Jutaan orang memenuhi jalan utama kota Melbourne, Swanston Street, pada hari Kamis, 26 Januari yang lalu. Apalagi yang mereka tunggu-tunggu, kalau bukan parade tahunan Australia Day!
Seperti biasa, Australia Day diawali dengan upacara resmi kenaikan bendera di depan Melbourne Town Hall. Dihadiri oleh para petinggi dan pejabat pemerintahan negara Australia, prosesi berjalan dengan khidmat dan lancar. Upacara ditutup dengan menyanyikan lagu kebangsaan, Advance Australia Fair. Semua yang hadir pun kemudian bergegas bersiap-siap untuk melihat parade yang tak lama akan berlangsung.
Dengan dibekali kamera telepon genggam, para pengunjung bahkan tidak segan berdesak-desakan, berusaha mencari posisi terbaik untuk mengabadikan perayaan tersebut. Juga tidak sedikit orangtua yang menggendong sang buah hati di pundaknya agar mereka juga dapat melihat kelangsungan acara.
Dibalik pagar-pagar besi yang telah dipasang sepanjang jalan tersebut, terlihat ribuan peserta pawai yang mengenakan aneka pakaian penuh warna-warni. Sembari tersenyum lebar mereka dengan bangganya unjuk kebolehan memainkan alat musik maupun melangsungkan pertunjukan lainnya. Seperti misalnya barisan marching band oleh murid-murid Australia, Barongsai oleh warga Tionghoa dan Balaganjur oleh perkumpulan Bali. Mereka semua mewakili lebih dari 90 komunitas mancanegara dan keanekaragaman budaya yang membentuk negara bagian Victoria.
Parade berawal dari persimpangan Lonsdale Street dan Swanston Street menuju ke arah Arts Centre Melbourne. Perarakan bersama pun berakhir di Kings Domain Gardens. Namun tidak sampai di situ saja kemeriahan perayaan Australia Day, melainkan berlanjut dengan RACV Festival yang berlangsung hingga pukul empat petang hari yang sama. Rasa kebersamaan dan persatuan yang harmonis terasa begitu nyata, bahkan hujan rintik-rintik yang melanda tidak mampu menghapusnya.
Sesampainya di Kings Domain Garden, para peserta pawai pun sibuk mencari tenda tempat kontingen negara masing-masing berkumpul. Berbagai stan negara-negara yang berbeda juga hadir menawarkan berbagai kegiatan yang dapat diikuti secara gratis. Salah satunya adalah Tai Chi yang cukup populer, juga ada meditasi dengan grup Fa Lun Da Fa. Tidak ketinggalan RACV juga memajang puluhan mobil antik yang mengundang banyak sekali pengunjung.
Berbicara dengan salah satu pengurus perkumpulan Mahindra Gamelan Bali, Made Rudy, beliau mengatakan “senang dan bangga sekali bisa mewakili Indonesia di parade Australia Day tentunya. Sayangnya masih banyak yang liburan, sehingga dari komunitas Bali pun hanya terkumpul sebanyak 10 orang,” tuturnya.
Selain komunitas Bali, puluhan orang lainnya pun berpartisipasi dalam kontingen Indonesia. Mereka mengenakan pakaian tradisional dari berbagai propinsi. Berjalan tegap dengan dada membusung dan senyuman yang merekah di wajah mereka, terlihat jelas kebanggaan tersendiri yang mereka rasakan.
Australia Day merupakan ajang dimana para peserta maupun pengunjung dapat melihat sendiri bukti nyata bahwa keharmonisan dan kerukunan antar budaya sangatlah mungkin untuk dicapai. Namun harus diingat, semuanya itu bukanlah tanpa kerja keras dan kerjasama antar sesama. Sangatlah dibutuhkan tingkat toleransi dan solidaritas yang tinggi. Marilah kita galakkan persatuan antar budaya, khususnya antar Indonesia dan Australia!
Ishie
Apa Kata Mereka
Julia, Karla, Lia dan Rieke, 18-20 tahun
Empat sahabat yang sedang menikmati kemeriahan acara ini berasal dari Jerman dan saat ini sedang liburan dan bekerja di Australia.
“Seru banget paradenya, benar-benar sebuah pengalaman baru buat kami. Karena di Jerman tidak ada acara seperti ini. Senang sekali karena sangat multikultural dan kami bisa melihat beragam budaya yang membentuk Australia. Yang mengagumkan juga bagaimana mereka semuanya tampak saling menghormati perbedaan yang ada.”
Heather, 63 dan Desmond, 70
Pasangan lanjut usia yang penuh semangat ini berpendapat, “sangat menarik bagi kami untuk berdiri di sini dan menyaksikan apa yang ada di depan mata kami. Sebab sangat berbeda dengan berbagai permasalahan antar ras dan budaya yang sayangnya masih sering terjadi di tengah-tengah keseharian masyarakat pada umumnya. Melihat warga dari berbagai kebangsaan yang dengan senang hati berpartisipasi dalam parade sangatlah menyejukkan hati.”
Jordie, 19
“Oke sekali, aku sangat menikmatinya. Ayah saya koleksi Hot Rods jadi juga karena itulah kami sekeluarga datang ke sini. Atmosfirnya juga sangat bagus ya, meski ada sedikit hujan rintik-rintik tadi. Sayangnya aku baru sampai ketika parade sudah mau selesai, jadi aku hanya melihat sebagian kecil.”