Apakah Anda sering merasa sulit meluangkan waktu untuk belanja bahan makanan di supermarket atau di pasar tradisional? Untungnya di jaman yang dikuasai oleh teknologi ini, ada sebuah same day delivery service online yang mengantarkan bahan makanan sampai ke pintu depan Anda. Perusahaan tersebut bernama Quick Green Fox yang merupakan online fresh market dan digawangi oleh anak bangsa, Olivia Sadikin dan Victor Chandra. Bedanya dengan membeli belanjaan di supermarket, spesial untuk setiap pelanggannya, Quick Green Fox akan memilih produk yang lebih segar dengan harga yang terjangkau.

Olivia Sadikin
Olivia Sadikin

“Kita melayani orang yang tidak bisa pergi berbelanja di fresh market namun pada saat yang bersamaan mereka mau the same fresh market quality, fresh produce. Jadi Quick Green Fox itu pada dasarnya menjembatani antara pasar tradisional dan teknologi. Kita breach the gap. Keunggulan kita adalah variasi dan layanan yang cepat, bisa diantar di hari yang sama, dan yang terpenting, semua pelanggan bisa pesan dari jam berapa sampai jam berapa mereka mau di-deliver. Ini semua 1 day service,” papar Olivia.

Victor dan Olivia, awalnya hanyalah pelajar di universitas lokal Melbourne. Tetapi keduanya ternyata memiliki visi dan misi yang sama untuk menggarap usaha di bidang fresh food. Jadilah mereka menggabungkan tenaga dan pikiran untuk membangun sebuah perusahaan.

Diambil dari pengalaman hidup seorang pelajar yang terbatas dalam segi finansial namun ingin bisa menikmati makanan segar, muncul ide untuk memberikan kemudahan bagi orang lain yang mau hidup sehat dan memanfaatkan sumber pangan berkualitas tinggi yang ditawarkan kota ini.

Olivia mengaku sering berbelanja di Queen Victoria Market, terutama karena kualitas dan harga yang lebih baik daripada supermarket. Namun sayangnya, pasar tradisional yang terletak di tengah kota Melbourne ini tutup sangat cepat, yakni sekitar pukul 2 hingga 3 sore. Jika mereka berdua sedang ada kelas, sedang bekerja atau sedang malas keluar, terpaksa harus belanja dari supermarket yang lebih mahal. “We like to eat healthy. Dari sini kami fokus untuk menghadirkan layanan antar yang cepat, segar dan dengan harga terjangkau,” ujar Olivia.

Victor Chandra
Victor Chandra

Tergolong muda, di usianya yang masih 28 tahun, pemuda asal Bau-Bau, Sulawesi Tenggara ini sempat menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB) sampai tahun 2009. Victor lalu bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang teknologi. Akan tetapi karena bosan dengan aktifitas yang itu-itu saja, ia memutuskan pindah ke Melbourne dan melanjutkan studinya. Pada 2015 Victor mendapatkan gelar Master of Business Administration dan Master of ERP dari Victoria University. “Aku percaya tiap orang punya passion yang berbeda-beda, ada yang tahan, ada yang tidak. I follow my passion, terus ketemu Olivia, kita punya visi yang sama, jadi kita lakukan bersama.”

Sedangkan CMO (Chief Marketing Officer) dan Co-Founder Quick Green Fox, Olivia Sadikin berasal dari Jakarta. Wanita kelahiran 1989 ini merupakan alumnus Monash University bergelar Bachelor of Commerce (2012). Olivia lalu mengejar titel S2-nya di Victoria University, dimana ia bertemu dengan Victor.

Jejak karir Victor dan Olivia memang belum terlihat hasilnya dalam jangka panjang. Kendati demikian, ide, tekad dan semangat yang mereka pancarkan patut dijadikan teladan bagi ribuan generasi muda Indonesia yang sedang merantau di tanah Kangguru ini.

We would like to encourage people, khususnya orang-orang Indonesia di sini, untuk mengikuti mimpi kalian, follow your passion apapun itu. Contohnya kita berdua sangat suka di bidang teknologi dan akhirnya start up untuk fresh food dan society. Memang riskan banget, beda sama kerja di kantor yang pemasukannya stabil, start up banyak ketidakpastian. Tapi disitulah excitement-nya, kayak rollercoaster naik-turun. Buat kita, it’s worth it karena kita bisa ketemu dengan customer-customer kita, seeing them very happy dengan layanan kita. Dan kita bisa make a difference in people’s life,” tutup Victor.

  

LAYANAN ANTAR RUBAH HIJAU

PROFIL - QUICK GREENFOX - logoQuick Green Fox dinilai lebih unggul karena memiliki banyak jenis produk, bahkan terkadang yang tidak tersedia di supermarket biasa. Kumpulan produk daging, sayur, seafood, deli, organik, greek food, Italian food, French food dan lainnya semua tersedia di situs mereka. Dan tentunya mereka selalu berusaha untuk menjamin dan mempertahankan kualitas yang terbaik hingga sampai ke depan pintu Anda.

“Kita punya pickers, ibaratnya orang yang khusus untuk milih-milih produk yang sebagus mungkin. Karena di pasar kan kualitasnya tidak menentu, ada yang sedang dan ada yang bagus. Jadi it’s up to us untuk pilih yang paling bagus. Kita selalu pilih yang mana yang manis, yang mana yang setengah matang, jadi bisa disimpan lebih lama. We always consider feedback-nya customer juga, kita selalu ngadain survey untuk purchase experience mereka,” tambah alumnus Monash University itu.

Kebanyakan orang mempunyai waktu terbatas, misalnya para ibu yang memiliki anak-anak kecil. Mereka menginginkan produk yang segar tetapi tidak ada waktu karena harus mengurus anak, jadi mereka terkadang membeli makanan yang kurang sehat untuk anak-anak mereka. Tujuan utama dari Quick Green Fox adalah untuk membantu mereka belanja, tanpa memakan waktu dan energi. Mereka hanya perlu mengunjungi website Quick Greenfox dan memesan produk makanan secara online.

CEO dan Co-Founder Quick Green Fox Victor Chandra menambahkan, banyak kesalahpahaman yang sering dimiliki orang. Mereka berasumsi bahwa pasti supermarket lebih murah daripada fresh market. Padahal, menurut penelitian yang telah dilakukan dirinya bersama Olivia sebelum memulai Quick Green Fox, kenyataannya berbanding terbalik. “Untuk konsumsi sehari-hari, seperti sayur dan buah itu harganya bersaing. Hampir sama lah. Kadang fresh market lebih murah, kadang supermarket lebih murah. Tapi kalau untuk barang-barang seperti daging dan seafood itu harganya bisa hampir dua kali lipat. Supermarket lebih mahal. Mereka juga membuat barangnya terlihat fresh tapi pas dibawa pulang tidak seperti yang diharapkan,” papar Victor.

Yang membedakan Quick Green Fox dengan perusahaan serupa lainnya, menurut Olivia dan Victor, adalah yang lainnya merupakan Australian based dan rata-rata mereka hanya memilih supplier dari beberapa toko saja. Jadi kalau toko itu harganya tinggi, pelanggan tidak memiliki pilihan lain dan harus membayar dengan harga yang ditetapkan toko tersebut. Alhasil, harga produk yang ditawarkan cukup bersaing dengan supermarket, dan bukan harga sebuah fresh market.

Uniknya lagi, perusahaan ini berbasis komunitas. “Quick Green Fox is very much social responsible, kita juga fokus kepada komunitas. Jadi bukan hanya jasa pengantaran barang, tetapi kita juga mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang yang tinggal di daerah kita. Misalnya, kita fokusin ke area North Melbourne punya community centre, kita support mereka dengan acara-acara lokal mereka, seperti refugee dinner, local cooking dinner. Local food supporting the local people,” jelas wanita berusia 25 tahun ini.

Untuk sekarang bentuk pemesanan adalah secara online dari quickgreenfox.com.au. Akan tetapi, berdasarkan banyaknya permintaan para pelanggan, mereka juga sedang mengembangkan iphone dan android application untuk memudahkan proses pemesanan. Victor merencanakan aplikasi ini akan diluncurkan sekitar tiga bulan ke depan.

Kedepannya, Quick Green Fox juga berencana untuk menambah fungsi analisa pesanan belanja setiap pelanggannya. Hal ini nantinya diharapkan dapat memberi motivasi kepada seseorang untuk hidup sehat. Quick Green Fox akan menganalisa apa yang kurang dan apa yang kebanyakan dari gaya hidupnya. “Nanti kita akan kasih kartu analyze, jadi misalnya seseorang belanja 30% daging, 60% sayuran dan 10% lain-lain. Dari sini akan dihitung berapa banyak nutrisi dan kalorinya. Dan sesuai dengan usia dan pilihan pelanggan tersebut, ini lho menu-menu yang bisa kita rekomendasikan. Quick Green Fox melakukan ini karena we want to be socially responsible, dimana kebanyakan tempat cuma peduli profit saja,” ucap Olivia seraya mantap.

 

 

sasha/krusli
foto: krusli