Sejak masalah Covid-19 menjadi pandemi, sejak banyak social restrictions dan atau lockdown diberlakukan, psikis semua orang banyak yang terkena imbas. Menyadari atau tidak, mau jujur mengakui atau malu-malu membantahnya; kita semua telah terkena. Kita semua, secara psikis, sedang dalam sikon tidak “stabil” alias normal seperti sebelum adanya pandemi. Terkenanya beda-beda, mulai dari yang level ringan sampai parah.

Kehilangan pekerjaan, menurunnya penghasilan, ketakutan terkena Covid-19, trauma karena ada yang kita kenal yang meninggal gegara Covid-19, anxietykarena media massa dan semua orang ngomongin soal pandemi, kecemasan akan masa depan setelah Covid-19, perubahan rutinitas karena WFH, online schooling, stres karena mikirin kelangsungan bisnis, karir, rencana-rencana di kehidupan yang sudah kita buat jadi luluh berantakan, dan masih banyak lagi chaotic and stressful matters gegara pandemi; semua tadi adalah sumber dan faktor yang membuat masalah psikis menjadi marak menimpa semua orang. Adalah munafik kalau ada pihak yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja tidak terkena imbas dari adanya pandemi yang bergentayangan di seantero planet Bumi!

Not to mention, memang in the lead up to, during and few months post tahun Tikus 2020 ini, energi Air mendominasi. Unsur Air berkaitan ke masalah ketakutan, kecemasan. Jadi sikon ini adalah juga akan menaikkan rasa cemas, rasa khawatir, rasa ketakutan, rasa trauma. Dimulai dari urusan fisik (kesehatan, survivalhidup) dan diikuti masalah psikis (stress, anxiety, bagaimana kehidupan kita kedepannya, cemas soal penghasilan, dan sejenisnya).

The past weeks, sudah banyak pihak (pemerintah, ahli kesehatan psikis) yang mengingatkan agar pentingnya juga kita memerhatikan sikon psikis diri kita masing-masing dan orang-orang terdekat kita (kerabat, sahabat baik dan kenalan). Daya tahan setiap orang beda-beda terhadap stres, anxiety, trauma. Ada yang lebih tahan banting, sedang-sedang, dan yang rapuh. Tak heran kalau level niat / kecenderungan bunuh diri, KDRT, depresi, kecemasan, stres (dalam berbagai level) jadi makin marak terjadi. Kita semua merasakannya, meski mungkin ada yang menyadari. Sesungguhnya, assorted psychological issues postCovid-19 merupakan bahaya laten dan adalah “second wave” dari pandemik. Hal yang perlu kita semua sadari dan perhatikan. Karena masalah gangguan psikis ini juga bisa berakibat fatal, tak mudah menyembuhkan nya kalau terlanjur mendalam.

Sudah berminggu-minggu kita semua sebenarnya mengalami “dipenjara” dalam arti pergerakan dan aktivitas fisik kita jadi terbatas. Telah berbulan-bulan kita semua juga mengalami “dipenjara” dalam arti aktivitas keseharian kita berubah drastis. Mengurusi anak-anak sekolah dari rumah / secara online banyak membuat orang tua menjadi stres dan dapat anxiety tambahan; bekerja dari rumah pun tidak to everyone likings (in which bikin stres)! Belum lagi pusing karena jam kerja berkurang, karena hilang kerjaan, aktivitas bisnis jadi kacau balau, mikirin masa depan. Semua ini tentu menyumbangkan tekanan psikis bagi mayoritas kita. Dan after months, sekarang-sekarang inilah sudah mulai makin menekan! Apalagi bagi teman-teman yang ada masalah (either kekurangan atau kelebihan) unsur Air, unsur Kayu, unsur Api dalam ba zi. Mostly akan lebih rentan terkena dampak psikis dan lebih parah!

Jika ada hours, days, atau weeks yang kita merasa ada sesuatu yang tidak nyaman tetapi tepatnya kenapa kita juga tidak jelas; atau kita gloomy, worry too many things, Anda tidak sendirian. Banyak yang merasakan sensasi seperti itu pada bulan-bulan terakhir. Inilah efek dari permasalahan psikologis karena pandemi! 

Harap berjati-hati; jangan sampai problem fisik (Covid-19) bertransformasi menjadi problem psikis (stres, anxiety, depresi) yang juga tak kalah berbahayanya dan lebih sulit disembuhkan.

Ini mengapa, sudah sedari awal-awal tak bosan-bosan nya saya mengingatkan diri sendiri dan juga berbagi dengan teman-teman semua agar hati-hati biar jangan sampai aman dari Covid-19 tetapi malah terkena gangguan psikologis!

Berjalan santai di taman, mengobrol mengeluarkan uneg-uneg, “menyalurkan” semua ketidak nyamanan di dalam hati dan pikiran via tulisan, merekam adalah beberapa cara untuk membantu “mengeluarkan” semua uneg-uneg dan tekanan dari dalam diri kita.

Menyadari kita “sakit” adalah langkah awal dari kesembuhan. Tidak menyadari, apalagi kalau menyangkal bahwa kita ada problem adalah langkah awal dari kesulitan untuk disembuhkan.

Sekali lagi, semoga saat ini tidak seorangpun dari kita yang sudah “jago” berkomunikasi dengan microwave, kulkas! Atau sudah pintar bercanda dengan toaster dan kettle! Semoga kita semua selalu sehat fisik dan psikis!

Suhana Lim
Certified Feng Shui Practitioner
www.suhanalimfengshui.com
0422 212 567 / suhanalim@gmail.com