Pada perayaan hari kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia di Federation Square Melbourne terlihat beberapa orang berdemonstrasi mengatasnamakan Free West Papua atau yang biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Di hari spesial tersebut para demonstran yang terdiri dari masyarakat Papua dan warga Australia mengibarkan bendera bintang kejora di lokasi yang sama. Walaupun tidak mengganggu acara penaikan bendera di Federation Square, namun kehadiran mereka tetap terlihat di sela-sela pengibaran tersebut.
BUSET sempat mewawancarai salah seorang demonstran dan menanyakan tentang maksud kehadiran mereka, berikut petikannya.
BUSET (B):
Apa yang diinginkan oleh teman-teman yang tergabung dalam Free West Papua, sehingga mengadakan demonstrasi pada hari kemerdekaan RI ini?
Organisasi Papua Merdeka (OPM):
Kami bersama-sama mengibarkan bendera kami bukan kami anti dengan masyarakat Indonesia, kami menentang pemerintah Indonesia. Karena yang terjadi di Papua sekarang ini banyak hak-hak kami yang tidak diperhatikan, padahal kami sudah banyak berjuang untuk Indonesia. Contohnya saja banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua semenjak kami bersama dengan Indonesia hingga saat ini belum ada penyelesaian. Padahal kehadiran Presiden Jokowi diharapkan memberikan angin segar untuk penyelesaian masalah di sana, namun hingga sekarang tidak terjadi.
Salah satunya adalah kasus Nabire dimana terjadi penembakan yang menewaskan salah seorang pelajar berumur 15 tahun bernama Melkianus Agapa di tahun 2009 yang lalu oleh salah seorang anggota dari Kepolisian Nabire. Presiden Jokowi berjanji kepada masyarakat Papua masalah tersebut akan diselesaikan, tapi hingga saat ini belum ada terselesaikan.
B:
Menurut teman-teman dari Free West Papua apa yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia?
OPM:
Yang terbaik adalah pemerintah Indonesia bisa berdialog dengan masyarakat Papua dimana hal tersebut diutarakan oleh pemerintah Indonesia sendiri. Dialog yang pernah diadakan pemerintah Indonesia memang mengikutsertakan beberapa perwakilan dari masyarakat (suku) Papua, ini kurang cukup. Seharusnya perwakilan dari kami, yaitu United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) juga ikut dilibatkan. Kami masih menagih janji untuk New York Agreement yang ditanda tangani pada 15 Agustus 1962.
B:
Apabila pemerintah Indonesia akhirnya bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua, apakah pihak OPM akan tetap menuntut kemerdekaannya?
OPM:
Kami sudah cukup hidup dengan Indonesia, kami tidak marah atau anti dengan rakyat Indonesia. Penyelesaian yang dilakukan pemerintah Indonesia tidak pernah dilakukan secara persuasif namun menggunakan tangan militer. Kami tetap menuntut kemerdekaan kami, dan diharapkan pemerintah Indonesia mau berdialog untuk menyelesaikan berbagai masalah di Papua dengan perwakilan kami di ULMWP.