Food lovers, pasti tidak asing lagi dengan acara yang satu ini! Ya, The Indonesian Satay Festival yang ke-26 kembali hadir dengan menyuguhkan berbagai macam cita rasa makanan khas Indonesia untuk dinikmati masyarakat Melbourne. Pengunjung yang hadir tidak hanya dari kalangan masyarakat Indonesia saja, melainkan penduduk berbangsa lainnya juga memberikan antusias yang tinggi terhadap acara ini.

Dilihat dari jumlah pengunjung yang meningkat dari tahun lalu, membuat Event Director Satay Festival 2016, Riza Radjatjut menyampaikan kegembiraannya meyakini hal tersebut. “Alhamdulillah, kalau dari segi kuantitas, pengunjung ramai yang datang. Namun, selama 26 kali acara ini dibuat, jumlah pengunjung tidak bisa diprediksi secara stagnan, melainkan cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun,” ujar Riza. Memang, terlihat padatnya gedung Box Hill Town Hall siang itu, cukup membuktikan bahwa acara Satay Festival sudah dinantikan oleh komunitas dari berbagai kalangan. “Itulah tantangannya bagi organisasi-organisasi lainnya yang membuat acara semacam ini. Bagaimana caranya untuk membuat acara tersebut dirindukan oleh pengunjung dan ditunggu-tunggu. Maka dari itu, kita memberikan sesuatu yang berbeda dan berkesan bagi para pengunjung setiap tahunnya,” tutur Riza.

Acara yang diselenggrakan bertepatan dengan Hari Ibu Internasional awal Mei kemarin itu merupakan salah satu program anual organisasi PERWIRA (Perhimpunan Warga Indonesia di Victoria). Tahun ini, Satay Festival 2016 memberikan nuansa baru melalui kerja sama yang terjalin dengan FKKI (Forum Komunikasi Komunitas Indonesia). “Ya tahun ini kita adakan kerjasama dengan FKKI, tujuannya untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat Indonesia dalam menyukseskan acara Satay Festival 2016 ini. Makanya, tahun ini ada seminar yang diusung oleh komunitas tersebut,” urai Riza.

Pemenang My Kitchen Rules Tasia dan Gracia Seger turut meramaikan acara
Pemenang My Kitchen Rules Tasia dan Gracia Seger turut meramaikan acara

Selain kehadiran FKKI, adapun yang menarik pengunjung adalah dengan diadakannya acara Meet and Greet pemenang dari lomba My Kitchen Rules, Tasia dan Gracia Seger. Reality show memasak ini merupakan program garapan Channel 7 di Australia. Dipandu oleh Pete Evans, Manu Feidel, dan Colin Fassnidge sebagai juri dan juga pembawa acara, membuat program ini memiliki kesan tersendiri bagi penonton di rumah. Dapat dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang dengan alasan hanya untuk bertemu dan berfoto dengan mereka.

Ditemui di sela-sela istirahatnya, kedua kakak-beradik ini mengaku masih belum percaya akan kenyataan bahwa mereka bisa memenangkan kontes tersebut. “Masih gak nyangka, sih. Masih gak percaya aja,” ujar Tasia sambil tersenyum ramah. Tasia dan Gracia yang keduanya merupakan lulusan Psikologi RMIT dan Bio Medical & Health Science Melbourne University tersebut, mengungkapkan rencana mereka kedepannya. “Sejauh ini, kita kepingin buat saus. Saus apa saja, saus sambal, mayonnaise, apa saja. Lalu, ingin juga untuk buat restoran Indonesia, tapi dengan desain yang beda. Kita ingin meninggikan suguhan restoran dari segi plating, yang bisa dinilai high class,” tambah Gracia. Ditanya apakah mungkin untuk menjalankan usaha restorannya di Indonesia, Tasia dan Gracia kompak mengatakan belum terpikirkan untuk ke arah sana.

Menurut Riza sendiri, kedatangan Tasia dan Gracia bukanlah sesuatu yang direncanakan, melainkan atas hasil kerjasama panitia Satay Festival 2016 dengan KJRI Melbourne. “Kebetulan KJRI Melbourne ingin memperkenalkan kedua pemenang tersebut kepada masyarakat Indonesia yang ada di Melbourne. Dan kebetulan juga acara Indonesia yang paling dekat itu ya, Satay Festival 2016,” kata Riza.

Ketua Perwira dan Event Director Satay Festival 2016 Riza Radjatjut berharap acara ini dapat terus dipertahankan dari tahun ke tahun
Ketua Perwira dan Event Director Satay Festival 2016 Riza Radjatjut berharap acara ini dapat terus dipertahankan dari tahun ke tahun

Terlepas dari inovasi-inovasi baru yang diciptakan oleh Satay Festival tahun ini, terlihat ada banyak stand makanan yang menjual berbagai macam makanan Indonesia. Dimulai dari sate padang, sate ayam, tempe tahu bacem, nasi gudeg, hingga tak ketinggalan juga jajanan khas Tanah Air seperti martabak, gorengan, dan aneka kue basah pun siap memanjakan lidah masyarakat Indonesia yang telah lama tak mencicipi makanan khas Indonesia sendiri. Selain itu, aneka hidangan tersebut juga diharapkan dapat menarik rasa ingin tahu masyarakat asing akan budaya Indonesia.

“Harapan saya, ini organisasi sosial, acara ini bagus. Dan sistemnya adalah volunteer, jadi diharapkan adanya generasi yang punya semangat dan mau bekorban untuk acara ini tetap dijalankan. Karena tidak mudah dalam membagi waktu, disamping kita mempunyai kesibukan masing-masing pula. Jadi, diharapkan masih ada kemauan dari masyarakat Indonesia yang berada di Melbourne yang memiliki kecintaan yang sama terhadap acara ini. Sehingga, saya berharap acara ini bisa terus berlangsung untuk 25 tahun kedepan,” tutup Riza.

Ratusan pengunjung yang beruntung mendapatkan kursi untuk beristirahat sambil menyantap makanan dan menikmati acara panggung
Ratusan pengunjung yang beruntung mendapatkan kursi untuk beristirahat sambil menyantap makanan dan menikmati acara panggung  

06 NGELIPUT - SATAY FESTIVAL-7 BUSET NGELIPUT - SATAY FESTIVAL-6 06 NGELIPUT - SATAY FESTIVAL-5 BUSET NGELIPUT - SATAY FESTIVAL-9  NGELIPUT - SATAY FESTIVAL-8

 

** Apa Kata Mereka **

Ibu Endang | Turis
Ibu Endang | Turis

Bagus sekali ini acaranya. Sayang, saya datang terlambat sedikit, tapi masih bisa menikmati yang lainnya. Saya kurang doyan makan ya, karena sangking sudah menikmati suasana acaranya. Dan dikarenakan saya ke Melbourne sebagai turis, jadi tidak mengenal siapa-siapa, tapi warga Indonesia yang ada di Melbourne justru ramah-ramah. Semoga acaranya lebih maju lagi, lebih terorganisir lagi, soalnya tempatnya agak sempit dan pengunjung banyak, mungkin bisa dikondisikan kembali.

 

Nina Arifah | Master of Social Work, Monash University
Nina Arifah | Master of Social Work, Monash University

Sejauh ini, acaranya menarik, dan pastinya lebih ramai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Lalu, ada sesuatu yang baru tahun ini dengan diadakannya meet and greet Tasia dan Gracia, and I was really looking forward to see them. Makanannya juga ada variasi yang baru tahun ini, terus, ada photo booth, jadi nambah keseruannya. Sejauh ini acaranya sudah bagus, semoga bisa dipertahankan lagi!

 

Dewani Harahap | Perawat & Oscar | Pelajar
Dewani Harahap | Perawat & Oscar | Pelajar

Its very ramai! The people here are very friendly, and they have been a lot of interesting stalls, and the attendance increase. I just noticed there are a lot of people that wore hijab, and also a couple of people wore sarong in an unusual way, so that made me want to try it as well! I am half Indonesian but I was born here, and I have an interest to go here, overall it’s a good event. For the food, I like all of it. There are a lot of varieties.

It is interesting to know that there are many places being representated. So you got Minangkabau, you got Bali, Padang, Jawa, it’s really great! I wish I could cook Indonesian food as well, since my son here, also loves it too. But, I think it might need a bigger venue. I could see there are a lot of people here right now. Predominantly, Indonesian communities are coming here. Overall, it’s the best event I have been to for this year.

 

Alifia