Seperti tahun sebelumnya, Australia mengadakan Chem-E Car Competition dimana kali ini Melbourne didaulat menjadi tuan rumah. The 2015 Chemeca Melbourne Chem-E Car Competition yang diadakan oleh Asian Pacific Confederation Chemical Engineering (APCChe) merupakan bagian dari kongres annual mereka. Total ada lima negara yang terdaftar sebagai kontestan, yakni Australia, Indonesia, Malaysia, Iran dan Selandia Baru. Indonesia sendiri diwakili oleh beberapa universitas, antara lain Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang.

Ini bukan yang pertama Universitas Gadjah Mada mengikuti Chem-E Car di Australia. Sebelumnya tim UGM pernah mengikuti kompetisi serupa di Perth dan Brisbane. Tahun ini mereka pun bersaing di Tanah AIr dan Australia.
Di Australia, UGM membawa dua tim; Anggada II dan Chem-El-Ion II. Ramadan Budiyanto, mahasiswa teknik mesin angkatan 2013 dari tim Anggada II menjelaskan kompetisi ini mempertandingkan mobil prototype yang berukuran maksimal 40 cm x 30 cm x 20 cm dengan menggunakan sumber tenaga yang berasal dari reaksi kimia dimana kendaraan diharuskan mengangkut beban tertentu dan bisa mendekati garis finish.
Kedua tim tesebut pun menggunakan tenaga yang berasal dari reaksi kimia yang berbeda. Anggada II yang beranggotakan mahasiswa jurusan mesin dan kimia menggunakan tekanan gas untuk menjalankan prototype kendaraannya.
Lain halnya dengan tim Chem-El-Ion II. Ramadan Galih Wibisono yang juga ialah mahasiswa teknik mesin angkatan tahun 2013 menjelaskan kendaraan prototype timnya menggunakan dry cell (semacam accu) sebagai sumber tenaganya. Kendaraan ciptaan mereka dirancang agar bisa berhenti sedekat mungkin degan garis finish dan beberapa saat sebelum mendekati garis tersebut, sensor dan switch secara otomatis akan memberhentikan kendaraanya.
Tim Chem-El-Ion II dilengkapi dengan mahasiswa dari 3 jurusan yang berbeda yaitu teknik mesin untuk segi mekanis dan rancang kendaraan, teknik kimia untuk sumber tenaga kendaraan dan teknik elektro untuk bagian sensor dan switch.
Tahun ini Chem-El-Ion II menduduki peringkat ke-3 untuk kategori Best Race dimana teman sebangsanya, yakni tim Nayaka dari Universitas Indonesia berhasil meraih titel juara.
Di Indonesia kompetisi antar universitas seperti ini juga diadakan tiap tahunnya oleh ITS Surabaya. Sama seperti di Australia, kompetisi di Indonesia diikuti tidak hanya universitas lokal, namun juga dari mancanegara. Kompetisi yang serupa juga di selenggarakan di Amerika Serikat, Jerman dan beberapa negara lainnya.
foto: rr