Pertunjukan wayang Palguna-Palgunadi mengangkat tema pendidikan, pelecehan seksual, dan berita palsu

Melbourne Community Gamelan menggelar pertunjukan seni bertajuk Palguna-Palgunadi pada pertengahan Februari silam di 210 Berkeley St, Carlton, Melbourne.

Acara yang disponsori oleh Helen Soemardjo Arts Fund ini menampilkan pertunjukan wayang oleh Helen Pausacker, seorang Dalang dari Melbourne yang mempelajari pewayangan dari sebuah buku dan akhirnya tertarik untuk melanjutkan studinya di Solo pada tahun 1976.

Pada acara ini, beliau mengangkat tema pendidikan, pelecehan seksual, dan berita palsu yang sedang marak di tengah masyarakat melalui kisah Druna dan Palgunadi.

Permainan wayang Helen diiringi alat musik tradisional Indonesia yang dikoordinasikan oleh direktur musik acara tersebut, Illona Wright, bersama dengan pemain dan pengajar musik tamu dari Selandia Baru, Budi Surasa Putra.

Penonton dari segala usia memenuhi ruangan atas gedung 210 Berkeley St, Carlton

Illona menekankan bahwa musik yang digunakan pada acara ini seluruhnya adalah musik tradisional. “Musik dalam acara ini seluruhnya adalah musik tradisional Jawa dengan panggung gamelan dari Jawa Tengah, spesifiknya dari Solo atau Surakarta.” jelasnya.

Melalui acara yang dilangsungkan dari pukul 19.30 hingga 21 malam ini, Illona bersama Melbourne Community Gamelan berharap untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada penduduk Australia tanpa pandang usia.

“Hal paling utama dari acara ini adalah keinginan kami untuk memperkenalkan kebudayaan dan kesenian Indonesia ke komunitas yang lebih luas, tua maupun muda. Penonton anak-anak ada yang tertarik pada wayang dan permainan lagu, sedangkan penonton tua dapat duduk dan mendengarkan musik.” jelas Illona.

Para pemain Melbourne Community Gamelan yang mencintai musik tradisional bangsa

Budi Surasa Putra mengacungkan jempol terhadap semangat pemain musik gamelan yang tampil malam itu. Ia mengatakan bahwa para pemain yang berjumlah 15 orang ini telah melalui proses latihan intensif di bawah bimbingannya. “Kita latihan setiap hari dari hari Jumat lalu sampai hari ini. 2-3 jam setiap hari. Bayangkan mereka semangatnya orang Australia saya apresiasi. Luar biasa,” ujar Budi bangga.

Ia berharap agar semangat para pemain musik tradisional Indonesia di Australia tersebut dapat menginspirasi masyarakat Indonesia sendiri untuk mendukung budaya sendiri. “Harapan saya sih mudah-mudahan pemusik tetap semangat meskipun sudah sepuh-sepuh tapi semangat dan jiwanya muda. Mudah-mudahan juga bisa menginspirasi orang-orang Indonesia yang memiliki budaya ini untuk setidaknya mendukung mungkin melalui nonton atau menginformasikan pada orang.”

Budi Surasa Putra (musisi tamu dan guru) dan Helen Pausacker (dalang)

Budi sangat mengapresiasi acara ini karena menurutnya melalui pengenalan kebudayaan yang  merupakan metode soft diplomacy, hubungan Australia dan Indonesia dapat menjadi lebih dekat. “Semestinya budaya bisa menegakkan hubungan antar kedua negara dari sisi yang lain selain ekonomi dan politik karena kebudayaan bisa merambah semua pihak baik atas maupun bawah. Melalui budaya saya kira orang akan menikmati dan mudah mempererat hubungan. ”

Helen Pausacker sekata dengan Budi tentang pentingnya pengenalan kebudayaan antara Australia dan Indonesia. Menurutnya, acara ini menyatukan kedua masyarakat. “Bagi orang Australia, mempelajari kebudayaan masyarakat negara lain tentunya akan membantu mempererat hubungan dengan negara lain. Untuk orang Indonesia yang merasa homesick, mereka dapat menyaksikan pertunjukan wayang di sini. Jadi acara ini memang menguntungkan untuk kedua belah pihak.”

Founding Director Melbourne Community Gamelan Poedijono OAM (tengah) dan pesinden (penyanyi) Ria Soemardjo (kanan)

Pada akhirnya, Helen berharap penonton dapat mempertimbangkan hal-hal yang menjadi tema permainan wayangnya malam itu. “Saya harap mereka akan berpikir tentang dunia, posisi wanita di dunia dan pendidikan,” tutupnya bijak.

Pertunjukan Palguna-Palgunadi disambut tepuk tangan meriah dari para penonton. Di penghujung acara, pemrakarsa acara tersebut diberikan bunga sebagai tanda penghargaan dan ungkapan terima kasih.

 

 

APA KATA MEREKA

 

ANTI WIDYA, 30
Ibu rumah tangga

Event ini saya tahu dari teman. Dia mengajak saya ke sini.

Menurut saya event ini bagus. Kita jadi tahu wayang kulit kayak apa karena baru pertama kali nonton wayang kulit. Sangat bagus dan menarik, terutama musiknya karena sangat enak didengar.

Untuk feedback, mungkin jangan terlalu lama. Itu saja.

 

FARIDAH MCMAHON, 62
Guru

I saw this event on Facebook, the advertisement that a friend shared. I find it very entertaining because it also gives you the insight into Indonesian culture. Although I’ve been to Indonesia to study for two months in Salatiga, that was years ago so I could speak some Indonesian.

I like Indonesian music, especially now the traditional music and I like the atmosphere here. It’s quite free to move, and the wayang gives us a little bit history about the Indonesian culture. I really really enjoyed it.

I think this event is quite good but two hours is too long for young children. They have been good, but maybe they can make it half time and then have an interval when the kids can go out, breathe, a little bit of refreshment, something like that, or maybe just get out.

I’m really happy that my son is very very into Indonesian culture because he had worked in Indonesia for five years in Jakarta Globe. And after he went back, he’s still in touch with Tarian Aceh, Saman, Gamelan, and still talks in Indonesian. He’s really into it. He’s got Indonesian movies, books, and music.

 

PETER WADHAM, 48
Pemusik

I saw this event on Facebook from the Gamelan Dananda, they posted about it.

There’s a lot of different cultures mainly because it’s like obviously white people, anglo people, and then Indonesian background people, and yeah, I really like seeing it, I really like the sound of the music and the puppets, everything is really cool. I really like just going to Gamelan concerts, but when you get the puppets as well it’s a bonus. I think it works very nicely together.

Congratulations to everyone for doing a great job and keep going! This event is very special, this was a free event, and that was very sweet. Thank you. Terima kasih!

 

 

 

 

nasa