PAVILIUN INDONESIA RAMAIKAN FURNITEX 2015

Melbourne kembali menjadi tuan rumah FURNITEX 2015, sebuah pameran furniture yang mengusung berbagai macam produk lokal dan internasional. Tahun ini, Indonesian Pavilion disponsori pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra melalui atase perdagangannya dan KJRI Melbourne. Dua perusahaan milik putra bangsa yang turut serta adalah Cane Java, importir furniture Indonesia berbasis di Melbourne dan Bali Wirama yang bergerak di bidang kerajinan tangan asal Bali.

Mengikuti pameran di luar negeri bukanlah kali pertama bagi kedua perusahaan tersebut. Bila Cane Java rutin mengikuti FURNITEX setiap tahunnya, Bali Wirama pernah berpartisipasi dalam pameran di Las Vegas dan Atlanta, Amerika Serikat atas undangan dan bantuan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles. Keikutsertaan Bali Wirama di dua kota tersebut menghasilkan kerjasama dengan beberapa pengusaha lokal di sana.

Bali Wirama bergerak di bidang kerajinan tangan yang menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari metal. Produk metal art tersebut kebanyakan berupa dekorasi taman dan hiasan dinding. Di Australia sendiri Bali Wirama sudah menjalin kerjasama dengan pengusaha asal Darwin. Melalui FURNITEX tahun ini, Ngurah Wira selaku pemilik perusahaan berharap dapat semakin memperluas jaringan penjualannya.

Pada kesempatan yang sama, Muhammad Noerdiansyah (Ancha) dari Cane Java menyatakan terjadi peningkatan pengunjung di pameran tahun ini. Ancha menambahkan, meski perekonomian Australia masih menurun, pihaknya menyiasati sistem layanan dengan mempercepat proses pengiriman barang. Hanya dalam waktu beberapa minggu saja pelanggan sudah bisa menikmati produk yang dibeli. Cane Java juga tidak menetapkan jumlah pemesanan minimum sehingga memberikan keleluasaan tersendiri untuk pembelinya.

Menanggapi penurunan permintaan pasar Australia secara umum, Atase Perdagangan KBRI Canberra Iman Nurimansyah menyatakan jika kerajinan tangan, perhiasan, kopi dan tekstil merupakan produk-produk impor dari Indonesia yang masih laku dan termasuk stabil. Dirinya bahkan melihat semakin banyak pengusaha Australia yang memproduksi perhiasan secara masal di berbagai kota di Tanah Air.

Iman pun sempat berbincang-bincang dengan dua perusahaan lokal di ajang FURNITEX kemarin yang memiliki pabrik di Indonesia. Misalnya Satu Bumi, produsen dekorasi taman seperti pot, patung, hiasan air mancur dan lainnya. Perusahaan ini mempekerjakan 160 orang di sebuah desa dekat Yogyakarta. Kemudian ada Centrum Furniture yang berbasis di Sydney namun memiliki pabrik di Solo.

Untuk kedepannya, Iman menjanjikan pihaknya dan ITPC Sydney akan terus berupaya mempromosikan produk Indonesia dengan mengikuti berbagai pameran dan ekspo perdagangan di Benua Kangguru ini. 

 

rr

Discover

Sponsor

spot_imgspot_img

Latest

Pelantikan Pdt Dr Apwee Ting Menjadi Kristen di Tengah Masyarakat Majemuk

Pada 10 Desember 2017 lalu di St Andrews Gardiner Uniting Church dilangsungkan dua pelantikan penting. Pendeta Dr Ji Zhang dari Tiongkok ditunjuk sebagai Majelis...

Change or Suppression (Conversion) Practices Prohibition Bill 2020 Memicu Kontroversi Komunitas Agama

Keputusan Majelis Parlemen Victoria untuk meloloskan Undang-Undang Change or Suppression (Conversion) Practices Prohibition Bill 2020 (Conversion Bill) menuai kritik keras dari para komunitas agama...

Memantik Dialog Lewat Film Pendek

Seorang pria berambut gondrong tampak berdiri di tengah studio mengenakan headset. Di depannya ada sebuah mikrofon tua. Ia lalu mulai membentak, berteriak, dan memaki....

Behind the Scene Project Saman 69

Akan ada yang berbeda di perayaan hari kemerdekaan Indonesia kali ini di Melbourne.  Selain pengibaran bendera merah putih yang rutin dilaksanakan di Federation Square,...

Pisah Sambut Pengurus DWP KJRI Melbourne

Pertemuan anggota dan pisah sambut pengurus anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Melbourne kali ini dilaksanakan secara virtual pada akhir Juni kemarin. Pertemuan ini...