menjadi selaras dengan tema kita tahun ini, tetapi juga untuk melambangkan bagaimana Indonesia dengan segala keragaman dan perbedaan yang dimiliki menjadi sebuah keindahan yang utuh ketika semua bersatu seperti apa yang diharapkan dari Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, menambahkan apa yang Rakay telah jelaskan, hanya ketika kita bersatu sebagai satu Indonesialah kita bisa menjadi raja dari segala negara,” lanjut Aditya.

Membuka acara dengan mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia, Indonesia Pusaka dibawakan oleh Swain Mahisa diiringi oleh band Blueroom. Suara musisi muda ini bersenandung di setiap hati para penonton ketika ia menyanyikan lagu Seperti Yang Kau Minta oleh artis legendaris, Chrisye. Panggung Soundsekerta adalah debut kali pertamanya akan sebuah pertunjukan yang dihadiri oleh begitu banyaknya penonton. Namun demikian, Swain berhasil membawakan setiap lagu yang dibawakannya bersama band Blueroom yang tidak kalah kerennya dengan begitu sempurna.

Duo project manager Rakay dan Aditya menguraikan bahwa dengan persiapan yang berlangsung selama hampir satu tahun, Soundsekerta pada tahun ini dimeriahkan oleh tiga artis ternama di Indonesia, Tompi, Ran dan Yura Yunita. Penyanyi yang lahir pada tahun 1978 ini diundang merepresentasikan jiwa-jiwa old school yang akan menghadiri Soundsekerta.

Yura Yunita adalah seorang penyanyi solo yang mulai membuka lembaran karirnya dalam dunia musik dengan album debutnya berjudulkan “YURA” pada tahun 2014. Album ini berisikan salah satu lagunya paling top-nya, Cinta dan Rahasia featuring Glenn Fredly yang turut ia bawakan pada konser Soundsekerta. Sejak peluncuran albumnya, ketenaran dan kesuksesan Yura meroket.
Yura diajak untuk memanggung di Soundsekerta demi merepresentasikan para jiwa muda di seluruh Indonesia. Di bawah sorot lampu dan dialuni oleh berjuta lampu flashlights para hadirin konser, Yura merayukan lagu yang membuatnya memenangkan Best Pop Female Solo Artist dan Best Pop Songwriter pada 2017, Intuisi. Setiap penonton bergidik takjub ketika sang penyanyi terus menghipnotis mereka dengan suara malaikatnya saat mempersembahkan lagu-lagu hitsnya yang lain seperti Buka Hati, Berawal dari Tatap, Buktikan dan salah satu lagu barunya yaitu Get Along with You.

Ia juga menakjubkan para penonton ketika menyanyikan tembang Merakit seiring dengan visual menyanyikannya dengan gerak-gerik tangan yang menguraikan setiap lirik lagu dalam sign language. Yura menghakiri pertunjukkannya dengan Harus Bahagia yang ia dan band-nya tarikan, menutupnya dengan spektakular.
Teuku Adifitrian, alias Tompi adalah seorang artis jazz ternama yang juga menjalani kehidupan yang sukses sebagai ahli bedah plastik bersertifikat. Penyanyi yang lahir pada tahun 1978 ini diundang merepresentasikan jiwa-jiwa old school yang menghadiri Soundsekerta. Anggota Trio Lestari ini telah menulis sejarah musiknya lama sebelum album yang ia luncurkan pertama kali pada tahun 2004 bernama “Bali Lounge”. Sejak itu, Tompi terus mewarnai karirnya dalam industri musik dengan banyak penghargaan.

Penghargaan yang paling terkenal untuk dimenangkan seorang Tompi adalah AMI Awards tahun 2009 kategori Karya Produksi R&B Terbaik untuk lagunya Sedari Dulu yang ia tampilkan berserta hits-hits lainnya seperti Tak Pernah Setengah Hati dan Menghujam Jantungku dan Salahkah. Penampilan Tompi mengguncang Melbourne Town Hall dengan segala freestyle yang ia pertunjukan bersama Indro Hardjodikoro, seorang basist ternama yang turut ia giring ke Soundsekerta dan anggota-anggota bandnya yang lain. Tompi sempat mencuplikkan karya aransemennya akan lagu klasik Bengawan Solo bersama bandnya pada malam itu dan menyelimuti para penonton dengan kemerduan suaranya.

Back by popular demand untuk tampil di atas panggung Soundsekerta kedua kalinya, mewakili era New School musik Pop Indonesia. RAN adalah sebuah akronim yang diciptakan untuk menamai band trio pop rock Indonesia yang dibentuk oleh Rayi Putra Rahardjo alias Rayi, Astono Andoko alias Asta, dan Anindyo Baskoro alias Nino. Mereka memulai debutnya pada tahun 2007 dengan album pertama mereka yang berjudul “RAN For Your Life”, dimana salah satu single sukses mereka, Pandangan Pertama diperkenalkan dan juga dipersembahkan di atas panggung Soundsekerta.
RAN memulai penampilan mereka dengan lagu Selamat Pagi dan kian memeriahkan Melbourne Town Hall dengan segala keseruan dan groove dari lagu-lagu yang dibawakan. Mulai dari Sepeda, Pandangan Pertama dan Begitu Saja dengan setiap putaran juga koregrafi yang mereka tarikan betul-betul membawa hype ke dalam konser ini.

Energi yang dibawakan oleh RAN di atas panggung tentu merasuki para penonton dengan vibe yang menyenangkan dan telah membawa mereka untuk berdiri dan menari bersama para artis-artis yang dengan serunya tampil di atas panggung. RAN menutupi konser Soundsekerta dengan lagu Hanya Untukmu yang dengan mengejutkan menampilkan Budi Abdulkadir Putra, yakni putra dari Rayi yang ikut berloncatan riang di atas panggung!
Sungguh sebuah konser spektakuler!
Apa Kata Mereka?
Ni Putu Widya Maharani, mahasiswa Swinburne University

Acaranya seru, soalnya ini pertama kalinya aku nonton Soundsekerta di Melbourne jadi lumayan berkesan. Kebetulan juga lineup artis-artisnya juga memang penyanyi-penyanyi Indonesia favoritku jadi makin suka. Crowd-nya tahun ini juga terlihat sangat ramai dan heboh jadi bisa seru-seruan dan nyanyi-nyanyi bareng dengan artis-artisnya. Aku juga salut dengan para panitia yang sudah mempersiapkan acara dengan begitu baiknya. Walaupun jalan acaranya masih termasuk lama bagiku, tetapi mereka bisa menuntaskan acara dengan sukses!
Daffa Wardhana, mahasiswa Melbourne University

Sebagai mahasiswa di Melbourne, senang rasanya melihat mahasiswa-mahasiswa lain aktif berorganisasi dan melibatkan diri dalam acara-acara kebangsaan seperti ini. Aku bangga melihat bagaimana kami yang disekolahkan jauh di sini tetap terus membesarkan nama bangsa sendiri melewati acara-acara seperti Soundsekerta. Aku sangat menikmati acara ini terutama karena Soundsekerta tahun ini menghadirkan musisi-musisi yang beragam. Kalau yang suka lagu lebih old school ada Tompi, kalua yang lebih pop dan kekinian ada RAN dan Yura Yunita. Saya turut berterimakasih pada para panitia Soundsekerta yang telah berhasil memberikanku kesempatan untuk melepaskan rinduku akan rumah!
Bintang