Tentu banyak yang beranggapan bahwa tinggal di negara maju dengan segala keteraturan dan kemajuannya pasti menyenangkan. Padahal bagi yang merintis dan menjalani hidup sebagai perantau di negeri orang, prosesnya tidak selalu mudah. Kita akan selalu ditantang untuk keluar dari zona nyaman dan terus menerus beradaptasi.
Saya pribadi masih ingat pertama kali menginjakkan kaki di Swnburne University. Saat itu saya telat datang dan begitu masuk kelas, semua teman sudah duduk di tempat masing-masing. Dan tampak jelas bahwa murid-murid dari rumpun Asia duduk berkerumun bersama. Walau saya ingin bergabung dengan mereka (pelajar dari Asia), tapi saya memaksakan diri untuk duduk di antara pelajar lokal. Pengalaman seperti ini pun kemudian terjadi berkali-kali dalam perjalanan karier saya hingga saat ini. Keadaan yang memaksa saya berada di zona tidak nyaman, namun membuat saya cepat berkembang.
Satu hal yang biasanya membelenggu para pendatang untuk maju adalah diri sendiri. Keraguan dan rasa tidak percaya diri seringkali menghantui kita sebagai imigran. Tak bisa dipungkiri, kita merasa lebih nyaman bergaul dengan teman-teman sebangsa, karena lebih familiar dengan budaya dan cara pikirnya. Atau mungkin kita tidak merasa nyaman berkomunikasi dengan Bahasa Inggris level “imigran”.
Tapi jika kita ingin hidup, menetap, dan berkembang di negeri orang; mau tidak mau kita harus berupaya memahami, mengapresiasi, dan berbaur dengan budaya lokal. Bukan berarti melupakan jati diri sebagai orang Indonesia, tapi kita perlu beradaptasi membawa nilai-nilai baik kita ke dalam pergaulan profesional kita. Menurut saya, nilai kuat bangsa Indonesia terletak pada pembawaan yang santun, pekerja keras, dan dapat diandalkan. Meski begitu kekuatan tersebut bisa juga jadi kelemahan. Misalnya, karena kita selalu ingin santun dan tidak menyakiti perasaan orang lain, kita cenderung menyembunyikan perasaan kita dan sering tidak percaya diri untuk mengekspresikan ide, ketidaksetujuan, atau maju untuk mengambil inisiatif untuk memimpin.
Lalu apakah sebenarnya ada peluang buat kita untuk berkompetisi dengan mereka yang lahir dan besar di Australia? Terutama di bidang kreatif—industri yang cenderung didominasi oleh nama-nama lokal. Belakangan saya pribadi punya ketertarikan khusus dalam topik ini dan mendorong saya untuk menginisiasi kanal podcast berbahasa Indonesia, Spektrum Podcast. Program ini fokus menyoroti industri kreatif lokal di Australia, khususnya Melbourne, melalui sudut pandang para pelaku kreatif Indonesia yang sudah berpengalaman dan terbilang sukses di industri ini. Setelah bergulir cukup lama, saya bisa menyimpulkan ada beberapa kesamaan dimiliki teman-teman yang sudah saya wawancara. Dan saya percaya hal-hal tersebut berperan cukup vital dalam kesuksesan mereka. Kualitas-kualitas tersebut, di antaranya:
- Memiliki daya juang tinggi
Sebagai pendatang biasanya ada “stereotipe imigran” yang melekat pada kita. Kita tidak menyia-nyiakan kesempatan dan cenderung bergantung pada diri sendiri, keluarga, dan sahabat saat kita berada dalam masalah—bukan kepada tunjangan atau bantuan pemerintah. Kita selalu dalam “survival mode” sehingga punya fokus untuk bekerja dengan baik. Bahkan kadang-kadang tidak terlalu memikirkan besar kecilnya upah, dibayar pun sudah bersyukur. Sebenarnya ini jadi anugerah terselubung, karena kita membawa nilai lebih pada uang untuk pekerjaan yang kita lakukan. Tapi ingatlah untuk mengenal pasar dan menempatkan diri dan harga Anda dengan benar dan kompetitif.
- Punya sudut pandang unik karena latar belakang budaya yang beda
Kita jadi punya perspektif lebih luas dibanding penduduk lokal yang belum pernah hidup di negara lain. Hal ini membuat kita jadi memiliki empati terhadap beragam budaya sehingga kita dapat membawa diri dan mengapresiasi budaya lain. Di bidang kreatif, seringkali membawa perspektif beda dan jadi solusi unik dalam proyek yang kita kerjakan dan hal ini dapat dihargai oleh industry desain di Australia.
- Tidak menyia-nyiakan kesempatan
Kesempatan bisa datang kapan saja, dan ketika hal itu datang, kita harus mengambilnya dengan cepat. Mentalitas ini cenderung melekat kepada orang-orang pendatang yang ingin membangun reputasi di negeri lain. Dengan kerja keras dan tekad yang kuat banyak penduduk Australia yang berasal dari negara lain berhasil membangun bisnis atau nama baik di sini.
- Tidak terlalu khawatir pada opini orang lain
Kita seringkali khawatir akan persepsi orang lain terhadap kita. Menurut saya, kita hanya perlu fokus dan membuka pikiran untuk perkembangan diri. Pada akhirnya opini orang lain hanya jadi peringatan buat kita, tapi selebihnya kita sendiri yang mengontrol tindakan dan usaha yang dibutuhkan.
- Selalu mengenal dan mengembangkan diri
Seperti beberapa artikel lalu yang pernah saya tulis, sangat penting bagi kita untuk mengenal diri kita masing-masing agar kita tahu kelemahan dan kekuatan kita. Dengan kesadaran ini, kita dapat mengembangkan kekuatan kita dan belajar untuk mengatasi kelemahan kita. Dengan pola pikir ini kita akan selalu bisa bersifat bijak setiap kali menghadapi kegagalan dan keberhasilan.
- Rajin memperkuat network atau lingkaran pertemanan
Network atau jejaring adalah segalanya dalam pergaulan dan perkembangan karier kita. Jadikan kebiasaan untuk murah hati dan baik pada sesama ini bagian dalam diri kita. Begitu banyak peluang kerja dan usaha yang datang kepada saya pribadi hanya karena hal baik yang pernah saya lakukan sebelumnya, besar maupun kecil. Oleh karena itu, teruslah mengingatkan diri Anda untuk melakukan kebaikan pada orang lain.
Dengan pengalaman menjalankan usaha konsultasi desain digital yang berkembang cukup baik selama hampir enam tahun dan berkompetisi dengan senior dalam industri ini yang kerap sudah punya nama besar, saya yakin kita bisa bersaing dan merebut market. Ingatlah pada poin-poin sederhana di atas.
Keberhasilan di bidang bisnis tidak pandang bulu. Bila Anda gigih dan terus bekerja keras untuk gol besar, pasti ada waktunya Anda menuai hasil. Para klien tidak akan terlalu mempedulikan Bahasa Inggris kualitas “imigran” jika Anda selalu bersikap baik dan profesional. Jangan takut salah atau dinilai jelek, namun teruslah melangkah untuk memperbaiki dan mengembangkan diri. Tidak ada untungnya terus mengeluhkan keadaan, karena hanya dengan berani melangkah dan mulai berbuat sesuatu semua akan berubah menjadi lebih baik. Selamat berjuang di zona yang seringkali membuat Anda tidak nyaman tapi merupakan ladang yang baik untuk bertumbuh.
alvin@relab.com.au
@relabstudios | @spektrumpodcast
relab.com.au | spektrumpodcast.com