Presiden AIYA VICTORIA Sam Shlansky

(foto: pribadi)

Pendidikan:
Bachelor of Arts (Honours) in Linguistics and Indonesian (completed) Diploma of Youth Work (commencing 2017)

Tempat favorit di Indonesia: Danau Toba dan Jogjakarta

**

Desember 2016, AIYA (Australian Indonesia Youth Association) cabang Victoria berhasil mengadakan pergantian kepengurusan untuk satu tahun kedepan. Sam Shlansky terpilih menggantikan posisi Clarice Campbell yang setahun lalu sudah lebih dulu memimpin organisasi tersebut.

Ditanyai usai malam pengumuman, Sam mengungkapkan kebahagiaannya atas kepercayaan yang telah ia dapatkan dari anggota maupun pengurus AIYA. “Being elected president of AIYA Victoria is an exciting honour. I hope I can keep building on our success with old and new friends of AIYA,” ucapnya.

Kepada BUSET, Sam menjelaskan proses seleksi yang terbilang ketat. Setelah mengisi formulir secara online, Sam harus menghadapi proses wawancara di hadapan beberapa anggota serta pengurus inti yang melemparkan beberapa pertanyaan untuk dirinya. “This is an opportunity for members and partners to ask me questions and find out more about me. This interesting chat then informed their decision to select me,” ungkap pria kelahiran 12 Maret 1994 ini. Menurutnya, para anggota dan pengurus tertarik bagaimana Sam ingin mempromosikan the strength of young people di dalam hubungan Australia dan Indonesia. Ia merasa karena itulah dirinya terpilih dan dipercayai untuk memimpin AIYA.

Sam pun berbagi tentang visi dan misi yang ia akan bawakan selama setahun kedepan di AIYA Victoria. “I would like to promote AIYA’s vision of promoting the strength of youth in the bilateral relationship with concrete visible actions. This means running awesome events for members, partners and the community. Importantly we will build on existing successes and lessons to deliver new exciting opportunities that inform and connect young people,” kata Sam. Ia sangat ingin Australia dan Indonesia dapat saling tahu lebih dalam lagi dalam hal budaya dan komunitas masing-masing. Sam pun berambisi untuk menjadikan AIYA sebagai salah satu wadah pemuda Indonesia dan Australia untuk selalu saling memiliki hubungan baik dan bertukar informasi satu sama lain. “My target is happy, connected and informed people”.

Tak hanya ambisi saja yang kuat, Sam terbilang berpengalaman dalam lingkungan organisasi AIYA Victoria ini. Selain hobinya yang suka fotografi dan menjelajahi Melbourne, Sam sudah berkecimpung di AIYA Victoria selama lebih kurang dari 3 tahun lamanya. “I have been an anak AIYA for about 3 years now starting as a member and later helping facilitate Language Exchange. Prior to this role I was the Vice President External Relations. This role ensured our social-cultural, sport and education programs were successful events. Alongside this I engaged with community organisations to provide and receive AIYA support. Truly an exciting busy role,” ucap pemuda pecinta rendang dan sate ayam tersebut.

Aktif di organisasi merupakan sebuah hal yang sudah biasa bagi Sam, bahkan sejak muda. “I have been a Scout since 6, sitting on various committees while running programs too,” akunya. Saat ini, tidak hanya AIYA saja yang telah menyita waktunya, bahkan ia berkecimpung dalam dunia mengajar sebagai salah satu mentor untuk mahasiswa tahun pertama di Monash University, “At Monash University I have mentored first year students and co-run organisational development opportunities. I really enjoy being busy with all different communities,” tutur Sam.

Pada akhirnya, Sam selalu berharap akan banyak orang dari berbagai wilayah dan tempat untuk bisa bergabung dan bekerjasama dengan orang Indonesia. “I would love for Indonesians to know they can come to Melbourne and they will have friends and community here,” tutupnya.

 

 

 

Fifi