BUSET ICCA

 

Rani P Collaborations inspires conversations, self-reflection and social change through intimate and insightful stories with culturally diverse women. She studied theatrical in Victorian College of the Arts and now she works as an artist. 
Rani P Collaborations inspires conversations, self-reflection and social change through intimate and insightful stories with culturally diverse women. She studied theatrical in Victorian College of the Arts and now she works as an artist.

Suatu saat saya berkesempatan berkunjung ke Footscray Community Arts Centre. FCAC terletak di lokasi yang menurut saya menarik, yaitu dekat dengan stasiun kereta dan juga ada sungai di depannya yang memberi kesan suasana nyaman. Di sebelahnya ada sebuah kafe yang memberi suasana hangat dan ramah. Sewaktu di sana saya bertemu dengan Rani Pramesti, seorang seniman dan aktris berdarah Indonesia yang sangat berbakat. Kami pun ngobrol sambil makan siang di sana. Perbincangan kami mengenai banyak hal, dan tentu saja… seni! Kami membahas mengenai dunia teater yang menarik. Mari simak perbincangan kami.

Enos:         Menurutmu apa itu teater? 
Rani:         Menurutku teater adalah bentuk seni pertunjukan berskala kecil yang cuma satu orang, sampai berskala besar dengan ribuan performers. Konteksnya bisa indoors ataupun outdoors. Indoors bisa dari independence theatre company, dan contoh outdoor bisa kita lihat sewaktu ‘White Night’ (semacam festival seni selama semalaman di Melbourne).

Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah pertunjukan teater? 
Tergantung sih, bisa juga mulai dari naskah yang sudah langsung jadi, atau kolaborasi antara penulis naskah, aktor dan sutradara. Ada juga yang kita sebut ‘device theater’ yang tidak butuh script, tapi cuma butuh pemain yang berkolaboasi untuk membuat pertunjukan. Starting pointnya dari gagasan yang disetujui bersama kemudian dikembangkan bersama. Untuk sebuah produksi teater yang konvensional, kira-kira dibutuhkan pemain teater, dramaturge – orang yang melihat pertunjukan itu dengan sangat kritis dan memberi masukan dari tahap awal sampai akhir, sutradara – keputusan kreatif, dana, tempat, penonton, musik (recording/live), lighting, stage, sound dan lain sebagainya. Kalau untuk produksi yang unconventional can be anywhere which depends on the concept.

BUSET ICCA - Rani PramestiProses yang ideal dalam produksi sebuah teater itu gimana?
Menurutku, lebih bagus kalau ada produser untuk cari dana dan sebagai project manager juga. Konsep kreatifnya harus sudah ada dari tahap awal, lalu bisa casting. Lebih dari pada itu, kita masih butuh technical support, stage managment, penata cahaya dan lain-lain. Marketing dan publicity support juga tidak kalah penting supaya orang bisa ‘aware’ lalu datang, dan ada juga front of house yang tugasnya menyambut penonton, karcis dan seating. Semua bidang memainkan peran yang sangat penting.

Bagaimana atau apa saja sumber pendanaannya?
Selain dari para sponsor, bisa dari pemerintah. Di setiap daerah ada City Council untuk hal ini. Khususnya di Victoria, namanya Creative Victoria. Untuk level federal, ada Australian Council for the Arts. Ini sangat kompetitif karena banyak orang yang mau dan proses adminnya sangat panjang.

Tantangannya apa saja yang pernah dialami?
Tantangan utamanya adalah multi tasking. Ada banyak kerjaan admin yang harus disiapkan supaya proses kreatifnya bisa jalan.

 

enos
foto: Daniela Rodriguez from “Laughing Wild”-Christopher Durang (script writer)