Setelah menggelar The Indonesian Satay Festival Mei silam, Perhimpunan Warga Indonesia di Victoria (PERWIRA) kembali menggelar acara serupa yang bertajuk The Indonesian Food and Trade Festival bertepatan dengan Hari Ayah awal September kemarin.
Terdapat beberapa acara yang diselenggarakan secara bersamaan di dua lantai yang tersedia di Box Hill Town Hall. Pada hall atas terdapat berbagai hiburan seperti pertunjukan tari dan beragam lantunan musik Indonesia dari dangdut hingga pop. Selain itu, pertunjukan aksi pencak silat pula mengundang decak kagum ratusan hadirin yang berasal dari berbagai latar belakang. Puluhan warga lokal Victoria pun turut terhibur dan terkesima oleh rangkaian acara yang telah dirancang dengan baik oleh panitia.
Tak ketinggalan, aneka hidangan mulai dari pempek, rendang, sate kambing, gulai, risoles, combro, es cendol hingga sate Padang dihadirkan untuk mengobati rasa rindu akan kuliner Indonesia di festival ini. Banyak warga asing yang beruntung dapat mencicipi hidangan khas Indonesia, tetapi mereka mengaku kesulitan dalam mengidentifikasi jenis makanan karena jarang ada terjemahan yang tersedia pada stall-stall makanan.
Di hall bawah, PPIA Monash University memandu jalannya acara Soundsekerta Song Cover Competition. Sembilan kontestan dengan ciamik menampilkan berbagai lagu cover yang berasal dari kumpulan lagu-lagu Tulus, Noah dan Nidji yang notabene merupakan bintang tamu Soundsekerta 2015. Seiring berjalannya kompetisi, terlihat banyak muda-mudi yang terbawa suasana dan turut bernyanyi seraya bernostalgia ria.
Secara keseluruhan, The Indonesian Food and Trade Festival dinilai sangat baik dimana mampu memperkenalkan seni dan budaya Indonesia yang beragam di kancah internasional. Kendati demikian, beberapa aspek teknis dirasa perlu ditingkatkan agar acara dapat berjalan lebih baik di kemudian hari dengan peningkatan kualitas yang dapat mengundang lebih banyak warga asing.
“Acara ini sangat bagus sekali karena secara konsisten diadakan setiap tahun dan pemerintah Indonesia di Australia sangat mengapresiasi kegiatan ini,” puji Dewi Savitri Wahab selaku Konsulat Jenderal RI untuk wilayah Victoria dan Tasmania. Beliau pun berharap agar acara serupa dapat terus dijalankan dengan skala yang lebih besar di masa mendatang dan menghimbau pihak panitia agar lebih gencar dalam proses publikasi sehingga dapat merangkul lebih banyak peminat.
** GALERI FOTO **










** APA KATA MEREKA **

Walaupun acara ini merupakan yang pertama bagi dirinya, Steven mengaku sangat senang dan merasa bangga dapat mengisi acara sembari mengobati rasa kangen akan kuliner Indonesia. Ia juga memuji acara song cover dan berharap agar kualitas acara dapat ditingkatkan lagi di kemudian hari.

“It is my first time in this festival and I think it is a very good idea for the overall event. I am hoping that there will be English translation for various foods available for upcoming events as well as Indonesian traditional games and cooking demonstrations especially for kids.”

“Acaranya secara overall rame ya, lively, banyak pengunjung, meriah dan makanannya enak-enak tuh. Saya bisa mengobati rasa rindu akan makanan Indonesia apalagi ada siomay dan sate yang menggugah selera banget. Tapi awalnya rada bingung sama konsep acaranya karena dibagi jadi dua bagian dan jadi cukup membuat pengunjung bingung run-down dari eventnya itu sendiri.”
leo
foto: krusli