Pako Festa 2022 jatuh pada hari hari Sabtu, 26 Februari di Geelong, Victoria. Festival tahunan ini merupakan salah satu acara perayaan multikulturalisme terbesar di Geelong yang biasa dihadiri oleh ribuan pengunjung setiap tahunnya. Representasi dari berbagai macam komunitas kebudayaan baik asing maupun lokal datang untuk memamerkan tradisi kebudayaannya melalui seni, bahasa, dan kuliner.

Dari sekian banyaknya kelompok kebudayaan yang turut meramaikan acara tersebut, kontingen Indonesia menjadi salah satu favorit para penonton.
Komunitas yang mewakili Indonesia di Pako Festa 2022 adalah Indonesian Association of Geelong (IAG). Pertunjukan yang telah dipersiapkan olehnya antara lain adalah pameran pakaian adat dan stand makanan tradisional yang menjual masakan Indonesia seperti nasi goreng dan rendang.
Sebagai wakil presiden dari IAG, Astrid Tarigan Brown menjadi salah satu koordinator untuk perwakilan Indonesia di Pako Festa 2022. Wanita yang kerap dipanggil Ibu Astrid tersebut telah menghadiri Pako Festa setiap tahunnya sejak tahun 2012. Ibu Astrid menutur sejarah bagaimana terbentuknya Pako Festa di Geelong.
“Pada tahun 1982, para komunitas multietnik di Geelong selalu berkumpul untuk saling mengenal latar belakang kebudayaannya masing-masing”, jelasnya. “Pako Festa diadakan untuk menunjukkan apresiasi kepada komunitas, untuk menunjukkan kebudayaan yang dibawa dari masing-masing negara asal.”

Kini, Pako Festa diselenggarakan secara resmi oleh Diversitat, badan pemerintahan di Geelong yang bergerak dalam bidang kebudayaan. Menurut situs webnya, Pako Festa merupakan acara perayaan kebudayaan terbuka terbesar di Australia. Pada tahun 2020 sendiri, terdapat 110.000 pengunjung yang menghadiri festival tersebut.
Semenjak pandemi COVID-19, banyak perubahan yang dilakukan oleh panitia agar festival dapat berjalan dengan mematuhi protokol kesehatan. Ibu Astrid dan tim harus beradaptasi agar dapat tetap mempertunjukkan kebudayaan Indonesia dengan sepenuh hati.
“Biasanya terdapat pawai di Pakington Street, itulah mengapa (festival ini) disebut sebagai Pako Festa. Kini, kami mengadakan fashion show untuk menggantikan pawai”, sebutnya.
Sebagai perwakilan IAG, Ibu Astrid berharap bahwa tradisi ini dapat diturunkan kepada generasi muda Geelong agar dapat dilanjutkan dalam tahun-tahun mendatang.
“Kami selalu melibatkan dan mendorong keikutsertaan generasi termuda. Meskipun mereka terlahir di sini (Australia) atau berasal dari orangtua yang bercampuran, kami mencoba untuk memperkenalkan asal-usulnya dan mengajarkan warisan kebudayaan tanah airnya”.