Ketika ingin membangun usaha sendiri, tak jarang kita dihadapkan dengan perasaan takut akan gagal, apalagi di tahah rantauan seperti di Australia. Pertanyaan dari kerabat atau keluarga yang ikut khawatir akan kesiapan kita juga datang bertubi-tubi. Memang, banyak pertimbangan yang patut dipikirkan agar kesuksesan yang didambakan dapat tercapai.

Kendatipun, setiap pekerjaan apabila dilakukan dengan tekun tentu akan menghasilkan buah yang setimpal. Dalam edisi ini, BUSET menghadirkan dua profil entrepreneur yang berani menjalankan usaha di bidang yang mereka cintai dan mengembangkan usahanya di Melbourne. Mari kita simak cerita dan pengalaman mereka agar dapat menjadi inspirasi untuk tetap berkarya dan menggali ide-ide cemerlang yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah bisnis.

BUSET PROFIL - WIRAUSAHA-Dewi NaimDewi R. Naim (lebih dikenal dengan panggilan Atje)

Pendidikan:
Master of Project Management, Graduate Diploma of Project Management, Bachelor of Landscape Architecture

Hobi:
Travelling, golf, fitness, dan kuliner

Pengalaman Kerja:
15 tahun di industri minyak dan gas, serta di bidang Contractor Engineering Procurement and Construction sebagai Senior Project Controller (Senior Cost Engineer / Senior Cost Controller and Project Planner/Scheduler). Dua setengah tahun sebagai Gas Marketing Analyst di perusahaan minyak dan gas.
Di luar itu, 8 tahun aktif sebagai sekretaris di berbagai organisasi masyarakat di Australia (Melbourne dan Perth), dan saat ini aktif sebagai Bendahara di Australian Indonesian Association of Victoria. 

Usaha

Nama: Raos Martabak Melbourne

Bidang usaha: Penyedia Martabak Manis dengan sistem pesanan

Tahun berdiri: 2015

Lokasi Usaha: Blackburn South, Victoria

Produk yang ditawarkan: Berbagai macam Martabak Manis seri Classic, Gourmet, dan Deluxe

Mengapa memilih nama Raos?

Nama Raos dipilih karena latar belakang etnis saya yang berasal dari Jawa Barat. Selain itu, salah satu kota penghasil martabak manis yang terkenal di Indonesia adalah kota Bandung, Jawa Barat, sehingga nama Raos kami anggap dapat merepresentasikan martabak manis asal Bandung tersebut.

Kata “Raos” bermakna cita rasa makanan yang enak, atau sedap.

Kenapa martabak?

Alasan utama memilih jenis usaha ini karena segmen pasar penggemar martabak manis di Melbourne yang cukup luas. Martabak adalah makanan yang digemari oleh orang-orang dan merupakan panganan ringan yang digemari di Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang. Selain itu, martabak manis pun terkenal dan juga digemari warga Asia Tenggara seperti Singaporean dan Malaysian (dikenal sebagai Apam Balik), juga warga Jepang (dikenal sebagai Dorayaki).

Apa inspirasi serta pemikiran awal ketika memutuskan untuk terjun ke bidang usaha ini?

Inspirasi menciptakan usaha ini berawal pada tahun 2007 ketika saya sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Melbourne. Kami sering rindu akan citarasa martabak manis. Namun rasa rindu itu sulit terobati karena kelangkaan martabak manis yang rasanya authentic dan tradisional. Hal inilah yang kemudian memotivasi saya untuk belajar membuat martabak manis secara otodidak sejak tahun 2008, sehingga akhirnya dapat menghasilkan martabak manis yang kata orang sangat mirip dengan yang ada di Indonesia.

Usaha ini didirikan bersama keluarga kecil kami, yakni dengan suami dan dua orang anak kami.

Bisa dibilang Atje sudah memiliki karir yang gemilang sebagai Senior Project Controller dan Gas Marketing Analyst, mengapa memilih untuk meninggalkan semua itu untuk sesuatu yang “belum pasti”?

Sebetulnya, saya tidak pernah memilih untuk meninggalkan profesi saya, namun keadaan yang memaksa saya di saat setahun yang lalu harga minyak dunia turun secara drastis sehingga menimbulkan tingginya angka PHK di lingkungan pekerja sektor minyak dan gas. Sejak saat itu, hingga sekarang sangat sulit bagi saya untuk kembali terjun ke bidang profesional saya, sehingga dengan latar belakang inilah maka kemudian saya memutuskan untuk menekuni bidang lain yakni di sektor kuliner, yang sesuai dengan keahlian saya yaitu membuat martabak manis. Harga minyak dunia memang merosot, namun minat pasar terhadap sektor kuliner di kota Melbourne tetap tinggi.

RAOS MARTABAK 1p8 C - Buset_Artwork_finalApa saja produk spesial yang ditawarkan sehingga merasa yakin dapat bersaing di industri ini?

Kami mengkategorikan produk martabak manis kami menjadi tiga seri utama, yakni Classic, Gourmet, dan Deluxe, juga edisi terbatas yang kami tawarkan hanya untuk periode tertentu.

Classic, sesuai namanya yaitu Martabak Manis asli Indonesia yang biasa disebut Martabak Manis Bangka, Martabak Bandung, atau Terang Bulan. Martabak ini adalah jenis martabak seperti yang dijual gerai-gerai martabak di Indonesia dengan pilihan toping mesis coklat kacang wijen, atau keju susu, atau coklat keju.

Gourmet, adalah jenis martabak manis modern yang sudah dimodifikasi dengan jenis rasa yang disesuaikan dengan tren terkini di Indonesia seperti Red Velvet, Black Sweet, Pandan Cheese, Tiramisu, Mocha Almond, Double Chocolate Almond, Double Chocolate Peanut Butter, Double Almond White Chocolate, dan Triple peanut.

Sedangkan seri Deluxe adalah Martabak Manis modern, yang disajikan dengan jenis topping berkualitas tertinggi, seperti Peanut Butter Cream Cheese, dan Salted Caramel Macadamia.

Apa saja proses yang harus dipikirkan?

Seperti halnya proses memasak pada umumnya, dimulai dengan menyiapkan bahan baku, lalu menakar, mengaduk adonan, memasak di loyang, memberikan toping, dan diakhiri dengan slicing dan packaging.

Berapa orang yang terlibat secara langsung?

Sampai saat ini menjalankan sendiri (tanpa partnership dengan siapa pun) dan tidak mempekerjakan pegawai. Karena masih bersifat wirausaha skala kecil kelas rumahan, maka kami tidak mempekerjakan pegawai, semuanya dikerjakan sendiri dengan bantuan anggota keluarga.

Siapa saja konsumen atau pelanggan Raos?

Pelanggan bervariasi dari berbagai kalangan seperti para pelajar Indonesia, warga Indonesia yang menetap di Melboune, dan juga warga asli Australia dari mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa yang menyukai kuliner Indonesia.

Alhamdulillah, secara umum respons konsumen sejauh ini terhadap produk kami sangat baik dan positif. Beberapa konsumen sudah menjadi pelanggan tetap, dan beberapa dari para konsumen baru memposting photo-photo product kami di jaringan sosial media dengan tanggapan yang positif dan menggembirakan.

Berapa modal awal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini?

Modalnya tidak banyak karena hanya menggunakan perlengkapan masak yang ada di rumah, kompor gas, mixer, timbangan, dan lain-lain. Yang agak khusus dari segi perlengkapan, tentunya loyang martabak manis yang dibeli di Indonesia. Selain perlengkapan masak, modal juga digunakan untuk media promosi yang menunjang kegiatan marketing seperti menyiapkan website, mencetak kartu nama, banner, dan kemasan yang layak. Keseluruhan modal ini adalah bersumber dari dana pribadi.

Berapa rata-rata omset yang bisa didapatkan?

Sampai saat ini dalam kondisi tanpa bazar, kami menjual rata-rata 15 – 25 loyang per minggunya. Tapi jika ikut bazar bisa menjual sekitar 40 loyang di setiap eventnya.

Apa suka duka yang sering dihadapi dalam menjalani usaha ini di Melbourne?

Beberapa pelanggan berdomisili cukup jauh dari lokasi kami, dan mereka punya keterbatasan untuk mengakses lokasi kami. Sukanya dalam hal ini adalah perasaan senang katika para pelanggan yang berlokasi jauh tersebut terlihat cukup antusias untuk membeli produk kami. Juga sangat menyenangkan, di saat pesanan dari mereka berdatangan dalam volume yang banyak. Dukanya adalah pada saat kami tidak dapat merespons kebutuhan tersebut, karena kendala dari sisi jarak, waktu, maupun tenaga. Kendala yang paling sering dihadapi adalah tidak tersedianya sarana delivery murah dan flexible semacam Gojek di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan antar kepada para konsumen yang sulit datang langsung menjemput pesanannya ke lokasi kami.

Bagaimana persaingan antar sesama penjual martabak?

Penjual makanan sejenis di Melbourne memang ada, tetapi saya tidak begitu khawatir, juga tidak merasa bahwa mereka adalah pesaing bisnis saya. Saya berkeyakinan bahwa masing-masing pedagang memiliki cara yang khas dalam menjalankan usahanya, yang pada akhirnya tercermin pada produk, serta sentuhan yang berbeda dalam pengelolaan konsumennya. Pada akhirnya, biarlah para konsumen tersebut yang memilih, produk mana yang mereka sukai sesuai dengan seleranya masing-masing. Yang dapat saya lakukan hanyalah fokus sebatas menjalankan segalanya dengan usaha terbaik, dengan fokus yang ditujukan untuk kepuasan konsumen kami. 

Upaya apa yang dapat dilakukan agar usaha ini semakin berkembang?

Dengan melakukan research and development, yaitu selalu berupaya untuk meningkatan mutu dengan penggunaan bahan-bahan berkualitas baik, meningkatkan cita rasa dengan perbaikan resep bila diperlukan, selalu mencari ide-ide baru untuk pelanggan, dan memastikan kandungan halal pada bahan baku kami sebagai bentuk kepedulian bagi para pelanggan Muslim.

Diluar itu saya pun secara rutin mempelajari jenis-jenis martabak yang sedang tren di Indonesia, untuk bisa dijual di sini. Selain itu, secara aktif memberikan berbagai penawaran khusus yang menarik, berikut juga memberikan flexibility penyediaan martabak yang sebisa mungkin disesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan dan diinginkan para pelanggan.

Faktor-faktor kritis apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam bisnis ini?

Karena dalam hal ini komoditi kami adalah makanan, maka faktor-faktor utama yang berpengaruh adalah rasa, kualitas, variasi menu, harga yang masuk akal, serta pengelolaan hubungan baik dengan pelanggan (Customer Engagement).

Menurut Atje, apakah Melbourne adalah tempat yang tepat? Adakah regulasi yang mendukung atau menghambat kegiatan usaha Atje?

Ya, Melbourne adalah tempat yang sangat mendukung khususnya bagi sektor kuliner yang berasal dari Indonesia. Penyebabnya karena tingginya potensi pasar kuliner di kota ini. Melbourne sebagai wilayah “perantauan” dihuni oleh ribuan warga keturunan Indonesia yang terdiri dari pelajar internasional asal Indonesia, warga lokal yang terdiri dari para permanent resident, warga keturunan Indonesia yang sudah menjadi warga negara Australia, maupun penduduk Australia asli yang menyukai kuliner Indonesia. Pada umumnya masyarakat keturunan Indonesia sebagai perantau selalu merindukan panganan khas Indonesia di tanah perantauannya. Tidak akan terdapat kendala regulasi dari setempat, sejauh kita mentaati kaidah-kaidah aturan yang berlaku.

Bagaimana perbedaan daya serap konsumen di Australia dibandingkan dengan Indonesia?

Kedua negara memiliki potensi yang tinggi untuk jumlah konsumen yang besar. Namun, untuk jenis panganan Indonesia asli, tentu saja pasar akan merespons dengan lebih baik di Melbourne. Ini dikarenakan terbatasnya penyedia panganan asli Indonesia (dibandingkan di Indonesia), sehingga dari sisi kompetisi penjual akan lebih rendah. Supply lebih sedikit dibandingkan demandnya, dan hal inilah yang menjadi potensi untuk angka penjualan yang baik.

Adakah rencana untuk ekspansi ke berbagai wilayah di Australia serta Indonesia?

Untuk ke Indonesia bisa dipastikan tidak, mengingat sudah terlalu banyaknya usaha sejenis ini di pasar sehingga persaingan sudah terlalu jenuh. Untuk ke wilayah Australia lainnya, sampai saat ini belum terpikirkan mengingat usaha kami masih sangat dini.

Apa harapan kedepannya?

Harapannya tidak muluk-muluk dulu, hanya sebatas berharap agar warga Melbourne dan sekitarnya (khususnya yang berasal dari Indonesia) dapat mengenal produk Martabak Manis Raos. Sedangkan bagi para existing customers, kami berharap untuk dapat menjaga kepercayaan, mutu produk dan servis kepada mereka sehingga dapat terus menjadi pelanggan setia. Selanjutnya kami pun berharap untuk dapat memperluas jaringan, sehingga dapat menggapai pelanggan lainnya di seluruh wilayah Melbourne dan sekitarnya, yang selama ini belum terjangkau.

Ada kiat-kiat atau pesan yang dapat disampaikan kepada para muda mudi yang ingin merintis usaha?

Jangan takut untuk melangkah, dan mencoba, serta mulailah bisnis dari skala yang kecil, realistis, dan sesuai kemampuan. Karena kita tidak mungkin dapat mengetahui bagaimana pasar merespon bisnis kita tanpa kita mulai sesuatu.

 

-xoxoxoxo-

 

Zabrina - Alicia - Ribka
Zabrina – Alicia – Ribka

Zabrina Augustine

Tempat Tanggal Lahir:
Makassar, 8 Agustus 1993

Pendidikan:
Bachelor of Business (Accounting & Banking Finance)

Hobi:
Menyanyi dan memasak

Pengalaman Kerja:
Education Consultant at Superstar Education (2014-2015)

Alicia Andiani

Tempat Tanggal Lahir:
Jakarta, Oktober 1992

Pendidikan:
Bachelor of Science, Doctor of Veterinary Medicine

Hobi:
Travelling dan membaca

Pengalaman Kerja:
Research Assistant Placement at CSIRO AAHL (2016)

Ribka Kusnadi

Tempat Tanggal Lahir:
Jakarta, Maret 1994

Pendidikan:
Bachelor of Commerce (Accounting and Finance)

Hobi:
Travelling dan nonton

Pengalaman Kerja:
Customer Service at South Yarra News and Lotto (2012-2015), Intern Finance Assistant at Hallmark Cards (2015), Casual Finance Assistant at Hallmark Cards (2015)

 

Usaha

Nama:                    Fleur de Lis

Bidang usaha:         Floristry

Tahun berdiri:         Maret 2015

Lokasi Usaha:          Melbourne

Produk yang ditawarkan: personalised flower arrangements and events

Adakah makna dari nama usaha kalian?

Fleur de Lis dalam bahasa Perancis memiliki arti “Flower of Lilies”. Seperti yang tertulis dalam salah satu ayat Alkitab yaitu Matius 6:28-30, bunga lili mengingatkan kita untuk selalu tidak khawatir dan rendah hati karena apapun yang kami capai, itu semua adalah karena pemeliharaan dan karunia Tuhan.

Kenapa bunga?

Ini berawal dari pertemanan antara kami bertiga dan kesukaan kami terhadap bunga. Kami melihat demand yang tinggi untuk produk bunga di Melbourne terutama di kalangan pelajar dan anak muda. Dengan maraknya acara-acara seperti wisuda, ulang tahun, maupun anniversary, bunga menjadi suatu hal yang penting.

Bagaimana dengan kegiatan kalian sekarang? Apakah usaha ini akan menjadi pekerjaan tetap?

Zabrina:   Untuk sekarang memang masih full time ngembangin sambil melihat potensi di Surabaya.

Ribka:       So far full time sambil mencari pengalaman kerja di bidang floral design and events.

Alicia:      Saat ini sedang menyelesaikan tahun terakhir Doctor of Veterinary Medicine. So far tidak ada rencana untuk menjadi full time florist, but i bet it would make a wonderful & refreshing part time job alongside vet

BUSET PROFIL - WIRAUSAHA-Fleur de LisApa saja produk yang ditawarkan?

Produk utama kami adalah flower bouquets, tetapi kami juga menyediakan berbagai jenis flower arrangements lainnya, seperti vase arrangement, bloom box, dan lain-lain. Namun, kami saat ini mulai terjun dalam wedding and event industry.

Bagaimana proses kerjanya?

Kami memilih bunga-bunga kami dari wholesale market, lalu kami rangkai dan kemas sesuai dengan permintaan pelanggan.

Apakah kalian mempekerjakan pegawai?

Kami menjalankan usaha ini hanya bertiga, tanpa mempekerjakan pegawai. Namun, kami selalu dibantu dan didukung oleh teman-teman kami yang sangat suportif.

Siapa konsumen Fleur de Lis dan bagaimana pendapat mereka tentang servis yang diberikan?

Mayoritas pelanggan kami adalah pelajar Indonesia baik yang menetap di Melbourne ataupun di Indonesia. Sebetulnya salah satu pendiri usaha ini sudah kembali for good ke Indonesia dan memutuskan untuk merintis Fleur de Lis di kota Surabaya. Sejauh ini respons yang kami dapat dari pelanggan-pelanggan kami sangat positif dan membangun.

Berapa modal awal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini?

Modal awalnya tidak terlalu banyak, karena kami home-based dan kami hanya perlu mengeluarkan biaya untuk ABN (Australian Business Number), wholesale market pass, dan perkakas untuk merangkai. Kami juga menerapkan sistem “made by order” untuk meminimalisasi produk yang tidak terpakai.

Berapa omset yang Anda dapatkan per bulan?

Omset kami sangat variatif, karena demand untuk bunga sangatlah seasonal. Contohnya, di masa-masa wisuda dan Valentine’s Day, pesanan bunga kami bisa sangat meningkat.

Apa kendala yang sering kalian hadapi dalam menjalani usaha ini?

Kendala yang terbesar adalah membagi waktu antara pekerjaan utama kami masing-masing dengan usaha ini. Kesulitan lainnya termasuk hal administrasi dan menerapkan sistem penjualan yang efektif dalam hal waktu dan resources yang dibutuhkan. Tentu saja ada banyak florist lain di Melbourne, tetapi kami tidak melihat mereka sebagai pesaing karena kami masing-masing mempunyai specialty dan keunikan yang berbeda-beda.

Upaya apa yang dapat dilakukan agar usaha ini semakin berkembang?

Dengan terus berusaha meningkatkan kualitas produk kami dan mengembangkan product line yang ada. Kami juga selalu welcome dan mendengarkan feedback dari para pelanggan supaya kami bisa selalu belajar menjadi lebih baik. 

Faktor-faktor kritis apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam bisnis ini?

Faktor yang paling penting dalam usaha ini adalah memiliki visi yang jelas. Tanpa adanya visi, sangatlah sulit untuk fokus dan termotivasi untuk menjalankan usaha ini, terutama saat mengalami masa-masa sulit.

Salah satu faktor yang paling mendukung adalah kelengkapan informasi mengenai resources yang dibutuhkan seperti dan perkakas-perkakas lainnya. Sedangkan hal yang cukup menghambat adalah ketatnya regulasi di Australia sehingga terkadang membatasi ide-ide dan kebebasan kami untuk berkarya.

Bagaimana perbedaan daya serap konsumen di Australia dibandingkan dengan Indonesia?

Menurut kami daya serapnya mirip karena di Indonesia pun demand untuk bunga semakin tinggi. Namun, memang ada perbedaan dalam hal customer preference and expectation. Di Melbourne, selera pelanggan kami kebanyakan sangat dipengaruhi oleh gaya barat yang rustic.

Apa harapan dan rencana kedepannya?

Kami berharap Fleur de Lis dapat berkembang dan menjadi inspirasi bagi anak-anak muda yang ingin memulai usaha, baik di Tanah Air maupun di luar negeri. Sekarang kita hidup dalam era dimana semua resources sudah tersedia dan accessible, dan karena itu kesempatan tidak akan pernah habis. Jangan sia-siakan potensi yang kalian miliki. Jangan hanya bermimpi, tetapi bangun dan realisasikan mimpimu.
Leo/KRusli