Siapa sih yang zaman sekarang yang tidak mengenal Ridwan Kamil. Gubernur Provinsi Jawa Barat yang beberapa waktu ini viral akan penampilannya dalam sebuah rekaman video Tik Tok bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di acara Mata Najwa. Pasti banyak dari sahabat BUSET pernah melihatnya kan?
Tidak lama ini Ridwan Kamil telah meluangkan waktunya yang begitu padat untuk mengunjungi kota Melbourne yang ia akui sebagai kunjungannya yang ke lima. Didampingi oleh sang istri nan jelita Atalia Praratya, gubernur yang adalah juga seorang arsitektur ini menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne akhir Februari lalu. Terlebih lagi, BUSET crew berhasil mendapatkan kehormatan untuk berbincang-bincang kecil dengan beliau!

Kepada seluruh masyarakat Indonesia yang hadir, Ridwan Kamil membawa kabar gembira akan prediksi Bank Dunia mengenai Indonesia menduduki peringkat empat dalam ekonomi dunia pada tahun 2025. Bank Dunia mengatakan bahwa Indonesia yang saat ini menduduki peringkat ke 15 dalam ekonomi dunia akan mengalami peningkatan yang begitu cepat di kedepannya. Tujuan dari kedatangannya hari itu adalah untuk berbagi rencana secara ekonominya dan kisah perjalanannya dalam mewujudkan mimpi itu yang salah satunya adalah aksinya membuka kedai kopinya bernama Jabarano.
“Rezeki tidak boleh ditunggu untuk datang saja, tetapi harus kita jemput. Terlebih lagi, pada saat ini saya begitu senang dan lega karena pada akhirnya dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia lagi setelah dalam setiap pertemuan di Melbourne mewajibkan saya menggunakan Bahasa Inggris,” ujar beliau dengan senyuman merekah.
Acara pada sore hari itu dibuka dengan pertunjukan permainan angklung oleh kelompok Mojang Angklung Melbourne. Atas pertunjukkan itu, Ridwan Kamil mengumbar bahwa beberapa waktu lalu ia sedang merancang sebuah kolaborasi dengan Melbourne Symphony Orchestra (MSO). Ridwan menawari para personil handal MSO untuk melatih orang-orang Jawa Barat hingga dapat memiliki band Orchestra kelas dunia dengan imbalan pelajaran alat musik angklung yang akan diajarkan oleh orang-orang Jawa Barat. Kerja sama ini tentunya tidak akan menjadi yang pertama dan terakhir. Terlebih lagi angklung tidak akan menjadi barang terakhir yang ia akan kirimkan ke negara-negara di dunia – kantor-kantor Konsulat Jenderal dan Duta Besar di seluruh dunia telah dikirimkannya sejumlah angklung tradisional hingga angklung robot yang dapat memainkan diri tanpa seorang pemain langsung dari Jawa Barat. Tetapi yang merupakan hal pasti adalah bagaimana Australia akan dijadikan sebagai partner pertama dan yang utama untuk future Indonesia nantinya.
Tokoh politik dengan followers di twitter sebesar 3.8 juta ini adalah orang yang penuh canda tawa dan ia selalu memegang prinsip yang diajarkan oleh ibunya untuk menjadi seorang pemimpin yang selalu membawakan kebahagiaan untuk rakyatnya. Maka pada hari itu pula, ia menyelenggarakan quiz-quiz dan permainan-permainan seru yang dapat memenangkan beraneka hadiah.
Alumni Institut Teknologi Bandung ini mempercayai sebuah riset yang mengatakan bahwa dekade yang baru ini adalah Asian Dekade – sebuah era yang dikuasai oleh negara-negara Asia. Ia dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa Eropa merupakan masa lalu dengan gedung-gedung dan kota-kota tuanya, Amerika merupakan masa kini bersama dengan posisi perekonomian mereka, dan Asia akan menjadi masa depan. Ia mengatakan bahwa tugas utamanya pada saat ini adalah untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah yang cukup.
Salah satu hal yang ia sadarkan kepada para hadirin adalah begitu pentingnya mengajarkan masyarakat Indonesia akan penggunaan teknologi. Bukan bagaimana secara teknis kita mengoperasikan teknologi melainkan bagaimana kita tidak menyalahgunakan kekuatan yang diberikan teknologi kepada kita. Ridwan Kamil mengungkit permasalahan kesehatan mental yang terganggu dengan adanya cyber bullying dan penyakit terbaru yang disebut phone addiction. Ia begitu prihatin bagaimana suatu alat tak bernapas atau bernyawa dapat menjadi alasan bagaimana begitu banyak orang mengidam begitu banyak penyakit mental. Tidak hanya itu tetapi ia ingin menghapuskan budaya berita hoax ketika bertukar pesan.

Tetapi tahun 2045 masih sangatlah jauh sehingga memberikan ruang untuk begitu banyak perubahan terutama hal-hal yang dapat menghambat atau menghalangi perwujudan Indonesia peringkat empat dunia. Hal ini pula ia peruntukkan kepada kaula muda yang berkuasa dalam mengatur jalannya Indonesia di masa yang akan mendatang.
Hambatan pertama yang ia sebutkan dapat menjatuhkan perekonomian Indonesia adalah ketidakpedulian. Dengan adanya ketidakpedulian, solidaritas antar sesame Bangsa Indonesia pun jatuh. Hal ini mendongkrak sifat individualitas sehingga kesejahteraan secara ekonomi pun tidak merata. Maka dari itu Ridwan Kamil berpesan agar kita belajar untuk menjadi manusia yang saling mencintai dengan menghabiskan hanya seperempat waktu yang kita miliki untuk diri kita sendiri dan mendedikasikan sisanya untuk orang-orang di sekitar kita.
Halangan selanjutnya adalah pertarungan yang muncul dikarenakan perbedaan selera atau pendapat. Demi menjadi bangsa yang maju maka diperlukan suatu ikatan yang kuat. Seperti apa yang ditanamkan dalam, sila ketiga Pancasila dan slogan yang berbunyi, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” Indonesia tidak akan bisa tumbuh dan berkembang apabila masyarakat yang adalah bagian dari negara nan kaya ini tidak dapat saling mencintai. Permasalahan terakhir yang dapat timbul adalah kurangnya sifat kompetitif generasi muda Indonesia. Anak-anak muda Indonesia harus mulai bisa bersaing dengan masyarakat sebaya dari belahan bumi mana pun. Beranjak pada dekade ini, kepintaran bukanlah jawaban dari suatu pencapaian tetapi soft skills juga karakter pun menjadi pengaruh.
Maka Gubernur Jawa Berat Ridwan Kamil menyampaikan pesan kepada seluruh kalangan muda Indonesia yang menempuh pendidikan atau berkarir di Melbourne pada saat ini, “mencintai negara tidak membutuhkan raga untuk bertempat di negara tersebut. Kita yang juga menjalankan peran sebagai warga dunia tidak pernah boleh menghapus cinta kepada tanah air asal-usul kita, Indonesia. Jadi, teman-teman yang ada di Australia sembari mengejar kesuksesan di Australia, lakukanlah kegiatan-kegiatan yang dapat membawa dampak atau mengangkat nama Indonesia seperti suatu gerakan atau sumbangan terutama ketika Indonesia tengah dilanda bencana. Buatlah koneksi dan relasi bisnis di Australia karena hal-hal seperti itulah yang diharapkan dari pemerintah untuk membantu Indonesia untuk menjadi negara yang maju.”
***
Apa Kata Mereka?
Matthew Aaron (mahasiswa Monash University) bersama sang ibu

Menurut saya secara keseluruhan acaranya informatif dan pembicaraan yang dilakukan sangatlah berbobot. Banyak hal yang saya rasa perlu didengar oleh generasi-generasi muda. Saya juga kagum bagaimana Bapak Ridwan Kamil dapat membahas topik-topik pembicaraan yang mendalam dan bisa dibilang cukup sensitif. Semoga di kedepannya hal-hal seperti mental health atau bahkan feminism serta hal-hal yang tidak banyak diungkit di kalangan masyarakat Indonesia bisa lebih diselesaikan dengan damai.
Arum Azaria Adita (mahasiswa The University of Melbourne)

Secara keseluruhan acaranya menarik karena jarang di sini tokoh sekelas kang Emil yang diundang ke Konsulat Jenderal RI Melbourne. Kalau saya liat komunitas Indonesia di Melbourne cukup antusias akan kunjungannya kali ini. Kita terutama anak-anak pelajar Indonesia di Melbourne begitu semangat untuk berbincang dengan seorang tokoh politik dan pengalaman ini merupakan sesuatu yang sangat inspiratif. Menurut saya 2045 sangatlah visible selama kita tidak terpecah belah karena kita punya potensi yang begitu besar. Saya optimis bahwa kita bisa mencapai puncak itu!
Kay Azaria Adita (mahasiswa The University of Melbourne)
Saya yakin bahwa Indonesia mampu untuk mencapai peringkat keempat sedunia secara ekonomi nantinya tetapi seperti yang dikatakan oleh Pak Ridwan Kamil, memang kemampuan ekspertis bukanlah halangan terbesarnya melainkan kematangan mental orang-orang Indonesia.
Sony Simanjuntak (guru Bahasa Indonesia)

Saya merasa senang dapat hadir dalam acara, bukan hanya karena mendapatkan kesempatan untuk mendengar gagasan-gagasan dari Bapak Gubernur Jawa Barat tetapi informasi-informasi berharga tentang visi serta strategi dalam mencapai gemilang masa depan Indonesia. Saya sudah mendengar bahwa Indonesia memiliki power yang cukup besar untuk kita dapat maju secara sumber daya manusianya. Saya sangat menghargai usaha Bapak Ridwan Kamil dalam mengedukasi masyarakat Indonesia untuk menjadi masyarakat yang aktif dan produktif.
Tjintjin Jones (voluntary retail assistant)

Menurut saya acara ini ternyata begitu banyak keketawaan atau dalam bahasa saya, ngebodor. Bapak Gubernur tidak saya duga senang bercanda ria dan memang lelucon-leluconnya membuat saya tertawa. Tidak disangka juga saya mendapatkan kesempatan untuk mendapat hadiah kaos dengan bernyanyi bersama beliau. Saya berdoa bahwa mimpi dan goal Bapak Ridwan Kamil untuk Indonesia tidak hanya Jawa Barat dapat terka
Bintang