RAY FRANKLIN DIXON | KETUA PPIA MELBOURNE UNIVERSITY

Setelah satu tahun periode telah berakhir, PPIA Melbourne University kembali mengadakan kegiatan pemilihan pemimpin baru mereka. Ray Franklin Dixon berhasil memenangkan hasil musyawarah dan berhak mendapat jabatan baru sebagai Ketua PPIA Melbourne University periode 2017/2018. BUSET pun berkesempatan untuk mewawancarai mahasiswa Bachelor of Science jurusan Mechanical Engineering tersebut pasca proses pemilihan.

Congratulations Ray telah terpilih dan mendapatkan amanah baru dari PPIA Melbourne University. Bagaimana perasaanmu? Sebelumnya apakah sudah pernah punya pengalaman bekerja di PPIA Melbourne University sebelumnya? Dan apa motivasi kamu untuk maju sebagai kandidat?

Perasaan saya setelah terpilih tentu saja senang, tetapi euphorianya tidak berlangsung lama mengingat tanggung jawabnya yang besar dan banyaknya hal yang harus segera diselesaikan mulai dari pembentukan komite, legal dan perihal administratif lainnya. Terlebih dari itu, saya juga merasa terhormat telah diberi kesempatan untuk memimpin PPIA Unimelb setahun ke depan.

Pengalaman pertama saya masuk di kepengurusan PPIA adalah di divisi social welfare yang pada garis besarnya bertanggungjawab untuk membantu transisi mahasiswa University of Melbourne yang baru datang ke Melbourne, dan pengalaman berinteraksi dengan orang-orang baru ini lah yang berkesan dan mendorong saya untuk terus berkontribusi di PPIA Unimelb. Di samping itu, dalam observasi saya selama setahun kepengurusan, saya terpikir ide-ide yang bisa membawa PPIA Unimelb ke arah yang lebih baik, dan atas dorongan-dorongan tersebut akhirnya saya memutuskan untuk maju menjadi ketua.

Proses seleksi sendiri dimulai dengan mendaftarkan diri, lalu mempersiapkan materi presentasi yang akan kita tampilkan pada rapat umum tahunan (AGM). Pada hari rapat umum tahunan, para kandidat menyampaikan visi misi, ide dan program kerja yang kemudian akan diikuti dengan sesi tanya jawab dan musyawarah.

Apa visi misi untuk kepengurusan 2017/18?

Pada tahun ini, saya dan tim saya merencanakan untuk menjadikan PPIA Unimelb sebagai sarana bagi anggotanya untuk memperluas koneksi dan mencapai potensi masing-masing. Untuk mencapai visi tersebut, kami memiliki misi untuk meningkatkan partisipasi anggota yang selama ini pasif dengan cara memperbanyak member’s benefit, membuat acara yang informatif, edukatif, dan yang terpenting relevan dengan minat anggota-anggota kami. Terakhir, untuk menjalankan semua acara tersebut, diperlukan struktur organisasi yang dapat bekerja secara efisien, bersinergi, dan profesional.

Adakah pengalaman berorganisasi yang bisa dibagikan?

Pengalaman organisasi saya yang sebelumnya adalah menjadi social welfare officer di PPIA Unimelb 2016-2017 dan logistics officer di 12th Indonesian Film Festival yang semuanya ada di Melbourne. Pengalaman menariknya jujur banyak, tapi salah satu yang paling berkesan adalah setiap awal semester pada orientation week, sebagai social welfare officer, kami bertugas untuk menyambut anggota-anggota yang baru datang di Melbourne. Di sana dalam waktu beberapa jam, kami harus menyambut dan menjelaskan apa itu PPIA Unimelb kepada puluhan orang secara satu persatu dari latar belakang yang berbeda-beda. Menariknya, agar konten yang ingin disampaikan dapat diterima secara baik, saya harus berganti-ganti gaya penyampaian untuk macam-macam orang, yang pada awalnya sangat sulit tapi lama-lama jadi kebiasaan dan sekarang saya jadi lebih bisa berinteraksi dengan orang orang baru. 

Adakah target spesifik yang ingin kamu capai selama menjabat setahun kedepan?

Yang pertama adalah, semua program kerja dapat terselesaikan semaksimal mungkin, dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari semua anggota. Lalu, kami ingin mempererat relasi kami dengan teman-teman post-graduate di University of Melbourne agar PPIA Unimelb bisa menjadi organisasi yang inklusif. Terakhir, kami ingin memperkuat legal standing organisasi kami agar kami dapat berkerja secara lebih profesional.

Alifia