Mari Memulai Bisnis Kuliner yang Aman, Legal dan Menguntungkan

Pada penghujung tahun 2020 lalu, KJRI Melbourne & Tasmania bersama dengan ICAV (Indonesian Culinary Association of Victoria) mengadakan sebuah acara sharing session virtual khususnya bagi warga Indonesia yang mungkin baru datang atau baru berniat membuka sebuah bisnis makanan dan minuman di Australia. Adapun tujuan dari sesi berbagi informasi ini adalah untuk memotivasi warga Indonesia agar tidak takut untuk menjalani bisnis kuliner di Australia dengan baik dan benar sesuai ketetapan hukum di Australia. Mengingat maraknya kuliner Indonesia yang bermunculan selama masa pandemi, sesi berbagi info ini menjadi sangat unik karena mendatangkan Ibu Clara Simamora yang bekerja di Food Control Australia serta dua pembicara yang kebetulan adalah pelaku bisnis kuliner yakni Ibu Intan Kieflie (Dale La Pau) dan Asti Kaleta (Dapur Bubu). Acara ini di moderatori oleh Ibu Dyah Bazerghi perwakilan dari ICAV.

Sesi berbagi informasi ini dimulai dengan kata sambutan dari Konsul Jendral Spica A Tutuhatunewa yang menyadari bahwa inovasi di industri kuliner memang diperlukan untuk lebih memperkenalkan budaya anak bangsa ke kancah internasional. Namun perlu diingat bahwa kita harus tetap melakukan inovasi sesuai dengan aturan yang berlaku di Australia. Kemudian pembicara pertama yakni Ibu Clara Simamora memberikan beberapa poin penting yang perlu kita semua sadari sebelum berkomitmen untuk memulai bisnis kuliner di Australia. Adapun yang perlu diingat oleh para calon pemilik bisnis kuliner adalah bahwa ‘customer is the priority‘. Perlu ditekankan lagi bahwa menjalani bisnis kuliner bukan hanya seputar mendapatkan profit namun juga kita harus sadar bahwa aturan ada untuk menjaga kualitas dan kesehatan pelanggan kita sendiri.

“Perilaku memasak kita di rumah/lingkungan pribadi kita, ternyata bukanlah cara yang tepat untuk mengolah makanan.” -Intan Kieflie

Dalam sesi berbagi info, ketiga pembicara kita berulang kali menyebut food handling certificate sebagai salah satu kelengkapan legal yang sangat diperlukan ketika ingin memulai bisnis kuliner. Karena disinilah kita akan diajari berbagai macam hal dimulai dari mempersiapkan, mengolah, hingga proses terakhir memberikan makanan tersebut kepada pelanggan. Termasuk didalamnya akan diperkenalkan mengenai cara menyimpan makanan, cara menerima makanan dari supplier hingga ke berbagai macam peralatan yang dibutuhkan termasuk cara membersihkan dapur yang baik dan benar. Tanpa food handling certificate, bisa dikatakan bahwa bisnis tersebut belum memenuhi syarat yang berlaku.

Ibu Intan Kieflie sendiri memiliki Food Safety Supervisor dan semua kru minimal memiliki food handling certificate juga. Jadi jika terjadi pengecekan, semua yang terlibat di dapur Dale La Pau sudah termasuk aman bersertifikasi.

“Regulation di setiap negara bagian di Australia itu berbeda-beda. Di setiap negara bagian saja, regulation bisa berbeda-beda setiap councilnya. Kita harus perhatikan hal itu” – Clara Simamora

“Saya dulu harus apply di klasifikasi/kelas 3 tetapi karena saya ada menggunakan protein, at the end of the day, saya harus apply ijin di kelas 2” – Asti Kaleta

Ada baiknya jika kita sudah memikirkan dimana kita mau melakukan bisnis kuliner sehingga kita tahu council mana yang harus kita hubungi. Jika kedapatan menghubungi council yang salah, jangan khawatir karena kita bisa diarahkan ke council yang benar dan tepat untuk kita. Setiap council juga akan membimbing kita mengenai cara mendapatkan ijin yang tepat bagi kita. Ijin di industri kuliner itu beraneka ragam. Misalnya makanan basah dan kering itu juga berbeda jenis ijinnya. Kita wajib memberitahukan juga kepada council, menu apa yang mau kita buat dan bagaimana cara pengolahannya. Bicara terus-terang penting bagi kita karena akan diarahkan kepada permit yang sesuai dengan spesifikasi bisnis kuliner kita. Walaupun demikian, jangan lupa untuk apply ABN (Australian Business Number). Prosesnya mudah dan cepat semua melalui online. Kita bisa mulai dengan sole trader terlebih dahulu yang lebih terjangkau bagi semua kalangan.

“Saya merasa aman walaupun sering di datangi council secara mendadak” – Asti Kaleta

“Hampir setiap minggu didatangi council untuk pengecekan dapur” – Intan Kieflie

Seringnya berjualan di sosial media ternyata memberikan pengalaman tersendiri terhadap Asti Kaleta yang pernah beberapa kali didatangi council secara mendadak baik berkunjung ke rumah ataupun melalui telepon. Tetapi dengan adanya nomor registrasi bisnis dan sertifikat yang dipegang, Asti tidak lagi khawatir. Malah council selalu menyarankan agar Asti meletakkan nomor registrasi tersebut di setiap iklan Dapur Bubu sehingga orang tahu dan percaya bahwa makanan dari Dapur Bubu memang aman untuk dikonsumsi karena sudah terdaftar sesuai aturan yang berlaku.

Selain itu, dengan memiliki sertifikat dan mematuhi aturan, para pelaku kuliner jadi membiasakan diri untuk mengikuti aturan seperti membersihkan area dapur dengan baik dan benar, menyediakan peralatan dapur seperti talenan dan pisau yang lebih bervariasi sesuai kebutuhan dan lain sebagainya. Hal ini penting untuk menjaga kualitas makanan kita semua.

Ibu Intan juga sempat berbagi pengalamannya menggunakan commercial kitchen sebagai dapurnya, meskipun ia merasa aman karena commercial kitchen sudah sesuai dengan standard yang diinginkan council, perlu adanya praktek dari para pengguna commercial kitchen tersebut dalam hal misalnya proses penerimaan bahan makanan dari supplier, pengolahan makanan di dapur hingga membersihkan dapur tersebut menjadi dapur yang layak pakai bersama dengan pelaku bisnis lainnya. Itu semua bisa dilakukan ketika kita mengerti betul pelajaran yang diberikan pada food handling certificate. Sangat bermanfaat dan menguntungkan bagi semua pihak.

“Kita tidak bisa memprediksi setiap perut customer kita, sehingga public liability berperan penting” – Asta Kaleta

Ketiga pembicara pada sesi berbagi info disini menekankan bahwa penting bagi kita pelaku bisnis untuk memiliki asuransi yang dikenal sebagai public liability. Public liability sendiri adalah sebuah cara untuk melindungi bisnis kita seberapa kecil atau besarnya bisnis yang mau kita jalani. Kembali kepada prinsip  di awal sebagai pelaku bisnis kuliner bahwa pelanggan adalah prioritas. Dengan public liability bukan hanya pelanggan namun juga karyawan kita akan dilindungi dari resiko-resiko yang tidak diinginkan.

Beberapa link website yang wajib dikunjungi untuk informasi lebih lanjut:

https://streatrader.health.vic.gov.au/

https://www.monash.vic.gov.au/files/assets/public/business/health-amp-safety/food-premises/setting-up-a-home-based-food-business.pdf

https://www2.health.vic.gov.au/public-health/food-safety/food-businesses/food-safety-training-skills-knowledge/food-handler-training

Atau jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut atau meminta bantuan ICAV, silahkan menghubungi email: melbourneicav@gmail.com

respon yang cukup baik dari warga Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Discover

Sponsor

spot_imgspot_img

Latest

DHANI DAN MULAN KUNJUNGI TEMAN SEKAMPUNG DI MELBOURNE

(foto: (ki-ka) Anni, Mulan, Dhani, Djung)Pertengahan Februari kemarin pentolan Republik Cinta Management yang telah menelurkan nama-nama penyanyi terkenal di Indonesia mampir untuk liburan ke...

ARUS KAS

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kelangsungan suatu bisnis. Salah satu diantaranya adalah arus kas perusahaan.Arus kas yang stabil dan handal sangat penting bagi kelangsungan...

Ada Pramuka di Perayaan 17 Agustus di Melbourne!

 Sempat menjadi pusat perhatian ketika masuk ke dalam barisan beserta peserta upacara lainnya, 10 anggota pramuka ini memang mencuri perhatian pengunjung yang hadir baik...

PERWIRA: Rayakan Ulang Tahun Ke-39 Online

Perayaan ulang tahun PERWIRA tahun ini berlangsung spesial, tatkala organisasi warga Indonesia di Victoria merayakannya secara online untuk pertama kalinya."Sebetulnya ulang tahun ini...

Melbourne Suburbs yang Sangat Terjangkau Masih Tersedia!

 Tak heran bila Melbourne dapat memperoleh gelar sebagai the most liveable city di dunia selama lima tahun terakhir. Berdasarkan The Economist Intelligence Unit, Melbourne...