PInstagram, Facebook, saluran televisi, radio, dan berbagai platform media lainnya tak henti-hentinya menyerukkan jaringan gerakan Black Lives Matter. Black Lives Matter ditujukan untuk mengadvokasikan protes dunia terhadap kebrutalan polisi terhadap orang-orang Afro-Amerika di Amerika Serikat. Mimpi dari keseluruhan gerakan ini adalah untuk memadamkan rasisme dalam perilaku dunia terhadap sesama manusia. Tidak hanya di negara Amerika Serikat tetapi banyak pula warga Indonesia mulai menyebarkan kesadaran akan korelasi yang erat Black Lives Matter dan isu rasisme yang besar terhadap warga Papua di Indonesia.
Puluhan postingan di media sosial dari akun-aku pribadi hingga saluran televisi di Indonesia berkoar-koar akan perilaku masyarakat Indonesia selama ini terhadap saudara-saudara di Papua. Salah satu twitter post oleh @louisvuicunt menjabarkan dengan rinci bagaimana perilaku rasis warga Indonesia yang lain terhadap orang papua begitu buruk sampa pada titik di mana masyarakat Papua dipanggil ‘monyet’.
Pemilik akun juga merekap kasus Obby Kogoya, Kayu Sani, dan Meki Tipagau sebagai contoh kekerasan aparat Indonesia terhadap masyarakat Papua. CNN Indonesia ikut memberikan suara bagi mahasiswa-mahasiswa Papua di Jawa akan bagaimana mereka tidak begitu dihargai oleh kawan-kawan sekampus. Banyak dari mereka mengakui bahwa diperlakukan berbeda karena dianggap ‘bau’, ‘dekil’, ‘ketika kami mengobrol dengan kalian kami susah bernapas’, dan ‘berbeda’. Akun seperti Nazmajidah dan Lifnisanders menggunakan platform Instagram untuk menyadarkan Bangsa Indonesia bahwa kita juga rasis.
Maka dari itu, marilah kita bersama-sama berhenti mengalihkan perhatian kita terhadap rasisme. Ketidakpedulian dapat menimbulkan perpecahan yang lebih besar dan kita sebagai negara yang kaya akan suku dan bangsa tidak seharusnya berperilaku seperti berikut. Bagaimana caranya bisa ikut menghilangkan rasisme di Indonesia sembari mengembangkan diri :
1. Dengarkan dan apresiasikan suara-suara masyarakat minoritas yang terpinggirkan
2. Melakukan hal-hal yang termasuk sebagai cultural appropriation
3. Berskikaplah aktif dalam menjunjung kebenaran. Berhentilah bersikap netral karena dalam membasmi rasisme, tidak ada yang disebut dengan netral.
4. Bersikaplah terbuka dalam menerima hal-hal baru atau berbeda.
Orang-orang Papua lahir dan tumbuh di atas tanah NKRI dan patut disebut sebagai sesama warga Indonesia. Mereka tidak berhak untuk tidak dihargai atau diperlakukan seperti itu. Seperti dalam tiktok oleh akun @sulheejessica yang mengajarkan anak-anaknya akan rasisme dengan dua buah telur yang memiliki cangkang yang berbeda warna, “walaupun telur-telur ini memiliki warna cangkang yang berbeda, tetapi kedua telur tersebut tetap hanyalah sebuah telur dan memiliki isi yang sama. Manusia pun seperti itu. Cangkang atau rupa kita yang berbeda-beda-lah yang membuat kami unik tetapi kita semua tetaplah sama, yakni seorang manusia.”
Bintang