Pada edisi kali ini, BUSET melakukan wawancara dengan Arnold Priadi Bolang, CPC, CEC  yang merupakan seorang Facilitator, Trainer, Professional & Executive Coach (Approved by ICF/ International Coach Federation Indonesia) dengan pengalaman 16 tahun.  

Melihat kualifikasi profesionalitas dari Arnold Priadi Bolang, tentu saja BUSET tertarik untuk berbicara dengannya terkait dengan peningkatan kualitas kerja, profesionalitas dan peluag kesuksesan.

Fakta dunia kerja: kebanyakan orang mendapatkan pekerjaan tidak selalu sesuai passionnya!

Inilah fakta dan kenyataan bahwa di dunia yang tidak selalu ideal ini, semua orang tidak akan dapat menggapai segala sesuatu yang diinginkannya begitu juga dengan pekerjaan.

Menurut Arnold, hal ini bukan hanya semata-mata dikarenakan sedikitnya lapangan pekerjaan atau sebaran jenis pekerjaannya tetapi juga karena manusia itu sendiri sangatlah adaptif dengan lingkungannya: “Kesadaran bahwa ia hidup di dunia yang tidak ideal membuatnya harus beradaptasi dengan keadaan sekitarnya. Namun dalam proses adaptasi inilah manusia justru dapat menikmati perkembangan kehidupan dan pekerjaannya”.  

Dengan demikian, orang-orang yang dapat bekerja sesuai dengan passionnya adalah segelintir orang yang sangat beruntung. Tetapi bukanlah berarti bahwa sebagian besar orang yang bekerja tanpa passion atau tidak bersesuaian dengan passion adalah orang-orang yang tidak beruntung. Untuk itu perlu terlebih dahulu dipahami apa sebenarnya passion itu?

Passion dalam Dunia Kerja

Menurut Arnold, passion dalam dunia kerja dapat di artikan sebagai berikut: 

“Sesuatu yang terus menerus kita pikirkan dan ketika kita melakukan sesuatu yang berkaitan dengannya, kita tidak akan pernah berhenti memperjuangkannya meskipun tantangannya berat. Atau dapat juga merupakan suatu keinginan yang mendalam dari dalam hati, dari diri kita sehingga ketika kita melakukannya selalu tanpa paksaan dan tanpa beban bahkan materi atau upah bukanlah prioritas utama sehingga banyak orang yang justru membiayai pekerjaan passionnya tersebut atau tidak takut rugi dalam memperjuangkan passion tersebut”.  

Silakan menganalisa pengertian tersebut, jika para pembaca tidak mengalaminya maka jelas bahwa para pembaca sedang tidak bekerja sesuai dengan passionnya.

Semua Jenis Pekerjaan Bisa Dikerjakan Tanpa Passion

Tentu ada banyak alasan yang mendasari suatu pekerjaan yang dilakukan tanpa passion, misalnya: kebutuhan keuangan yang mendesak, banyaknya lulusan perguruan tinggi dan sedikitnya lapangan pekerjaan dan lain sebagainya.

Menurut Arnold “justru karena berbagai alasan tersebut maka memang tidak ada salahnya bekerja tanpa passion di awal tetapi kemudian pekerjaan tersebut akan menjadi personal growth journey”.  

“Perjalanan pengembangan pribadi inilah yang akan membuat kita menemukan banyak hal baru yang kemudian memperluas jejaring, meningkatkan skill dan tentunya menjadi pribadi yang berani ngambil resiko”.  

Kemudian ditambahkan lagi oleh Arnold bahwa “Bekerja di luar passion itu sebenarnya sama saja dengan keluar dari zona nyaman. Dan seringkali memang upaya untuk keluar dari zona nyaman akan berdampak pada peningkatan pengembangan diri”. 

Tetapi perlu juga diakui bahwa tidak semua orang dapat survive dengan pekerjaan di luar zona nyamannya yang menurut Arnold ini sangat ditentukan oleh pola pandang orang itu sendiri terhadap pekerjaannya. Untuk bisa menyadari hal ini dibutuhkan growth mindset yaitu pemahaman bahwa segala kemungkinan dapat terjadi jika diusahakan dengan tekun bukan dengan bersungut-sungut dan terus menyalahkan keadaan.

Passion dapat Ditemukan dalam Perjalanan Karir

Manusia perlu menyadari dan menerima bahwa keterbatasan dan perubahan dapat selalu mampir dalam perjalanan karir. Dengan demikian maka kitalah yang harus bertahan atau berjuang dalam menghadapi perubahan tersebut.

Dalam proses perjuangan tersebutlah passion justru dapat bertumbuh. Menurut Arnold, “selain bersifat adaptif, manusia juga sebenarnya suka dengan tantangan atau tidak dapat berhenti begitu saja pada satu titik juang. Manusia dengan growth mindset pasti akan terus menemukan hal-hal baru dan positif. Ketika seseorang mulai menyenangi pekerjaannya maka itu merupakan pertanda tumbuhnya passion atau perubahan passion dari pekerjaan yang diimpikan ke pekerjaan yang sedang dijalani”.

Ditambahkan lagi oleh Arnold bahwa “penemuan akan kemampuan-kemampuan baru dan kesenangan-kesenangan baru bahkan termasuk juga perkembangan pendapatan keuangan akan memunculkan passion yang baru yang bisa saja menggeser passion yang lama”.

Selain Passion, Ada Pertimbangan Lainnya dalam Menjalankan Pekerjaan

Seseorang dapat dikatakan menemukan pekerjaan yang ideal bukan hanya karena pekerjaan tersebut bersesuaian dengan passionnya. Ada beberapa hal lain yang menurut Arnold juga dapat dipertimbangkan dari suatu pekerjaan:

  1. Apakah suatu pekerjaan bersesuaian dengan kemampuan atau paling tidak apakah pekerjaan tersebut dapat terus mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki?
  2. Pekerjaan apa yang disediakan atau dibutuhkan oleh lingkungan sekitar? Jika ada pekerjaan yang tersedia, bisa jadi itu merupakan kesempatan yang tidak datang dua kali atau, jika itu merupakan pekerjaan yang dibutuhkan oleh lingkungan maka sediakanlah misalnya kebutuhan akan jasa.
  3. Apakah pekerjaan tersebut cukup menghasilkan atau tidak?

Jika pekerjaan yang sedang dijalani saat ini telah mengkonfirmasi tiga pertimbangan di atas maka sebenarnya kita sedang menekuni suatu pekerjaan yang berpotensi menumbuhkan passion baru.

Kesuksesan Dapat Dicapai Bahkan Dalam Menjalani Pekerjaan Yang Tidak Diawali Oleh Passion

Menurut Arnold, “pandangan sukses bagi setiap orang itu berbeda-beda. Karena itu definisi sukses sangatlah luas dan dapat terus berkembang seiring kemajuan/perkembangan pekerjaan seseorang. Misalnya saat belum ada pekerjaan, niatnya dapat pekerjaan saja supaya bisa makan 3 kali sehari. Setelah itu tercapai berarti itu sudah sukses tapi kemudian bertambah lagi standar kesuksesannya karena taraf hidup yang semakin membaik dan seterusnya”.

Sama halnya dengan passion yang merupakan personal growth journey  maka Arnold kemudian menyatakan bahwa idealnya  sukses merupakan sebuah rangkaian journey of work.

“Untuk memaksimalkan pekerjaan hingga sampai pada setting kesuksesan tertentu yang diharapkan maka perlu adanya setting goalsSetting goals bukan hanya saat sedang mencari pekerjaan tetapi juga saat sedang menjalani pekerjaan (harian, bulanan, tahunan),” paparnya lagi.

Selain passion ada tiga hal lain yang menjadi penekanan Arnold untuk mencapai suatu kesuksesan yaitu: mengenali Identitas diri (talenta dan potensi diri), memiliki nilai diri yang khas/otentik (seperti kejujuran, tepat waktu dan lainnya) dan tujuan hidup atau target karir.

Wawancara kemudian diakhiri Arnold dengan pesan “Setiap kita yang bekerja harus bisa deal dengan masalah, kemajuan, kemunduran, ragam sifat manusia (team work), ragam jenis tugas dan semua tantangan dunia kerja. Tetapi ketika semua hal tersebut menjadi sangat menekan dan hingga pada titik tertentu ingin menyerah, jangan terburu-buru melarikan diri dari pekerjaan. Maka perlu menemukan kesenangan lain di luar pekerjaan misalnya melakukan hobi seperti olah raga dan lain sebagainya”.

Leny

***

More About Arnold

For more than 16 years Arnold has been pursuing the profession as apublic speaker, facilitator, motivator, mentor, assessor and professional coach in various industries.

Taking on the role of’ founder of Student Community’, Marketing Managerat Multipurpose Cooperative, Marketing Manager for Advertising company, Managerat Derivative Market, Business Development Managerat ANZ Bank, momenta Indonesia, Director of Education from Hope worl dwide Organization, Managing Partner for Tri Wellness Indonesia, Consultant for PT.Kurnia Jawa Timur, Consultant for PT.Suryaprana Nutrisindo as well as coach several Communities. Currently as the associate coach & trainer for Inspira Consulting, Top Coach Indonesia, Resonant Coaching Associates and OS Selnajaya.

Arnold P Bolang, CPC, CEC
Facilitator, Trainer
Professional & Executive Coach
(Approved by ICF)