Semenjak kecil, pasti kita antusias untuk menyaksikanupacara kemerdekaan, khususnya untuk melihat para Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) mengibarkan bendera merah putihdi Istana NegaraSaat melihat prosesi tersebut berlangsung, meski hanya dari layar televisi, ada rasa kagum dan haru memenuhi dada.

Ini dia 12 pengibar bendera merah putih untuk HUT RI ke-73 di Melbourne

Memang sudah sewajarnya tradisi ini menjadi sesuatu yangtak cumabekentapi juga dihormati. Begitu pula dengan upacara bendera yang dilakukan di sekolah-sekolah dan perayaan kemerdekaan di instansi khusus, tak hanya harus memangkul tugas yang besar, Pasukan Pengibar Bendera atau yang kerap disingkat Paskibra butuh dedikasi tinggi untuk dapat melalui seleksi yang ketat dan latihan intensif jauh sebelum 17 Agustus itu sendiri datang. 

Prosesi pengukuhan para anggota paskibra

Sama halnya di Melbourne, Paskibra disini pun telah mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk menjadi perwakilan remaja Indonesia pada perayaan Hari Kemerdekaan kemarin. Sebanyak 12remaja dari seluruh Indonesia yang sedang menetap di Melbourne yaitu Ferry Fadli, Wydia, Radiva H. M., Siti Raudina C.P., Alisa M. A., Zahra K. H., Hanyda Hirzy, Suci R. T., Patrick B. N., Natasha A. Z., Sukma Dewanti, dan Adi Pratama menjadi Pasukan Pengibar Bendera di Melbourne tahun ini.

Mereka yang mayoritas pelajar maupun yang sudah bekerja rela mengorbankan waktunya untuk mengikuti setiap tahap panjang dan pelatihan intensif pada musim dingin di Melbourne demi rasa bangga atas sang Ibu Pertiwi. Sebelum seleksi, kandidat-kandidat Paskibra dilatih tiga kali mengenai pengetahuan dasar dan basis pengibaran bendera merah putih. Setelah 12remaja ini terpilih, latihan yang tadinya hanya dua minggu dan tiga minggu sekali lama-lama makin intensif dan serius. Patrick B. N., salah satu anggota Paskibra tahun ini mengaku waktu yang dikorbankan terasa setimpal. “Pastinya kita harus mengorbankan waktu, apalagi sebagianbesar dari kita masih kuliah, tapi kita juga tahu bahwa apa yang kita lakukan ini adalah untuk hal yang lebih besar daripada kita.”

Konjen RI di Melbourne, Spica Tutuhatunewa turut menyematkan pin tanda pengukuhan

Kekompakan yang merupakan salah satu hal terpenting dalam Paskibra juga tidak hadir begitu saja. Latihan-latihan intensif yang ditempuh oleh para Paskibra tidak hanya sebatas untuk mengasah kedisiplinan namun juga kekompakan yang didapat dari rasa kekeluargaan semua anggota kelompok.

Tim Paskibra berfoto bersama para pejabat dan staf KJRI Melbourne

Anggota yang sebelumnya belum saling kenal dipertemukan oleh rasa cinta akan bangsa hingga menjadi sangat dekat dengan satu sama lain. “Kita di sini bukan hanya sebagai teman lagi, atau melihat Paskibra ini sebagai sebatas tim yang harus kerjasama. Sudah seperti keluargadaripada seperti suatu pekerjaan,” ujar Wydia, salah satu putri Pasukan Pengibar Bendera dari tujuh putri lainnya yang mendominasi barisan tahun ini. “Bahkan, rasa kekeluargaan ini membuat kita kadang bisa merasakan perasaan satu sama lain saat latihan, seperti kalau salah satu dari kita ada yang lagi merasa off,” tambah Wydia lebih lanjut.

Kompak bersama para senior paskibra terdahulu

Rasa kekeluargaan menjadi salah satu harapan Paskibra untuk Bangsa Indonesia di umurnya yang sudah mencapai 73 tahunMeleburkan sifat-sifat yang individualis menjadi lebih kekeluargaan,walau jauh di Melbourne sangatlah penting untuk kesatuan bangsa seutuhnya. Rasa bangga untuk bangsa juga merupakan poin penting yang diwanti-wanti anggota Paskibra, untuk terus mengingat Indonesia sebagai negara yang besar, dan mempraktekannya di kehidupan sehari-hari.

 

Asa