Sekitar 20 orang memilih menghabiskan akhir pekan mereka di 443-447 St. Georges Rd, Thornbury, yang jadi markas kelompok Gamelan DanAnda. Rupanya di petang 24 Juni 2018 lalu diadakan acara bertajuk “Gamelan Meet, Greet, Eat, ‘n Play”. Gamelan DanAnda bersama kelompok tari Indonesia Sanggar Widya Luvtari dari Geelong unjuk gigi dalam acara yang berlangsung selama dua jam tersebut.

Konser mini yang khusus dibuat sederhana ini dibuka dengan penampilan gamelan beserta tari, sesi ramah tamah, dan ditutup dengan workshop singkat bagi para pengunjung. Melihat respon positif para hadirin, pengajar sekaligus Direktur Musik Gamelan DanAnda, Jeremy Dullard, mengatakan ingin mencoba mengadakan acara serupa serutin mungkin di masa mendatang. “Tahun lalu kami mengadakan acara seperti ini dan sukses besar. Dari sana, kami lalu berpikir untuk membuat acara ini serutin mungkin meski seringkali dihadang kesibukan. Hal ini kami lakukan karena senang sekali rasanya melihat orang-orang mau mencoba bermain gamelan,” ungkap Dullard.
Apakah menabuh gamelan itu susah? Ternyata tidak juga. Menurut penuturan Dullard, gamelan Bali cocok untuk pemula karena dapat menciptakan sensasi yang sama dengan apa yang dirasakan mereka yang sudah berpengalaman. “Hanya dalam beberapa menit, mereka sudah bisa memainkan repertoar (permainan musik) tradisional,” ujarnya.

Partisipasi Sanggar Widya Luvtari juga berhasil menyemarakkan acara. Rini Meerbeek, presiden dari sanggar yang berusia empat tahun tersebut, mengatakan acara ini menjadi cerminan antusiasme warga Australia terhadap kesenian Indonesia. Ia pun mengatakan dengan senang hati menempuh dua jam waktu perjalanan dari Geelong demi mempromosikan budaya Indonesia dalam wujud seni tari Bali dan musik gamelan bagi kalangan muda agar tidak punah. “Acara ini bagus sekali karena membuktikan bahwa budaya Indonesia terutama seni musik gamelan dan tari itu tidak hanya untuk orang Indonesia saja tapi juga untuk orang Australia. Yang lebih menarik lagi, semua pelatih di sini adalah orang Australia,” serunya.
Mengawinkan Musik Bali dan Musik Australia
Grup Gamelan DanAnda sudah begitu dikenal publik Australia dan Indonesia, apalagi mereka sering tampil di perayaankomunitas Indonesia dan rutin diundang ke sekolah-sekolah di Australia. Namun ada mimpi besar yang ingin segera diwujudkan. “Salah satu harapan pribadi saya adalah agar suatu saat musik Bali dapat berintegrasi dengan musik Australia. Kita sudah melihat misalnya drum Afrika dimainkan di bandberaliran Funk dan alat musik Brazil di lagu Pop Jazz. Tapi mengapa belum ada gamelan?” ungkapnya.
Meski itu jadi PR besar, sudah ada upaya yang dilakukan Dullard dan timnya, salah satunya lewat konser berjudul “I Said Neon”, dimana musik gamelan dan non-tradisional digabungkan dan dikemas dalam 10 komposisi berbeda.

Menurutnya, pengetahuan dasar tentang gamelan merupakan pintu masuk bagi warga Australia untuk mengenal kebudayaan Bali dan Indonesia ke depannya. Ia sepenuhnya berharap Gamelan DanAnda dapat membuka pintu tersebut.
“Saya harap kami dapat membawa lebih banyak orang untuk masuk dalam kelompok kami, agar paling tidak mereka tahu tentang musik gamelan, bagaimana cara memainkannya, dan apa maknanya bagi masyarakat Bali,” tutupnya.
***
Tertarik untuk bergabung dengan Gamelan DanAnda? Kunjungi gamelan.com.au
***
Apa Kata Mereka
Hugh Planigale | pemain termuda di Gamelan DanAnda
I started in 2015. We had a family friend who was playing, so she told us about this group and we (me and my Dad) decided to try. I’ve never been to Indonesia before but would love to go after learning gamelan from this group. I love this event! It’s great! I hope Gamelan DanAnda will get a bigger audience because it’s quite good music!
Prue Cerin | nenek Hugh
I found it from my son who has been involved with the group for many years and he sent me a Facebook invitation. It’s been wonderful to see this event. I have been to gamelan orchestra peformances but not with an explanation of how it all works and all the different parts, and the reasons, so that’s been very fascinating. It was a bit like organised chaos when I came in, and very noisy but it all made sense when you put all the pieces of the puzzle together like a beautiful picture.
I think the group is very inclusive and it’s a wonderful opportunity to hear about another culture and to experience it, and my grandson is a part of it now. And he’s been treated as an equal eventhough when he first came in he was a little boy. They’re very inclusive and he was able to participate. And now he has a role and a part in the team, it’s been very good for him. It’s a great fun, he wouldn’t miss it! This event has been great! It’s been very warm, welcoming and friendly. Congratulations to the organisers I think it’s been a very successful event.
Alinda Watson | Pengajar
Pertama kali mendengar tentang acara ini dari Mbak Rini Meerbeek Sanggar Widya Luvtari. Acara ini bagus sekali karena saya juga ingin anak saya bisa sekolah gamelan suatu saat nanti, hopefully soon. Saya sendiri juga mengikuti kelas menari dengan Maria Leeds, dan ingin sekali belajar menari juga dengan Mbak Rini. Saya rasa acara ini baik sekali untuk masyarakat Australia atau pun Indonesia yang ada di Melbourne, karena bisa belajar budaya Indonesia yang sangat bermanfaat buat kita semua.
Nasa