Salah satu pertanyaan yang sering muncul saat menjelaskan ba zi ialah: “apa cara / rahasia untuk sukses?” Dimana selalu saya bilang: “Banyak faktor yang membuat kita berhasil dan sukses, salah satunya yang paling mendasar dan yang paling awal perlu kita lakukan ialah meminimalkan semua kelemahan-kelemahan diri kita.”
Dengan kita telah jelas mengenai ba zi, maka kita pun telah terang benderang dengan semua kelemahan diri. Jadi tidak berlebihan kalau saya selalu katakan bahwa ribuan tahun sebelum ada yang namanya SWOT analysis; orang-orang di Tiongkok telah paham bagaimana cara mendeteksi mengidentifikasi “weaknesses” pada diri seseorang! Bahkan, analisa ba zi punya cakupan serta pembahasan yang jauh-jauh lebih luas ketimbang sekedar SWOT analysis. Ini pula mengapa manakala ada yang menginfokan soal ada analisa / tes / ilmu baru untuk menelusuri minat / bakat / studi yang cocok bagi anak-anak; saya selalu bilang: “Jauh-jauh amir, cek saja via ba zi nya. Akan clearly and detailed bisa diketahui jurusan dan potensi pada diri si anak.”
Beragam teori / analisa / ilmu yang baru belakangan muncul tentu masih butuh yang namanya test of time; untuk menentukan apakah valid efektif penerapannya. Analisa ba zi telah ribuan tahun usianya; dengan demikian sudah melalui “ujian / tes waktu.”
Dan juga kalau analisa ba zi tidak berguna dan atau akurat maka tidak akan terus dipakai oleh masyarakat Tionghoa (sebagai salah satu etnis yang pintar berkalkulasi dalam pengeluaran uang). Manakala pada prakteknya ternyata analisa ba zi adalah tidak poten, tepat; kemungkinan besar adalah karena di faktor si pelakunya lah yang kemungkinan besar punya banyak kesalahan. Antara lain: sebenarnya belum menguasai ilmunya, kurang pengalaman, mencampur-adukkan dengan metode lain.
Kembali ke soal mengatasi kelemahan-kelemahan diri. Dari ba zi telah terang benderang kita ketahui apa-apa kelemahan dan kekurangan diri. Tentu informasinya perlu ditindak lanjuti. Bukan sekedar diketahui dan kemudian tidak ada follow up nya lagi.
Kalau kita suka menunda-nunda atau bahkan cenderung malas, maka perlu dilawan pemikiran tersebut. Jika kita tipe yang plin-plan, ragu-ragu, maka harus diatasi agar jangan terus begitu. Sikap temperamental, emosi tinggi tentu kudu kita bisa manage better. Dan begitu pula kalau kita tidak fleksibel (baik itu dalam metode kerja or dalam arti keras kepala), ya jangan terus dipelihara.
Sifat pemilih dalam berinteraksi dengan orang lain, cenderung kelebihan omong pun bisa menjadi sumber masalah, maka juga dikategorikan sebagai negative traits yang perlu diatasi. Dan masih banyak lagi tabeat buruk yang bisa jelas diketahui via analisa ba zi. Semuanya tentu perlu diperbaiki dan diatur. Bukan sekedar diketahui saja dan kemudian ya sudah, tetap saja business as usual.
Kalau kita lebih teliti memperhatikan, mudah dijumpai individu-individu yang lemah di tahap follow up, tindak lanjut, langkah berikutnya. Jadi mereka hanya sebatas kuat bersemangat fluid pada saat merencanakan ini itu, berangan-angan itu ini saja; tetapi kemudian tidak ada kelanjutannya. Nah perilaku seperti ini pun adalah salah satu weaknesses; attitude seperti ini juga bisa menjadi hambatan dalam meraih kebaikan dalam kehidupan!
Mengendalikan semua tabeat jelek, ini mungkin seakan adalah soal sepele saja; tetapi tanpa kita bisa mengatasinya maka perjalanan menuju ke kemudahan serta keberhasilan hidup pun akan makin jauh dan makin sulit. Hence, saya selalu ingatkan diri sendiri dan juga orang lain, mulai lah dari diri kita untuk mampu mengendalikan semua demons / sifat / tabeat / karakter yang negatif. Ini adalah salah satu “kuda-kuda” atau fondasi yang bisa mengantarkan diri kita ke kemajuan dan kesuksesan dalam hidup. Inilah salah satu “secret” to success in life!
Suhana Lim
Certified Feng Shui Practitioner
0422 212 567 / suhanalim@gmail.com