BAPAK GAMELAN POEDIJONO SUDAH TIADA
Telah berpulang kehadiratNya, Bapak Gamelan Indonesia, Poedijono pada tanggal 30 Januari 2021, dalam usia 79 tahun, pada jam 17.53.
Sosok besar di dunia gamelan sudah pergi dan kita kehilangan sosok tersebut. Bukan hanya masyarakat Indonesia di Melbourne khususnya yang merasa kehilangan tapi juga Australia pada umumnya. Tentu juga kelompok masyarakat Australia yang mencintai musik klasik tari Jawa dan Bali kehilangan sosok yang tiada gantinya. Indonesia kehilangan ‘Duta Besar Musik Tari Gamelan Jawa dan Bali’’untuk Australia!
Mungkin ada beberapa guru gamelan dan tari Jawa dan Bali di Australia tapi hanya ada satu guru gamelan dan tari yang begitu mencurahkan dan memberikan seluruh hidupnya untuk musik klasik tari gamelan Jawa dan Bali di Australia.
Yang menarik dari sosok Pak Poedijono adalah ‘senyumnya yang khas.’ Setiap kali bertemu , dengan orang yang bukan orang Indonesia beliau selalu bertanya: “Have you been to Bali?’’ Seolah-olah hanya ada satu pulau di Indonesia! Kenapa bukan pertanyaan: “Have you been to Java?” atau: “Have you been to Yogyakarta?” Sebagai orang Jawa seharusnya dua pertanyaan terakhir itulah yang ditanyakan.
Satu-satunya penjelasan yang mampu menjelaskan kenapa pertanyaan “Have you been to Bali” yang ditanyakan ke setiap orang yang bukan orang Indonesia adalah, istri almarhum adalah orang Bali, Bu Merthi, istri tercinta!
Terlepas dari itu, mungkin hanya di Bali, kita bisa melihat matahari terbit di Sanur dan dalam jarak yang relatif singkat kita bisa melihat matahari terbenam di Kuta, dua fenomena alam yang luar biasa. Mungkin hal ini juga menjadi pertimbangan beliau menanyakan pertanyaan ‘have you been to Bali?’’ Walahualam.
Almarhum Pak Poediyono sosok yang sulit dicari gantinya sebagai seorang guru/pakar gamelan. Yang membedakan almarhum dengan guru/pakar gamelan lainnya adalah kecintaan beliau terhadap profesi sebagai guru gamelan dan tari Jawa dan Bali dan itu terlihat dari raut muka, sinar mata dan semangat setiap kali mengajar musik klasik sakral Jawa gamelan tersebut. Beliau mengajar tidak hanya dengan gerak badan tapi dengan jiwa!
Terasa ingin sekali muridnya juga menjiwai dan mencintai musik gamelan seperti dirinya mencintai musik klasik Jawa ini.
Beliau telah memberikan dan mencurahkan segala tenaga dan pikiran untuk mempopulerkan tarian Jawa dan Bali melalui gamelan di Ausralia dan berhasil sekali!
Sekali lagi, kami masyarakat Indonesia dan masyarakat Australia yang mencintai musik tari gamelan Jawa dan Bali di Victoria dan Melbourne khususnya ingin mengucapkan ‘SELAMAT JALAN PAK POEDIJONO….
Anton Alimin
Good Morning Indonesia with Poetry