Baru-baru ini pemain harmonica beraliran jazz asal Jakarta, Reyhan Naufal -atau biasa dipanggil Reyharp- tampil di Ruby’s Music Room, Melbourne dan The Maven Room, Burwood Music Center. Reyharp diajak untuk manggung ke Negeri Kangguru ini oleh Ade Ishs, seorang penulis lagu dan pianis jazz asal Indonesia yang tinggal di Melbourne.
Di usianya yang masih sangat belia, yaitu 16 tahun, ia telah mengantongi beberapa penghargaan, termasuk juara pertama di Asia Pacific Harmonica Festival 2012, Kuala lumpur, Malaysia, dan juara empat di World Harmonica Festival 2013, Trossingen, Jerman.
“Saya ketemu sama [Reyhan] tahun lalu. Pas saya lagi mau nge-jam, teman ada yang bawa si Reyhan. Setelah saya dengar caranya dia main, langsung deh saya ajak dia nge-jam bareng,” ujar Ade Ishs tentang awal pertemuannya dengan Reyharp.
Reyhan Naufan dilahirkan pada 15 Desember 1997 dan bersekolah di SMA 28, Pejaten, Pasar minggu. Ia mulai bermain harmonika 5 tahun lalu saat menemukan sebuah harmonika di lemari pamannya. “Aku suka aja bentuknya, kecil gitu,” kata remaja yang sekarang baru saja menduduki bangku SMA kelas 3.
Setelah kejadian itu, ia diajari oleh sang paman yang ialah seorang pemain musik blues. “Latihannya 2 jam sehari. Setelah setahun baru coba mulai main di depan orang. Main saja ngikut sana ngikut sini, diundang acara-acara musik, seperti Jakarta Blues, Java Jazz,” ujarnya. Ia juga pernah bermain bersama musisi Jazz ternama, Benny Likumahuwa di salah satu festival tersebut. “Pertama-tama sih grogi, tapi sekarang sudah nggak. Waktu itu kita ngikutin aja satu sama lain,” jelasnya.
Saat ditanya apakah ia pernah ingin memainkan instrumen lain, Reyharp mengaku pernah iseng mencoba bermain piano, tetapi tidak pernah ia tekuni seperti harmonika. “Aku milih harmonika karena jarang ada yang main,” ujar remaja yang bertempat tinggal di Condet ini. “Kalau misalnya suka, ya ditekuni saja, cuma jangan kerasa kepaksa,” tambahnya.
Reyharp berkata bahwa pengaruhnya dalam bermusik datang dari musikus jazz kawakan asal Amerika Serikat Wynton Marsalis dan Keith Jarrett, pemain piano jazz terkenal yang juga asal Amerika. “Aku pengen biar anak muda banyak yang suka jazz. Biasa identiknya kan jazz buat orangtua, karena emang agak boring, tapi pengennya jazz dikenal sebagai musik anak muda juga, bukan orangtua doang,” tuturnya tentang tujuan kedepannya dalam genre musik jazz.
Tentang relasinya dengan Ade Ishs, Reyharp menceritakan setelah bertemu di Jakarta tahun lalu, Maret 2014 kemarin ia diundang Ade datang ke Melbourne untuk kerjasama membuat album bersama produser musik Allen Neundorf yang juga memproduseri album-album Ade Ishs sebelumnya.
“Rencana Desember post production-nya, garis besarnya sudah tahu, mau main lagu apa sudah tahu,” kata remaja yang juga aktif menjalani hobi berenang dan badminton itu. “Aku ingin tambah terkenal, biar kece. Kalau bisa internasional, tergantung budget rilisnya,” imbuhnya sambil bercanda.
sasha