Kisah ini mengikuti perjalanan Raven, pemuda bermata topaz yang tak pernah mengetahui asal-usulnya dan harus menyaksikan orang tua angkatnya, Nicholas, dibunuh di depan matanya. Perjalanan balas dendam Raven justru menampilkan identitas aslinya sebagai seorang berdarah Rahumu dan memaksanya terlibat di tengah-tengah peperangan hebat antara dua kerajaan besar.
Kisah fantasi yang mengikuti perjalanan pencarian jati diri seorang pemuda ini merupakan karya dari seorang penulis berdarah Indonesia, Melka Stansah. Wanita yang telah menetap di Melbourne sejak umur 16 tahun ini menerbitkan buku pertamanya, berjudul The Raven Trilogy: The First Journey yang merupakan bagian dari trilogi The Raven. Sama seperti Raven, Melka turut mengalami pergolakan pencarian jati dirinya sebagai seorang penulis – sebuah perjalanan yang justru berhasil membuka pintu baginya di dunia publishing.
Perjalanan Seorang Penulis
Sejak bersekolah SD, Melka telah memiliki keinginan kuat untuk menjadi penulis. “Sewaktu kecil saya adalah seorang kutu buku dan sering berimajinasi tentang isi cerita buku tersebut. Lama kelamaan saya jadi terpancing untuk membuat cerita sendiri,” ucap Melka menjelaskan awal perjalanannya di dunia menulis.

Mimpi ini pun tetap ia pegang teguh saat tinggal di Melbourne untuk melanjutkan studi. Namun, Melka sempat berhenti menulis pada tahun 1999 karena kurang percaya diri untuk menulis dalam Bahasa Inggris. “Walaupun saya sudah menetap selama hampir 15 tahun, Bahasa Inggris tetaplah bahasa kedua saya,” ujar Melka polos.
Namun, hal ini tidak menghentikan Melka untuk terus belajar dan berkembang. “Sejak di Australia, saya senang mendengarkan musik dan musik inilah yang juga memacu semangat dan keberanian untuk menulis lagi,” jelas wanita yang murah senyum itu. Sejak tahun 2011, Melka lalu mulai memberanikan diri untuk menulis cerita singkat dalam Bahasa Inggris setiap hari sepulang kerja dan hasilnya ternyata memuaskan.
Terciptanya The Raven Trilogy
“Aku mulai menulis The Raven Trilogy pada tahun 2012 dan dalam waktu 3 tahun, mampu menyelesaikan satu prequel dan ketiga buku dalam trilogy,” ungkap alumni University of Melbourne tersebut. Setelah mencari-cari publisher yang cocok untuk bukunya, Melka akhirnya menemukan sebuah self-publishing company di Adelaide yang membantu penerbitan buku pertamanya pada Januari 2016.
Inspirasi penulisan The Raven Trilogy ini juga cukup unik, yaitu terinspirasi dari idola musik kesayangannya, Adam Lambert. “Lagu-lagu dari album Trespassing milik Adam Lambert sarat akan cerita tentang pencarian jati diri dan bagaimana masyarakat seringkali menolak orang yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat,” jelas sang Glambert (nama yang diberikan bagi fans Adam Lambert) ini.
Tema inilah yang kemudian menciptakan tokoh Raven, seorang ksatria berdarah campuran dari ayahnya yang berasal dari Rahumu dan ibunya yang berasal dari Bumi. Raven ditolak di Rahumu maupun di Bumi, entah karena masa lalu ayahnya yang gelap atau ketakutan masyarakat Bumi atas kekuatan bangsa Rahumu.
“Walaupun setting cerita ini dari zaman silam, saya ingin membagikan tema petualangan mencari jati diri tersebut tetap relevan dengan dunia sekarang,” jelas Melka dengan semangat, “saya rasa setiap dari kita pernah merasa ditolak oleh orang sekitar – dianggap tidak menjadi bagian dari keluarga dan masyarakat seberapa keraspun kita telah mencoba. Inilah yang ingin saya bagikan dari tokoh Raven. ”
Nilai Dalam Menulis
Melka selalu berusaha menampilkan tema dan nilai-nilai yang konsisten melalui tulisannya. Namun, yang pasti ia tidak akan melepaskan latar belakang sebagai seorang Indonesia. “Saya lahir dan dibesarkan di Indonesia kemudian menetap di Australia. Sehingga banyak nilai-nilai hidup yang saya dapat menjadi Indonesia maupun Australia,” jelasnya, “saya rasa identitas ini akan muncul dengan sendirinya dalam tulisan saya.”
Sesuai dengan asal-usulnya, Melka selalu berusaha menekankan nilai keluarga, kasih sayang, toleransi terhadap perbedaan serta penghargaan terhadap alam, sejarah, budaya dan norma masyarakat, terlebih lagi nilai dasar sebagai manusia. “Saya percaya bahwa manusia merupakan makhluk yang luhur dan memiliki kuasa besar. Semua tergantung dari hati nurani setiap orang untuk tujuan apa kuasa itu dipergunakan,” papar Melka bijak.
Kesatuan inilah yang mendorong Melka untuk menulis The Raven Trilogy dengan tema fantasi dan mitologi. “Anak-anak muda memiliki selera yang sangat dinamis dan tema fantasi sangat baik untuk melatih kreativitas dan imajinasi,” ujar penulis yang juga senang menulis blog ini. “Melalui tema fantasi dan mitologi kita dapat belajar banyak tentang berbagai karakter manusia maupun dewa-dewi yang dapat menciptakan atau menghancurkan,” tambahnya lagi.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Melka menyampaikan harapannya agar petualangan Raven bisa menjadi petualangan yang tak terlupakan dan inspiratif bagi para pembaca. “Saya juga berharap terbitnya The Raven Trilogy bisa menjadi pacuan bagi saya maupun rekan penulis lainnya agar selalu tetap semangat menulis,” tutup Melka.
The Raven Trilogy: The First Journey dapat dibeli dalam versi cetak maupun elektronik melalui situs www.theraventrilogy.com
** APA KATA MEREKA **

Saya sudah membaca buku Melka dan saya tidak menyangka kalau Melka bisa menulis novel atau cerita sebagus ini. Terus terang saya bangga bisa memiliki istri seorang penulis karena, khususnya, Melka bisa mengerjakan sesuatu yang dia sangat passionate and loved and people love it.
Melka adalah pribadi yang fokus dan pekerja keras untuk mencapai goal-nya.

Saya sangat tidak menyangka jika buku ini ternyata ditulis oleh orang Indonesia.
Gaya penulisannya sangat santai dan mudah membuat pembaca terhanyut dalam pengalaman hidup Raven. Alur ceritanya juga mudah dicerna namun tidak membosankan dengan adanya klimaks-klimaks halus yang membuat saya penasaran dan ingin terus membaca.
Meskipun saya tidak kenal Melka, tapi saya turut merasa bangga atas keberhasilannya menerbitkan buku pertamanya. Semoga Melka bisa terus terpacu dan terinspirasi untuk menulis. Ditunggu sambungan kisah petualangan Raven yang ke-dua!
Yuliana Wu, Compliance at ARA Retail Institute
Raven is not just your typical strong hero, he is a complex human being with multitude of emotional layers; in most due to his interesting bloodlines and difficult upbringing.
The plot is fast paced but with Melka’s easy writing style you will feel that you’ve been taken on an journey and adventure with the characters. The story is short and succinct, not dragging the reader with mindless essay of high fantasy so it’s easy enough for beginner’s reader to follow.
The book is comfort reading for fantasy readers and real enough for non-fantasy readers to enjoy.
I can’t wait for the second book to be published so we can be taken on adventure with Raven again.
Flase
Foto: vr