Membina Hubungan Australia-Indonesia Melalui Film dan Ekonomi Kreatif

Forum Diskusi
Selasa, 23 Agustus 2016, 14:30pm-15:30pm

Moderator
Tito Ambyo (School of Media and Communication, RMIT)

Pembicara
Helen Simondson (ACMI X)
Jemma Purdey (Australia Indonesia Centre)
Tom Gleisner (Working Dog Productions)
Irving Artemas (Brainstorm Inc.)
AADC2 cast/crew

Lokasi
ACMI X, Level 4, The Australian Ballet Centre, 2 Kavanagh Street, Southbank
(akses alternatif via The Arts Centre)

Diselenggarakan dan didukung oleh ACMI X, Australia Indonesia Centre, All in Pixel, Buset Magazine, Miles Films, Australia Indonesia Youth Association, Tanahkhir Film

 

Latar Belakang 

Meskipun Australia dan Indonesia merupakan tetangga dekat, penduduk di kedua negara ini tidak begitu saling mengenal, dan hanya ada sedikit kesempatan dimana kedua pihak bisa saling berbagi cerita. Padahal, keduanya memiliki semangat dan kemampuan dalam berkarya dan bercerita, antara lain dengan film sebagai mediumnya.

Untuk pertama kalinya, ACMI X – sebuah fasilitas baru dan inovatif – menghadirkan diskusi tentang inisiatif-inisiatif perfilman yang dijalin dalam bentuk kerjasama antara Indonesia dan Australia.

Forum diskusi ini menghadirkan kru film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2) yang tercatat sebagai film terlaris di Indonesia tahun 2016 dengan lebih dari 3,6 juta penonton, penyelenggara ReelOzInd! – kompetisi film pendek Australia dan Indonesia – baik film AADC2 dan film-film hasil seleksi ReelOZInd! ditayangkan di ACMI pertengahan Juli – yang akan berdiskusi dengan para pekerja film, pendidik dan kalangan akademisi. Forum ini membahas berbagai ide dan pandangan tentang bagaimana peran film dan bentuk kesenian lainnya secara luas, dapat mempererat hubungan kedua negara.

Ada Apa Dengan Cinta (AADC) adalah film yang mendapat sambutan sangat luas dan digemari di Indonesia, saat kemunculannya 14 tahun lalu. Dua pemeran utamanya, Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra yang muncul sebagai pendatang baru di masa itu, langsung meroket namanya di kancah perfilman Indonesia. Tapi AADC bukan sekadar sebuah film box office. Ia adalah film yang paling dicintai oleh berbagai generasi di Indonesia. Dan 14 tahun kemudian, lanjutan film ini pun hadir.

Sejak dirilis bulan April lalu, AADC2 tercatat sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sejauh ini di Indonesia dan juga Malaysia di tahun 2016.

Sedangkan kompetisi dan Festival Film Pendek Australia Indonesia ReelOZInd! adalah inisiatif yang diluncurkan Australia Indonesia Centre (AIC) untuk mendorong kerjasama kreatif dan peluang untuk berbagi cerita di antara orang Indonesia dan Australia. AIC didirikan oleh Pemerintah Australia di akhir tahun 2013 untuk memfasilitasi inovasi berbasis riset dan untuk membangun hubungan yang lebih erat antara Australia dan Indonesia. AIC, yang berkedudukan di Monash University, adalah kerjasama antara Monash University, the Australian National University, CSIRO, the University of Melbourne and the University of Sydney, yang bekerja sama dengan tujuh universitas terkemuka di Indonesia.

Forum diskusi ini diikuti dengan pemutaran AADC2 di ACMI Sinema Dua. Tiket AADC2 dapat dibeli di www.acmi.net.au

ReelOzIndPoster

AIC
Info: Jemma Purdey (jemma.purdey@monash.edu)