Di siang yang cerah pada Sabtu 21 Juli lalu, Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Melbourne mengadakan acara perpisahan mengharukan untuk Yohana Umbara selaku anggota dan mantan ketua organisasi perempuan Indonesia di Melbourne ini. Seluruh anggota yang telah menjadi kerabat baik Yohana Umbara selama masa tinggalnya berkumpul guna memberikan salam dan doa mengiringi rencana Yohana untuk kembali ke Indonesia pada awal Agustus.

Selama masa jabatannya sebagai Ketua DWP KJRI Melbourne yang berlangsung hampir dua tahun mulai dari Oktober 2015 hingga Agustus 2017 lalu, Yohana Umbara telah memberikan kontribusi besar termasuk dalam hal memajukan sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi Indonesia melalui program-program kerjanya.

Pendekatannya yang selalu kekeluargaan dan personal bahkan sebelum dilantik seperti langkahnya menemui senior-senior secara langsung untuk menggali keinginan-keinginan di komunitas ini tercermin jelas pada perpisahannya dengan DWP hari itu yang juga sangat intim dan akrab, dipenuhi dengan canda tawa bahkan tangisan, seperti waktu Yohana berpidato di atas panggung maupun saat pemutaran video perpisahan dari anggota.

“Acara ini sangat amazing. Ini merupakan memori di Melbourne bersama ibu-ibu DWP yang tak akan terlupakan. Jujur, ini pertama kalinya saya menangis di depan publik, mungkin karena I love them, mereka sangat tulus, I can’t describe it,” ujar Yohana Umbara sambil mengaku ingin menangis lagi.

Sherry Abdi selaku Ketua DWP Melbourne saat ini pun ikut mengenang masa kerjasamanya bersama Yohana Umbara, Sherry bahkan menyelipkan pantun-pantun kecil di akhir pidatonya. “Kerjasama bersama Ibu Yohana itu sangat menyenangkan, beliau menitipkan banyak kegiatan dan program-progam kerja sangat bagus yang saya harap dapat saya teruskan, kita pun juga terus bekerja sama untuk mensukseskan DWP kedepannya,” ujar Sherry Abdi.

Misi DWP untuk terus mendorong budaya bangsa pun tidak lekang pada acara perpisahan kali ini. Contohnya, Mojang Angklung Melbourne (MOM) pun turut meramaikan suasana dengan lagu-lagu yang dibawakannya. Seperti biasa, kelompok angklung DWP ini mengkombinasikan penampilannya dengan lagu-lagu internasional dan tradisional untuk melestarikan budaya alat musik tradisional Indonesia.

bersama anggota DWP KJRI Melbourne

Tidak hanya itu saja, budaya kuliner dan mode pun senantiasa hadir. Sambil bergurau senda, anggota DWP dihidangkan makanan dan kue kering khas Indonesia serta pilihan baju-baju tradisional seperti batik dan kebaya yang jarang bisa didapatkan di Melbourne.

Saat ditanya akan harapan Yohana untuk DWP, ia mengaku akan terus memberikan dukungan bagi ibu-ibu di Melbourne untuk menjadi duta budaya Indonesia. “Saya berharap DWP akan selalu menunjukkan jati diri wanita Indonesia dengan promosi kecantikan Indonesia di Melbourne, mulai dari angklung, gamelan, fashion, dan segala macam kekayaan budaya kita lainnya kepada seluruh lapisan masyarakat di sini.”

Yohana Umbara kembali ke Indonesia untuk mendampingi sang suami, Umbara Setiawan setelah masa kerja diplomasinya di Melbourne selesai. Walau begitu, Yohana Umbara berjanji akan kerap mengunjungi Melbourne apalagi dengan adanya rencana untuk melanjutkan lagi studinya di sini. Tak pelak, niat tersebut mendapat dukungan penuh dari Konsul Jenderal Spica Tutuhatunewa. “Saya sangat mendukung dan turut berdoa untuk kesuksesan Ibu Yohana Umbara kedepannya. Saya pribadi sangat salut dengan keaktifan Yohana Umbara sebagai wanita Indonesia berkeluarga yang tetap berkemauan keras untuk mencapai cita-citanya,” papar Konjen Spica.

 

 

 

Asa