Let’s Talk About Sex #HarusDibahas

Pengetahuan terkait kesehatan reproduksi adalah hak semua warga negara Indonesia yang sebetulnya sudah dicantumkan di UU Pasal 72. Lantas, mengapa pembahasan tentang kesehatan seksual dan reproduksi di Indonesia masih tergolong tabu dan jarang sekali dibicarakan?

Reprodukasi, sebuah organisasi yang menyediakan wadah informasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi untuk Indonesia melaksanakan webinar pertamanya, Let’s Talk About Sex #HarusDibahas. Webinar kali ini mengupas topik kesehatan seksual dan reproduksi dari lensa sosial, biologis, dan psikologis. 

Apa itu kespro (Kesehatan Seksual dan Reproduksi) komprehensif? 

Dimas Mahendra, selaku perwakilan dari Tabu.ID menjelaskan bahwa edukasi kespro yang komprehensif harus bisa meningkatkan perilaku seksual yang sehat, memperbaiki sikap dan menambah pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi. 

Topik-topik dari pendidikan seksual pun sangat beragam, dari mulai relasi interpersonal sampai kesehatan seksual dan reproduksi.

Pendidikan kespro dari lensa sosial 

Masalah dari edukasi kespro berbasis pertarakan (abstinence-only) 

Abstincence-only merupakan pendekatan dalam pendidikan seks yang meyakini bahwa aktivitas seksual hanya boleh dilakukan setelah menikah. Pantangan dalam melakukan aktivitas seksual sebelum menikah dianggap sebagai upaya pencegahan terbaik terhadap kemungkinan penularan infeksi seksual menular dan kehamilan yang tidak diinginkan. 

Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa intervensi edukasi berbasis pertarakan ini hanya efektif mengurangi aktivitas seksual sebelum menikah tanpa meningkatkan pengetahuan dan sikap terkait hal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi berbasis pertarakan tidak mampu membekali individu dengan informasi yang tepat untuk mengambil keputusan yang sehat dan secara tidak langsung mengesampingkan hak individu untuk memutuskan apa yang tepat dan dapat mereka lakukan dengan kehidupan seksual mereka. 

Mengapa pendidikan kespro komperhensif menjadi solusinya? 

Mengajak kita untuk mengenal tubuh sendiri 

Mengetahui informasi tentang tubuh kita merupakan bekal penting untuk para remaja saat menghadapi pubertas, mengenali menstruasi, mimpi basah, dan pengalaman seksual dan reproduksi lainnya. Tentunya, hal ini akan meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap kesehatan seksual dan reproduksi.

  • Mempersiapkan orang muda 

Pendidikan seks yang komperhensif membantu remaja untuk mengambil keputusan seksual serta membekali mereka dengan pertimbangan-pertimbangan sebelum melakukan perilaku seksual (sexual readiness).

Kesalahpahaman terkait pendidikan kespro yang komperhensif 

Padahal, telah diteliti bahwa pendidikan kespro membawa manfaat yang baik untuk anak muda, antara lain: 

  1. Memiliki pengetahuan mengenai HIV yang lebih baik 
  2. Lebih sering menggunakan kondom 
  3. Lebih percaya diri dapat menggunakan alat kontrasepsi ketika berhubungan seksual 
  4. Mempunyai lebih sedikit pasangan seksual 
  5. Cenderung menunda atau mengurangi melakukan hubungan seksual 

Kespro yang lebih komprehensif dimulai dari peran pemuda dan remaja 

Tentunya, peran pemuda dan remaja sangat dibutuhkan untuk mengadvokasi, mendobrak pintu stigma dan mitos, memulai diskusi terbuka dan menormalisasikan pembicaraan mengenai kesehatan seksual dan reprodukasi agar semakin banyak lagi anak muda yang bisa mengambil pilihan-pilihan seksual yang sehat dan bertanggung jawab. 

Pendidikan kespro dari lensa biologis 

Segala perilaku seksual perlu direncanakan 

Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual, suatu hal yang normal dan wajar dimiliki oleh manusia. Cakupan dari perilaku seksual ini sangatlah luas, mulai dari berdandan, naksir, berpegangan tangan, mencium, berpelukan, menonton pornografi, berhubungan seksual, dan lain sebagainnya. 

Dokter Sandeep Nanwani menekankan bahwa segala perilaku seksual perlu direncanakan dan dipikirkan konsekuensinya matang-matang.

Mitos dan fakta seputar menstruasi 

Pendidikan kespro dari lensa psikologis 

Bagaimana caranya menanamkan pendidikan kespro sedari kecil? 

  • Dimulai ketika anak belajar tentang anggota tubuh 
  • Menggunakan nama ilmiah (contoh: penis dan vagina) 

Penggunaan nama imiah daripada non-ilmiah (contoh: burung dan dompet) ketika memberi pendidikan kespro pada anak sangat penting karena pada usianya, anak berpikir dengan cara yang konkrit sehingga penggunaan metafor terhadap jenis kelamin akan sangat membingungkan mereka. 

  • Ajari healthy boundaries semenjak kecil untuk menghindari epidemi kekerasan seksual di saat remaja 

Budaya dan norma sosial di lingkungan keluarga kadang menormalisasikan pendekatan fisik kepada anak seperti mencium dan memeluk, bahkan cenderung memaksakan walaupun sang anak menolak permintaan tersebut. Padahal, pemaksaan ini dapat membuat anak beranggapan bahwa perkataan dan penolakannya tidak berarti, sehingga hal ini berdampak pada kerentanannya menerima perilaku kekerasan seksual disaat remaja. 

Kapan sih kita siap berhubungan seks? 

Psikolog Anastasia Satriyo mengungkapkan bahwa kesiapan dalam berhubungan seks didasari dari cara berpikir daripada biologis.

Perlu juga diketahui bahwa apa yang terjadi secara fisik berpengaruh ke psikologiss manusia. Contohnya, frekuensi berhubungan seksual yang sering akan meningkatkan keterikatan terhadap pasangan.

“Seberapa siap kamu berhubungan seksual itu berdasarkan seberapa siap kamu menanggung resikonya,” ungkapnya.