Seperti yang kita semua mungkin sudah tahu, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia ranting RMIT University (PPIA RMIT) memang sudah terkenal dengan deretan acara-acara seru dan unik yang tak ada habisnya. Tahun ini, siap-siap untuk kebanjiran lagi acara-acara PPIA RMIT, kali ini dibawahi oleh ketua baru, Jeremy Chondro.
Menciptakan Memori Baru
Sembari mengejar gelar Master untuk bidang studi Project Management, Jeremy Chondro ingin menjadi pemimpin PPIA RMIT yang tidak hanya memberikan sesuatu dalam bentuk fisik namun juga memori kebersamaan yang tak berharga. “Aku adalah tipe pemimpin yang ‘melayani’, yang memimpin sambil bekerja bersama tim, yang senang bersama-sama, susah bareng, serius bareng, dan sedih bareng juga,” ungkap Jeremy.
Untuk tahun ini, Jeremy mengajak kita untuk bersiap menciptakan memori baru di acara-acara PPIA RMIT, mulai dari acara internal seperti Welcoming Mateng (Selamat Dateng), jalan-jalan bareng dengan komite di Terong (Teman Nongkrong), acara olahraga Mager (Mari Olahraga Bersama), hingga acara eksternal PPIA RMIT Societal Project dan Project O yang selalu ditunggu-tunggu.
Berorganisasi itu Penting
Mungkin banyak dari kita yang takut untuk ikut berpartisipasi lebih dalam pada suatu organisasi karena belum percaya diri atas pengalamannya di organisasi itu. Namun, Jeremy Chondro ingin membuktikan sesuatu yang lain. Lelaki asal Jakarta yang akan menginjak umur 26, pada Desember ini baru saja memulai studinya di Melbourne pada Februari silam. Namun begitu, keraguannya dalam memenangkan kepercayaan pelajar-pelajar Indonesia lainnya di RMIT lantaran masih belum terlalu banyaknya pengalaman dan koneksi di Melbourne dibuktikan Jeremy bukanlah sebuah penghalang untuk dapat berpartisipasi aktif dalam organisasi.

“Mimpi saya yaitu mengajak, menerima, dan mendorong para mahasiswa Indonesia bergabung walaupun berbeda-beda namun tetap satu Indonesia. Bukan hanya mengenai SARA (Suku, Agama, Ras dan Adat) saja, tapi juga perbedaan misalnya dari segi pengalaman. Saya berharap baik yang baru maupun yang sudah banyak pengalaman agar bisa bekerja dan belajar bersama,” tekan Jeremy.
Permintaan untuk Jeremy Chondro maju mencalonkan diri sebagai presiden PPIA RMIT ini diawali dari ketertarikan sederhana Jeremy untuk menjadi volunteer dalam Project O yang digagas PPIA RMIT. Namun begitu, bibit-bibit kepemimpinannya sudah terlihat sejak zaman sekolah. Ia sempat menjadi asisten pelatih kegiatan ekstrakurikuler taekwondo di sekolahnya, Sang Timur, hingga akhirnya dapat menjadi kepala pelatih taekwondo saat kuliahnya. Ia juga sempat menjabat sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Elektro di Atmajaya pada tahun 2014-2015, saat masih menimba pendidikan S1.
Jangan Takut Sibuk
“Jangan takut untuk sibuk dan belajar hal baru. Ada kalanya kita bisa belajar banyak hal bahkan dari yang lebih tua atau muda. Kita belajar di negara orang jauh-jauh tidak boleh lupa bahwa kita dapat memberi lebih ke Indonesia, contohnya seperti mengikuti PPIA di universitas kita masing-masing. Saya percaya mereka yang berani mengikuti organisasi selain kuliah sebagai prioritas utama adalah orang yang langka,” ujar Jeremy Chondro.
Terinspirasi dari orangtuanya yang telah menyekolahkannya sampai ke Melbourne sekarang, cita-cita Jeremy untuk membalas budi mereka dan menjadi project manager yang bisa menangani proyek-proyek besar dunia. Impiannya itu dimulai dengan kepemimpinannya di PPIA RMIT periode tahun 2018-2019 ini. “Ketersediaan teman-teman yang mau bergabung bekerja dan berjuang bersama-sama adalah moral support terbesar saya. What makes this worthwhile? Them! My excecutives, my committee, my friends!” ujarnya.
Asa