Baru-baru ini masyarakat Indonesia dari berbagai komunitas di Melbourne berkumpul di South Melbourne Community Centre untuk menghadiri acara malam bakudapa yang diadakan oleh Kawanua Melbourne, komunitas Manado di Melbourne, Victoria. Acara tersebut dihadiri tamu khusus yaitu Ronny Sompie, Direktur Jendral Imigrasi RI yang juga merupakan Ketua Kerukunan Keluarga Kawanua.

Dr Ronny F. Sompie, Ketua Keluarga Kerukunan Kawanua, bersama Connie Rotinsulu, Ketua Kawanua Melbourne

Ronny Sompie hadir dalam acara tersebut bersama dengan delegasi yang termasuk sang istri Dyah Iswarini; Direktur Kerjasama Imigrasi Rochadi Iman Santoso; Atase Imigrasi Sydney Iman Tonny. Kehadiran mereka pun turut disambut oleh Ketua Kawanua Melbourne, Connie Rotinsulu. Beliau menjumpai para hadirin dengan teriakan yel-yel yang memiliki arti baku sayang, atau artinya kasih sayang, sebagai bentuk penyambut dengan rasa semangat.

Kedatangannya ke Melbourne menjadi bagian dalam program kunjungan kerjanya ke Australia dimana terlebih dahulu ia mengunjungi ibukota Australia, Canberra, dan bertemu dengan pejabat di Department of Home Affairs Australia. Pertemuan bilateral yang berjalan setiap tahunnya, dimana Indonesia dan Australia bergantian menjadi tuan rumah untuk pertemuan kerjasama ini, yang sudah mencapai tahun ke-20nya tahun ini.

Kehadiran mantan Kapolda Bali tersebut menjadi kesempatan untuk mensosialisasikan peran Keimigrasian, yang beroperasi di bawah kementerian hukum dan HAM, kepada masyarakat dan topik seperti kewarganegaraan dan paspor. Acara pun diawali dengan doa bersama, disusul dengan nyanyian lagu tradisional Minahasa seperti Opo Wana Nase dan O Mina Hasa. Para hadirin pun kemudian menyantap makan sore kuliner Manado.

Beliau mengutarakan fungsi Keimigrasian Indonesia memiliki tri fungsi yaitu pelayanan masyarakat melalui contohnya pelayanan pembuatan paspor atau surat perjalanan pelaksana paspor bagi yang ingin kembali ke Tanah Air namun kehilangan paspornya, penegakan hukum dan keamanan bagi dan berawal dari pengawasan keimigrasian terhadap semua yang melintas termasuk masuk ke dan keluar dari Indonesia. Keimigrasian juga menjadi fasilitator perkembangan ekonomi.

Ronny juga menjelaskan bagi warga negara asing atau eks warga negara Indonesia yang ingin menjadi warga negara Indonesia harus menyediakan surat keterangan ijin menetap (SKIM). Untuk bisa mendapatkan dokumen keimigrasian tersebut harus ada bukti sudah masa tinggal/menetap di Indonesia 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut turut.

Penyambut tamu dalam pakaian tradisional Manado

Pria asal kelahiran Manado tersebut juga kembali mengingatkan bagi perkawinan campuran menganut peraturan Indonesia dimana salah satu pihak bukan berkewarganegaraan Indonesia, sang keluarga wajib mendaftarkan status kewarganegaraan ganda sang anak waktu lahir kepada pihak imigrasi/perwakilan Indonesia dimana wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak tersebut, dan juga harus melepas salah satu ketika umur 21 tahun.

Lulusan akpol tahun 1984 tersebut mengungkapkan bahwa untuk 5 tahun ke depan, presiden menginstruksikan menteri hukum dan HAM untuk menyusun sebuah peraturan/undang-undang yang dikenal sebagai omnibus law.Omnibus law ini sebenarnya tidak dikenal di negara negara yang menganut civil law, tapi omnibus law ini bisa meretas undang-undang dan aturan yang menghambat pertumbuhan perekonomian. Presiden sedang berkonsentrasi membangun perekonomian Indonesia dan karena selama itu selama 5 tahun infrastruktur dibangun,” ujarnya.

Menjawab Keluhan Masyarakat

Sesi tanya jawab diikuti dengan antusias. Beberapa menyampaikan permasalahan yang dihadapi, misal seorang ibu yang memiliki anak yang tidak bisa kembali ke Australia karena terjebak masalah hukum di Indonesia. Namun terutama isu yang terjadi di Melbourne dimana banyaknya keluhan dari masyarakat Indonesia lamanya proses menunggu untuk pembuatan paspor yang bisa memakan waktu hampir 3 bulan atau lebih, turut ditanggapi oleh sang dirjen.

Sesi foto bersama

“Pengalaman yang dialami di Melbourne ini pernah juga dialami di Taiwan, dan sedang juga dialami di Kuala Lumpur, karena jumlah yang dilayani cukup banyak. Sedangkan mungkin pegawai yang memberikan pelayanan, alat yang digunakan untuk melayani, itu terbatas. Kita sedang diskusi untuk mencari solusi. Dan dalam waktu segera, hal itu bisa kita percepat. Di lain negara percepat itu dengan kita mendatangkan berapa pegawai untuk bisa menambah jumlah pelayanan termasuk alat-alat yang mungkin kita bisa pinjamkan sementara sampai kondisinya sudah mulai membaik, ideal. Kemudian berjalan lagi seperti biasa. Artinya keluhan yang dialami di Melbourne kami sudah paham. Dan mohon maaf bila ada hal yang menjadi kendala,” tanggapnya.

Salah satu hadirin pun mengusulkan dibuatnya sistem aplikasi untuk mempermudah pendaftaran. Menurut Dr. Ronny, salah satu kemungkinan yang membuat keterlambatan proses bisa jadi karena transisi dari sistem lama ke sistem SIMKIM (Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian). “Mungkin saja ini berkaitan dengan peralihan. Dulu volume dan paspor kita menggunakan sistem manual. Kalau manual itu datanya belum dimasukkan ke SIMKIM, maka pemanggilan kembali data itu tidak mudah, apabila bapak dan ibu yang ingin menggantikan paspornya yang baru, atau memperpanjang. Kalau ada paspor yang lama sebenarnya gampang untuk meng-check biometriknya yang sudah ada, gampang buat kita membuat dengan cepat pergantian paspor itu. Tapi kalau memang belum ada datanya, maka ini diambil dulu sidik jari, mungkin akan membutuhkan waktu,” tambahnya sambil menanggapi masukan tersebut dan akan menyampaikannya agar Direktur IT di keimigrasian dapat mengkoordinasikan dengan pihak KJRI.

Sesi tanya jawab diikuti antusias oleh masyarakat

Apa Kata Mereka

Iin West, ibu rumah tangga

Saya tahu acara dari teman-teman di Kawanua Melbourne. Acara hari ini sebetulnya bagus sekali, karena ini ada informasi untuk keimigrasian, untuk orang-orang yang izin datang ke Indonesia, dan ingin kerja sebagai tenaga ahli contohnya suami saya dia sudah dapat Kitas bisa bekerja di Bali sebagai tenaga ahli di Indonesia.

James Tangkudung, Profesor bidang Sports Medicine

Tentunya yang datang memiliki latar belakang atau masalah yang berbeda. Dan tentunya cara pandang yang berbeda. Kalau yang punya masalah pastinya akan mengeluarkan unek-uneknya, tapi tadi sudah diterangkan dari awal kita datang ke sini supaya clear. You punya masalah apa, kalau bisa didiskusikan, bisa ditemukan solusinya. Tadi ajudan dirjen ada catat juga termasuk juga yang anaknya ada masalah di Manado. Soal kepuasan karena waktu pendek jadi tidak bisa terjawab semua karena permasalahannya setiap orang mungkin tidak segampang yang kita omongkan.

Lucky Kalonta, Ketua Indonesian Club, penyiar radio dan televisi

Acara bagus, karena kita bisa langsung bertemu dengan orang yang memiliki peranan di bidang imigrasi. Bukan karena dia orang dari Manado, tapi karena dia dari institusi yang bisa menjawab pertanyaan masyarakat yang bermasalah dan yang tidak bermasalah. Untuk pertanyaan saya tidak semua terjawab, tapi menurut dari dirjen sendiri bahwa kalau belum jelas, anak buahnya yang akan menjelaskan secara online, jadi bagus juga. Akan dijawab sama mereka, tinggal kasih kartu nama ke mereka dan pertanyaannya apa, mereka yang akan jawab

Denis