Tidak terasa Pemilihan Umum (Pemilu) akan kembali diselenggarakan tahun depan. Dalam rangka menyiapkan hajatan demokrasi terbesar yang akan diikuti seluruh warga negara Indonesia, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Melbourne telah menyeleksi dan mengangkat petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) Pemilihan Luar Negeri Perwakilan RI Melbourne pada tanggal 11 April 2018 lalu. Berlangsung di KJRI Melbourne, 18 anggota pantarlih yang terpilih nantinya wajib mengecek data para calon pemilih yang berada di wilayah Victoria dan Tasmania serta wajib mengundang warga Indonesia untuk memilih. Masa kerja para anggota pantarlih adalah dua bulan, terhitung dari 17 April hingga 16 Juni 2018.
Apa Saja Tugas Pantarlih?

Sesuai dengan namanya, para anggota pantarlih akan banyak berkutat pada data. Menurut Ketua PPLN Perwakilan Melbourne, Isvet Novera, yang ditemui Busetdi sela-sela acara, pantarlih wajib mengecek data pemiilih secara cermat sebelum akhirnya mendapatkan daftar pemilih sementara luar negeri untuk diberikan ke PPLN. Mereka pun harus teliti memilah data, apakah ada nama yang sama terdaftar dua kali, mendata para pemilih baru, memverifikasi dan memvalidasi data. Tentu pantarlih tidak dibiarkan bekerja tanpa koordinasi, karena itulah pada 14 April lalu dilangsungkan Bimbingan Teknis Pantarlih.
Lalu bagaimana dengan dinamika warga Indonesia di area Victoria dan sekitarnya pasca pengumpulan data dari pantarlih selesai disusun? Mereka selesai bekerja pada bulan Juni 2018, sedangkan pemilu berlangsung 10 bulan kemudian. Tentu dalam 10 bulan ada berbagai perubahan yang terjadi, entah ada warga Indonesia yang tak lagi tinggal di Melbourne atau ada warga baru yang tinggal di kota ini. Isvet menuturkan, bahwa PPLN bekerjasama dengan KJRI untuk pendataan keluar masuknya warga Indonesia di Victoria dan Tasmania. “Biasanya mereka tahu, jika ada pemilu mereka akan lapor. Selain itu, kami selalu membuat situs PPLN Melbourne. Anda bisa mengecek secara online apakah Anda sudah terdaftar atau belum,” jawabnya.
Apa yang Berbeda dari Pemilu 2019?
Bursa pencalonan presiden sejauh ini tidak berbeda dari Pemilu 2014 lalu. Pertarungan antara Jokowi dan Prabowo akan kembali terjadi. Dari segi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di area Victoria pun Isvet juga memprediksi tidak akan jauh berbeda dari empat tahun lalu, ada 16 TPS dan bisa dilakukan melalui pos. Pemilu di luar negeri juga tetap dilangsungkan paling tidak dua minggu lebih awal dari pemilu di Indonesia, meski penghitungan suara tetap dilakukan serentak. Yang berbeda, pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden dilaksanakan serentak. “Begitu mencoblos, sasaranya ada dua, siapa anggota dewannya dan siapa presidennya,” jelas Isvet.

Ia pun menjelaskan bahwa pengangkatan anggota pantarlih ini merupakan tahap awal menyongsong pemilu. Setelah tugas pantarlih selesai dilaksanakan, akan masuk ke tahap persiapan penyelanggaraan. Untuk tahap ini dibutuhkan lebih banyak sukarelawan untuk membantu mengawasi dan menjalankan operasional pemilu di Melbourne dan sekitarnya, atau yang kerap disebut dengan istilah panitia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Menurut Isvet dibutuhkan sekitar 150 orang. Para anggota pantarlih yang terpilih ini juga otomatis menjadi panitia KPPS dalam proses pelaksanaan pemilu tahun depan.
Selamat bertugas para anggota pantarlih, mari kita sukseskan pemilu yang jujur dan berintegritas!
Deste
