Tak terasa satu tahun sudah berlalu. Terutama jika agenda rutin tahunan, Annual General Meeting (AGM), sudah digelar oleh komunitas Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA). Agenda utamanya adalah memilih dan melantik presiden atau ketua umum.

Sabtu 20 Oktober lalu, mahasiswa Indonesia yang tersebar di delapan perguruan tinggi di negara bagian Victoria datang memenuhi Ruang Bhinneka, KJRI Melbourne. Pada kesempatan yang sama, Presiden atau Ketua Umum PPIA Victoria periode 2017-2018, Gilbert Jhosua Lewerissa, memimpin agenda presentasi laporan pertanggung jawaban jajaran komite masa jabatannya. Kegiatan setahun belakang ini cukup padat kegiatan, mulai dari acara kumpul bersama anggota PPIA ranting Nobaria, kompetisi olahraga Vic Cup, teater musikal Temulawak, serta pendidikan sosial budaya melalui IUAB (Ilmu Untuk Anak Bangsa).

Billa (tengah) menerima Laporan Pertanggung Jawaban dari Ketua Umum sebelumnya, Gilbert Jhosua Lewerissa, didampingi Konsul Pensosbud Albert Abdi

Wajah Baru PPIA Victoria

Ada yang datang, ada pula yang pergi. Gilbert harus menyudahi masa jabatannya, berarti ada ketua umum baru yang terpilih. Dia adalah Billa Aura Jelitha. Meski baru di PPIA Victoria, ia cukup dikenal oleh banyak mahasiswa Indonesia karena pernah beberapa kali aktif dalam kegiatan PPIA ranting.

Biasa disapa Billa, perempuan yang akan melanjutkan studi S2-nya di RMIT ini berencana membangun nilai-nilai kekeluargaan di PPIA Victoria dan antar ranting. Hal ini dianggap penting lantaran komunikasi dan hubungan baik sesama anggota PPIA Victoria dan antar ranting harus terus dijaga demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan.

Selain untuk mengembangkan keterampilan interpersonalnya, alasan lain Billa maju sebagai Ketua Umum karena ia ingin menjadikan PPIA Victoria sebagai wadah aspirasi, mediator, serta fasilitator antar ranting PPIA dan pihak eksternal yang ada di Victoria. Ia bertekat untuk memperkuat struktur organisasi internal, membangun rasa kekeluargaan antar pihak dalam dan luar organisasi, serta menyusun acara yang mampu memfasilitasi minat dan potensi mahasiswa Indonesia.

Perwakilan PPIA ranting ikut hadir memenuhi Ruang Bhinneka

Pilah Pilih Program Kerja

Selain akan melanjutkan beberapa program kerja yang sudah ada, seperti Alun-alun dan Vic Cup, ia ingin mengoptimalkan beberapa kegiatan seperti Temulawak, yang dianggap memakan banyak waktu, tenaga, dan biaya. “Temulawak dikenal dengan cerita dan musik orisinalnya, namun hal ini mengakibatkan produksi yang kurang efisien. Saya ingin kita mengambil cerita populer di Indonesia, mengubah aransemen musik yang sudah ada, kemudian mengemasnya dalam bentuk teater musikal.”  ungkap perempuan yang aktif berorganisasi sejak Sekolah Dasar ini.

Selain itu, kegiatan baru yang ingin dicanangkan adalah Give Vic Back, kegiatan amal yang bertujuan untuk memberikan kontribusi kepada para mahasiswa Indonesia yang ada di Victoria. Sebagai komunitas yang mewakili Indonesia, Ia ingin PPIA Victoria menjadi induk untuk mempromosikan budaya Indonesia di Victoria.

“Tidak ada salahnya mencoba, yang salah itu ketika kita tidak mencoba,” tutupnya siang itu.

Selamat kepada Billa atas terpilihnya sebagai Ketua Umum PPIA Victoria periode 2018/19.

 

 

 

 

Octa